Astronom Jepang Rekam Kilatan Mirip Bom di Bulan, Ledakan Apa?
Senin, 13 Maret 2023 - 20:09 WIB
TOKYO - Astronom Jepang sekaligus kurator Museum Kota Hiratsuka, Daichi Fujii, berhasil merekam kilatan mirip bom di permukaan bulan. Ledakan apakah itu?
Menurut Fujii, rekaman video itu mengabadikan jatuhnya meteorit di permukaan bulan, yang menyebabkan kilatan singkat mirip ledakan bom pada satelit Bumi itu.
Meteorit menuju Bumi setiap hari, sebagian besar dari meteorit itu terbakar habis saat memasuki atmosfer.
Namun, bulan hanya memiliki eksosfer yang sangat tipis, yang berarti meteor lebih sering bertabrakan dengan permukaan bulan dan menciptakan ledakan seperti rekaman video itu.
Waktu kilatan tercatat pada 20:14:30.8 Waktu Standar Jepang (11:14:30.8 GMT) pada 23 Februari. “Meteorit itu tampaknya jatuh di dekat kawah Ideler L, sedikit di barat laut Kawah Pitiscus,” ungkap Fujii.
Menurut astronom, kawah yang baru terbentuk bisa berdiameter sekitar 12 meter dan pembentukannya dapat dikonfirmasi oleh Lunar Reconnaissance Orbiter NASA atau wahana antariksa Chandrayaan 2 India.
Meteorit terbang dengan kecepatan rata-rata sekitar 48.000 kilometer per jam atau 13,4 kilometer per detik.
Dampak kecepatan tinggi mereka menghasilkan panas yang hebat, menciptakan kawah dan memancarkan kilatan cahaya yang tampak terang.
Tabrakan dengan bulan dapat dilihat dari Bumi jika meteor tersebut berukuran cukup besar dan terjadi di area yang menghadap Bumi pada malam bulan.
Menurut Fujii, rekaman video itu mengabadikan jatuhnya meteorit di permukaan bulan, yang menyebabkan kilatan singkat mirip ledakan bom pada satelit Bumi itu.
Meteorit menuju Bumi setiap hari, sebagian besar dari meteorit itu terbakar habis saat memasuki atmosfer.
Namun, bulan hanya memiliki eksosfer yang sangat tipis, yang berarti meteor lebih sering bertabrakan dengan permukaan bulan dan menciptakan ledakan seperti rekaman video itu.
Waktu kilatan tercatat pada 20:14:30.8 Waktu Standar Jepang (11:14:30.8 GMT) pada 23 Februari. “Meteorit itu tampaknya jatuh di dekat kawah Ideler L, sedikit di barat laut Kawah Pitiscus,” ungkap Fujii.
Menurut astronom, kawah yang baru terbentuk bisa berdiameter sekitar 12 meter dan pembentukannya dapat dikonfirmasi oleh Lunar Reconnaissance Orbiter NASA atau wahana antariksa Chandrayaan 2 India.
Meteorit terbang dengan kecepatan rata-rata sekitar 48.000 kilometer per jam atau 13,4 kilometer per detik.
Dampak kecepatan tinggi mereka menghasilkan panas yang hebat, menciptakan kawah dan memancarkan kilatan cahaya yang tampak terang.
Tabrakan dengan bulan dapat dilihat dari Bumi jika meteor tersebut berukuran cukup besar dan terjadi di area yang menghadap Bumi pada malam bulan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda