Israel Tembaki Posisi Kelompok Pro-Iran di Dekat Dataran Tinggi Golan
Senin, 24 April 2023 - 22:01 WIB
TEL AVIV - Tentara Israel pada Senin pagi (24/4/2023) menembaki posisi milik kelompok pro-Iran di Suriah selatan dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Laporan itu diungkap badan pemantau perang. Itu menjadi pengeboman kedua dalam beberapa hari.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan "pasukan darat Israel" membombardir satu lokasi di pinggiran Quneitra di mana pejuang dari Perlawanan Suriah untuk Membebaskan Golan berada.
Lembaga itu tidak melaporkan adanya korban dari penembakan Israel itu.
Kelompok terkait Hizbullah yang didukung Iran itu dibentuk untuk melancarkan serangan di zona pendudukan Israel.
Media pemerintah Suriah tidak melaporkan pengeboman tersebut, tetapi dua media lokal yang dekat dengan pemerintah melaporkan "agresi Israel" yang menargetkan pinggiran Quneitra.
“Tentara Israel telah membom posisi di pedesaan Quneitra pada 18 April,” ungkap laporan Observatorium.
Serangan itu menargetkan daerah di mana kelompok yang terkait dengan Iran hadir, juga tanpa melaporkan adanya korban.
Awal bulan ini, di tengah meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut, Israel melancarkan serangan ke Suriah setelah beberapa roket ditembakkan dari sana dan mendarat di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Wilayah seluas 1.200 kilometer persegi itu dipatroli oleh tentara Israel dan berbatasan dengan Lebanon. Daerah itu direbut Israel dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967.
Israel kemudian mencaploknya dalam langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Selama lebih dari satu dekade perang saudara di Suriah, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di wilayahnya, terutama menargetkan pasukan yang didukung Iran dan pejuang Hizbullah Lebanon serta posisi tentara Suriah.
Meski Israel jarang mengomentari serangan yang dilakukannya di Suriah, Israel telah berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya Iran memperluas jejaknya di negara yang dilanda perang itu.
Tentara Suriah mendapatkan kembali kendali atas bagian selatan Quneitra pada pertengahan 2018, lima tahun setelah pejuang oposisi menguasainya.
Laporan itu diungkap badan pemantau perang. Itu menjadi pengeboman kedua dalam beberapa hari.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan "pasukan darat Israel" membombardir satu lokasi di pinggiran Quneitra di mana pejuang dari Perlawanan Suriah untuk Membebaskan Golan berada.
Lembaga itu tidak melaporkan adanya korban dari penembakan Israel itu.
Kelompok terkait Hizbullah yang didukung Iran itu dibentuk untuk melancarkan serangan di zona pendudukan Israel.
Media pemerintah Suriah tidak melaporkan pengeboman tersebut, tetapi dua media lokal yang dekat dengan pemerintah melaporkan "agresi Israel" yang menargetkan pinggiran Quneitra.
“Tentara Israel telah membom posisi di pedesaan Quneitra pada 18 April,” ungkap laporan Observatorium.
Serangan itu menargetkan daerah di mana kelompok yang terkait dengan Iran hadir, juga tanpa melaporkan adanya korban.
Awal bulan ini, di tengah meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut, Israel melancarkan serangan ke Suriah setelah beberapa roket ditembakkan dari sana dan mendarat di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Wilayah seluas 1.200 kilometer persegi itu dipatroli oleh tentara Israel dan berbatasan dengan Lebanon. Daerah itu direbut Israel dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967.
Israel kemudian mencaploknya dalam langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Selama lebih dari satu dekade perang saudara di Suriah, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di wilayahnya, terutama menargetkan pasukan yang didukung Iran dan pejuang Hizbullah Lebanon serta posisi tentara Suriah.
Meski Israel jarang mengomentari serangan yang dilakukannya di Suriah, Israel telah berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya Iran memperluas jejaknya di negara yang dilanda perang itu.
Tentara Suriah mendapatkan kembali kendali atas bagian selatan Quneitra pada pertengahan 2018, lima tahun setelah pejuang oposisi menguasainya.
(sya)
tulis komentar anda