Imbalan Normalisasi dengan Israel, Arab Saudi Disebut Minta Energi Nuklir pada AS
Selasa, 14 Maret 2023 - 08:46 WIB
RIYADH - Arab Saudi dilaporkan meminta sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi Amerika Serikat (AS) sebagai imbalan atas normalisasi hubungannya dengan Israel.
Menurut New York Times (NYT), Arab Saudi telah mengatakan mereka berpotensi menormalkan hubungan dengan Israel jika AS memberikan jaminan keamanan, bantuan dalam program nuklir sipil, dan pencabutan pembatasan penjualan senjata ke kerajaan tersebut.
Niat dan syarat tersebut dilaporkan dikomunikasikan ke Washington oleh pejabat senior Saudi tahun lalu, ketika mereka berbicara dengan pakar kebijakan di AS seperti anggota Washington Institute for Near East Policy, wadah pemikir pro-Israel yang mengunjungi Riyadh pada bulan Oktober.
Robert Satloff, direktur eksekutif institut tersebut dan anggota delegasi yang berkunjung, kemudian menulis dalam laporan bahwa para pemimpin senior Saudi pada saat itu "mencatat dengan pahit apa yang mereka yakini sebagai ketidakpedulian AS terhadap masalah keamanan Saudi."
NYT mengutip dua sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut, yang mengatakan negosiasi Amerika dipimpin oleh koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Brett McGurk, serta pembantu utama Presiden Joe Biden untuk masalah energi global Amos Hochstein.
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dilaporkan awalnya memainkan peran langsung dalam negosiasi, tetapi baru-baru ini mereka diambil alih oleh Duta Besar Saudi di Washington Putri Reema binti Bandar Al Saud.
Baik AS maupun Arab Saudi belum mengomentari pengungkapan tersebut, tetapi analis telah mencatat bahwa jika Biden dan pemerintahannya bersedia memenuhi tuntutan tersebut, Kongres AS kemungkinan akan menjadi batu sandungan utama.
Menurut New York Times (NYT), Arab Saudi telah mengatakan mereka berpotensi menormalkan hubungan dengan Israel jika AS memberikan jaminan keamanan, bantuan dalam program nuklir sipil, dan pencabutan pembatasan penjualan senjata ke kerajaan tersebut.
Niat dan syarat tersebut dilaporkan dikomunikasikan ke Washington oleh pejabat senior Saudi tahun lalu, ketika mereka berbicara dengan pakar kebijakan di AS seperti anggota Washington Institute for Near East Policy, wadah pemikir pro-Israel yang mengunjungi Riyadh pada bulan Oktober.
Robert Satloff, direktur eksekutif institut tersebut dan anggota delegasi yang berkunjung, kemudian menulis dalam laporan bahwa para pemimpin senior Saudi pada saat itu "mencatat dengan pahit apa yang mereka yakini sebagai ketidakpedulian AS terhadap masalah keamanan Saudi."
Baca Juga
NYT mengutip dua sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut, yang mengatakan negosiasi Amerika dipimpin oleh koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Brett McGurk, serta pembantu utama Presiden Joe Biden untuk masalah energi global Amos Hochstein.
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dilaporkan awalnya memainkan peran langsung dalam negosiasi, tetapi baru-baru ini mereka diambil alih oleh Duta Besar Saudi di Washington Putri Reema binti Bandar Al Saud.
Baik AS maupun Arab Saudi belum mengomentari pengungkapan tersebut, tetapi analis telah mencatat bahwa jika Biden dan pemerintahannya bersedia memenuhi tuntutan tersebut, Kongres AS kemungkinan akan menjadi batu sandungan utama.
Lihat Juga :
tulis komentar anda