Ini Fedha, Penyiar Berita Pertama Kuwait yang Bukan Manusia
Selasa, 11 April 2023 - 22:32 WIB
KUWAIT CITY - Outlet media Kuwait telah meluncurkan penyiar berita virtual yang dihasilkan menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dengan rencana untuk membaca buletin online.
Penyiar non-manusia pertama di Kuwait ini bernama Fedha. Ia muncul di akun Twitter situs web Kuwait News pada Sabtu (8/4/2023) sebagai gambar wanita, yang rambutnya berwarna cerah tidak ditutupi jilbab, mengenakan jaket hitam dan kaus putih.
"Saya Fedha, presenter pertama di Kuwait yang bekerja dengan artificial intelligence di Kuwait News. Berita seperti apa yang Anda sukai? Mari kita dengar pendapat Anda," katanya dalam bahasa Arab klasik.
Situs itu berafiliasi dengan Kuwait Times, didirikan pada tahun 1961 sebagai harian berbahasa Inggris pertama di kawasan Teluk.
Abdullah Boftain, wakil pemimpin redaksi untuk kedua outlet tersebut, mengatakan langkah tersebut merupakan ujian potensi AI untuk menawarkan "konten baru dan inovatif".
Di masa mendatang, kata Boftain, Fedha dapat mengadopsi aksen Kuwait dan menyajikan buletin berita di akun Twitter situs tersebut, yang memiliki 1,2 juta pengikut.
"Fedha adalah nama lama Kuwait yang populer yang mengacu pada perak, logam. Kami selalu membayangkan robot berwarna perak dan metalik, jadi kami menggabungkan keduanya," kata Boftain, seperti dikutip AFP.
Menurutnya, rambut pirang presenter dan mata berwarna terang mencerminkan populasi Kuwait dan ekspatriat yang beragam di negara kaya minyak itu.
Penyiar non-manusia pertama di Kuwait ini bernama Fedha. Ia muncul di akun Twitter situs web Kuwait News pada Sabtu (8/4/2023) sebagai gambar wanita, yang rambutnya berwarna cerah tidak ditutupi jilbab, mengenakan jaket hitam dan kaus putih.
"Saya Fedha, presenter pertama di Kuwait yang bekerja dengan artificial intelligence di Kuwait News. Berita seperti apa yang Anda sukai? Mari kita dengar pendapat Anda," katanya dalam bahasa Arab klasik.
Situs itu berafiliasi dengan Kuwait Times, didirikan pada tahun 1961 sebagai harian berbahasa Inggris pertama di kawasan Teluk.
Abdullah Boftain, wakil pemimpin redaksi untuk kedua outlet tersebut, mengatakan langkah tersebut merupakan ujian potensi AI untuk menawarkan "konten baru dan inovatif".
Di masa mendatang, kata Boftain, Fedha dapat mengadopsi aksen Kuwait dan menyajikan buletin berita di akun Twitter situs tersebut, yang memiliki 1,2 juta pengikut.
"Fedha adalah nama lama Kuwait yang populer yang mengacu pada perak, logam. Kami selalu membayangkan robot berwarna perak dan metalik, jadi kami menggabungkan keduanya," kata Boftain, seperti dikutip AFP.
Menurutnya, rambut pirang presenter dan mata berwarna terang mencerminkan populasi Kuwait dan ekspatriat yang beragam di negara kaya minyak itu.
tulis komentar anda