Pria Berkampak Serbu Tempat Penitipan Anak, Bunuh 4 Anak
Kamis, 06 April 2023 - 00:25 WIB
RIO DE JANEIRO - Seorang pria dengan kapak melompati tembok dan menyerbu pusat penitipan anak di Brasil, Rabu (5/4/2023). Aksinya itu menewaskan empat anak dan melukai sedikitnya lima lainnya, kata pihak berwenang.
Pelaku kemudian menyerahkan diri ke kantor polisi. Pelaku tampaknya tidak memiliki hubungan apa pun dengan tempat tersebut, yang menawarkan layanan penitipan anak, pendidikan prasekolah, dan kegiatan setelah sekolah.
"Korban tewas berusia antara 5 dan 7 tahun," kata pihak berwenang seperti dikutip dari AP, Kamis (6/4/2023).
Detektif polisi yang memimpin penyelidikan, Ronnie Esteves mengatakan, pihak berwenang sedang mencari motifnya.
Gambar yang disiarkan di jaringan televisi menunjukkan orang tua yang menangis di luar pusat penitipan anak swasta bernama Cantinho do Bom Pastor. Menurut afiliasi lokal jaringan televisi Globo, serangan itu terjadi di taman bermain. NSC menunjukkan foto tersangka dengan kepala dicukur habis. Polisi belum memastikan identitasnya.
Walikota Blumenau, sebuah kota di Brasil selatan dekat pantai Atlantik, Mario Hildebrandt, menangguhkan kelas dan mengatakan akan mengumumkan masa berkabung selama 30 hari. Pemerintah negara bagian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rumor yang beredar di media sosial tentang potensi serangan lainnya adalah salah.
Walikota mengatakan lima anak yang terluka dibawa ke rumah sakit. Salah satunya dalam kondisi serius.
Serangan sekolah di Brasil telah terjadi dengan frekuensi yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir. Pekan lalu, seorang siswa di Sao Paulo menikam seorang guru dan melukai beberapa orang lainnya di Sao Paulo.
Brasil telah melihat setidaknya satu serangan terakhir di pusat penitipan anak. Serangan itu juga terjadi di negara bagian Santa Catarina, pada 2021, ketika seorang penyerang menggunakan belati untuk membunuh tiga anak di bawah usia 2 tahun dan dua orang dewasa.
Dari tahun 2000 hingga 2022, 16 serangan atau episode kekerasan terjadi di sekolah, empat di antaranya terjadi pada paruh kedua tahun lalu, menurut laporan dari para peneliti yang dipimpin oleh Daniel Cara, seorang profesor pendidikan di Universitas Sao Paulo. Para peneliti menyiapkan laporan untuk pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
“Tidak ada rasa sakit yang lebih besar daripada keluarga yang kehilangan anak atau cucunya, terlebih lagi dalam tindakan kekerasan terhadap anak-anak yang tidak bersalah dan tidak berdaya,” tulis Lula, di akun Twitternya.
“Pikiran dan doa saya adalah keluarga para korban dan komunitas Blumenau dalam menghadapi keburukan yang terjadi,” imbuhnya.
Blumenau, kota berpenduduk 366.000 orang, terkenal dengan festival Oktoberfest tahunannya.
Lihat Juga: Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
Pelaku kemudian menyerahkan diri ke kantor polisi. Pelaku tampaknya tidak memiliki hubungan apa pun dengan tempat tersebut, yang menawarkan layanan penitipan anak, pendidikan prasekolah, dan kegiatan setelah sekolah.
"Korban tewas berusia antara 5 dan 7 tahun," kata pihak berwenang seperti dikutip dari AP, Kamis (6/4/2023).
Detektif polisi yang memimpin penyelidikan, Ronnie Esteves mengatakan, pihak berwenang sedang mencari motifnya.
Gambar yang disiarkan di jaringan televisi menunjukkan orang tua yang menangis di luar pusat penitipan anak swasta bernama Cantinho do Bom Pastor. Menurut afiliasi lokal jaringan televisi Globo, serangan itu terjadi di taman bermain. NSC menunjukkan foto tersangka dengan kepala dicukur habis. Polisi belum memastikan identitasnya.
Walikota Blumenau, sebuah kota di Brasil selatan dekat pantai Atlantik, Mario Hildebrandt, menangguhkan kelas dan mengatakan akan mengumumkan masa berkabung selama 30 hari. Pemerintah negara bagian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rumor yang beredar di media sosial tentang potensi serangan lainnya adalah salah.
Walikota mengatakan lima anak yang terluka dibawa ke rumah sakit. Salah satunya dalam kondisi serius.
Serangan sekolah di Brasil telah terjadi dengan frekuensi yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir. Pekan lalu, seorang siswa di Sao Paulo menikam seorang guru dan melukai beberapa orang lainnya di Sao Paulo.
Brasil telah melihat setidaknya satu serangan terakhir di pusat penitipan anak. Serangan itu juga terjadi di negara bagian Santa Catarina, pada 2021, ketika seorang penyerang menggunakan belati untuk membunuh tiga anak di bawah usia 2 tahun dan dua orang dewasa.
Dari tahun 2000 hingga 2022, 16 serangan atau episode kekerasan terjadi di sekolah, empat di antaranya terjadi pada paruh kedua tahun lalu, menurut laporan dari para peneliti yang dipimpin oleh Daniel Cara, seorang profesor pendidikan di Universitas Sao Paulo. Para peneliti menyiapkan laporan untuk pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
“Tidak ada rasa sakit yang lebih besar daripada keluarga yang kehilangan anak atau cucunya, terlebih lagi dalam tindakan kekerasan terhadap anak-anak yang tidak bersalah dan tidak berdaya,” tulis Lula, di akun Twitternya.
“Pikiran dan doa saya adalah keluarga para korban dan komunitas Blumenau dalam menghadapi keburukan yang terjadi,” imbuhnya.
Blumenau, kota berpenduduk 366.000 orang, terkenal dengan festival Oktoberfest tahunannya.
Lihat Juga: Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
(ian)
tulis komentar anda