Iran Tangkap Puluhan Demonstran Anti Pemerintah
Sabtu, 18 Juli 2020 - 19:14 WIB
TEHERAN - Iran menangkap sekitar 30 orang setelah aksi protes anti pemerintah yang meletus di kota barat daya Behbahan pada hari Kamis. Demikian laporan Kantor Berita Aktivis HAM Iran (HRANA) .
Aksi protes pecah di Behbahan, provinsi Khuzestan yang kaya minyak pada hari Kamis. Menurut video yang dibagikan di media sosial, demonstran menuntut penggulingan rezim.
Para pengunjuk rasa menyerang ulama penguasa Iran, meneriakkan "kami tidak ingin rezim ulama" dan "ulama harus turun."
"Pihak berwenang menangkap sekitar 30 orang di Behbahan pada Kamis malam dan Jumat pagi," kata kelompok HAM Iran HRANA seperti dilansir dari Al Arabiya, Sabtu (18/7/2020).
Menurut HRANA, salah satu demonstran yang ditahan adalah Farzaneh Ansarifar, yang saudaranya Farzad Ansarifar adalah salah satu pengunjuk rasa yang terbunuh di Behbahan selama protes November 2019.
Protes anti-pemerintah pecah di Iran pada November 2019 setelah pemerintah memperkenalkan penjatahan bensin dan kenaikan harga. Ribuan orang ditangkap dan sekitar 1.500 orang Iran tewas oleh pasukan keamanan, menurut laporan Reuters.
Aksi protes terbaru ini pecah setelah muncul kampanye yang viral di Twitter pada Selasa lalu terkait keputusan pengadilan Iran untuk menegakkan hukuman mati tiga pemrotes yang ditangkap dan dijatuhi hukuman mati setelah protes November lalu. (Baca: Iran Bakal Eksekusi Mati 3 Demonstran, Didakwa Memusuhi Tuhan )
Iran berjanji pada hari Jumat untuk menangani "dengan tegas" aksi protes lebih lanjut.
Polisi mendesak orang-orang dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat untuk menahan diri dari pertemuan apa pun yang dapat memberikan alasan bagi gerakan kontra-revolusioner, menuduh "musuh-musuh" Iran yang memicu ketidakpuasan. (Baca: Trump Desak Iran Batalkan Eksekusi 3 Demonstran )
Aksi protes pecah di Behbahan, provinsi Khuzestan yang kaya minyak pada hari Kamis. Menurut video yang dibagikan di media sosial, demonstran menuntut penggulingan rezim.
Para pengunjuk rasa menyerang ulama penguasa Iran, meneriakkan "kami tidak ingin rezim ulama" dan "ulama harus turun."
"Pihak berwenang menangkap sekitar 30 orang di Behbahan pada Kamis malam dan Jumat pagi," kata kelompok HAM Iran HRANA seperti dilansir dari Al Arabiya, Sabtu (18/7/2020).
Menurut HRANA, salah satu demonstran yang ditahan adalah Farzaneh Ansarifar, yang saudaranya Farzad Ansarifar adalah salah satu pengunjuk rasa yang terbunuh di Behbahan selama protes November 2019.
Protes anti-pemerintah pecah di Iran pada November 2019 setelah pemerintah memperkenalkan penjatahan bensin dan kenaikan harga. Ribuan orang ditangkap dan sekitar 1.500 orang Iran tewas oleh pasukan keamanan, menurut laporan Reuters.
Aksi protes terbaru ini pecah setelah muncul kampanye yang viral di Twitter pada Selasa lalu terkait keputusan pengadilan Iran untuk menegakkan hukuman mati tiga pemrotes yang ditangkap dan dijatuhi hukuman mati setelah protes November lalu. (Baca: Iran Bakal Eksekusi Mati 3 Demonstran, Didakwa Memusuhi Tuhan )
Iran berjanji pada hari Jumat untuk menangani "dengan tegas" aksi protes lebih lanjut.
Polisi mendesak orang-orang dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat untuk menahan diri dari pertemuan apa pun yang dapat memberikan alasan bagi gerakan kontra-revolusioner, menuduh "musuh-musuh" Iran yang memicu ketidakpuasan. (Baca: Trump Desak Iran Batalkan Eksekusi 3 Demonstran )
(ber)
tulis komentar anda