Mengenal Muslim Hui yang Diidentifikasi China sebagai Ancaman
Senin, 27 Maret 2023 - 13:44 WIB
Muslim Hui juga menggunakan bahasa Mandarin dan menganggapnya sebagai "Bahasa Ibu". Selain itu, mereka juga telah mulai melakukan asimilasi dengan suku Han (Suku asli China).
Masjid-masjid mereka, perpaduan harmonis antara arsitektur dinasti China tradisional dengan motif Islam, adalah manifestasi sempurna dari asimilasi muslim Hui.
Membaurnya etnis inilah yang membuatnya berbeda dengan Uighur yang lebih tertutup. Hal inilah yang membuat Uighur diidentifikasi sebagai kaum “teroris” dan dijauhi oleh suku asli China.
Meski telah berbaur dan mendapat kepercayaan dari publik sekitar, tak lantas membuat jalan umat muslim Hui lancar untuk tetap menjalankan ajaran dan kepercayaan mereka.
Muslim Hui kerap kali mendapat perlakuan diskriminatif terutama terkait aturan tentang hal-hal berbau keagamaan dari pemerintah Beijing.
Misalnya saja seperti aturan puasa di bulan Ramadhan di atas. Pemberlakuan aturan yang berkaitan dengan kebebasan beragama tersebut rupanya bukanlah yang pertama kali.
Dilansir dari Eurasian Times, di tahun 2018, China sempat memberlakukan gerakan anti-Islam yang membuat muslim Hui tak dapat beribadah di masjid di hari Jumat. Tujuan diberlakukannya aturan ini kala itu adalah untuk mengekang pertumbuhan "Islamisasi" dan "Arabisasi".
Setahun setelahnya, etnis muslim Hui mulai takut akan diperlakukan seperti Uighur.
Masjid-masjid mereka, perpaduan harmonis antara arsitektur dinasti China tradisional dengan motif Islam, adalah manifestasi sempurna dari asimilasi muslim Hui.
Membaurnya etnis inilah yang membuatnya berbeda dengan Uighur yang lebih tertutup. Hal inilah yang membuat Uighur diidentifikasi sebagai kaum “teroris” dan dijauhi oleh suku asli China.
Meski telah berbaur dan mendapat kepercayaan dari publik sekitar, tak lantas membuat jalan umat muslim Hui lancar untuk tetap menjalankan ajaran dan kepercayaan mereka.
Muslim Hui kerap kali mendapat perlakuan diskriminatif terutama terkait aturan tentang hal-hal berbau keagamaan dari pemerintah Beijing.
Misalnya saja seperti aturan puasa di bulan Ramadhan di atas. Pemberlakuan aturan yang berkaitan dengan kebebasan beragama tersebut rupanya bukanlah yang pertama kali.
Dilansir dari Eurasian Times, di tahun 2018, China sempat memberlakukan gerakan anti-Islam yang membuat muslim Hui tak dapat beribadah di masjid di hari Jumat. Tujuan diberlakukannya aturan ini kala itu adalah untuk mengekang pertumbuhan "Islamisasi" dan "Arabisasi".
Setahun setelahnya, etnis muslim Hui mulai takut akan diperlakukan seperti Uighur.
(min)
tulis komentar anda