Kapal Pesiar Angkut Bom untuk Ledakkan Pipa Nord Stream
Kamis, 09 Maret 2023 - 13:07 WIB
BERLIN - Pihak berwenang Jerman menggeledah satu kapal pada Januari yang mereka curigai mengangkut bahan peledak sebelum pengeboman pipa Nord Stream pada September tahun lalu.
Kantor Kejaksaan Jerman mengungkapkan laporan itu pada Rabu (8/3/2023). Seorang juru bicara Kantor Kejaksaan Federal mengkonfirmasi penggeledahan telah dilakukan awal tahun ini.
Dia menambahkan, pihak berwenang masih mengevaluasi barang-barang yang disita. “Identitas orang-orang yang diduga terkait dengan penyewaan kapal, serta motif potensial mereka, masih belum jelas,” ungkap pejabat tersebut, seperti dikutip media Jerman.
Pada Selasa, penyiar negara Jerman ARD, radio SWR dan surat kabar Die Zeit mengklaim penyelidik yang menyelidiki insiden tersebut telah menemukan kapal pesiar yang dilaporkan digunakan dalam serangan itu milik perusahaan Polandia yang "tampaknya dimiliki dua orang Ukraina."
Menurut Die Zeit, satu “operasi rahasia” untuk menghancurkan jaringan pipa dilakukan tim yang terdiri dari enam orang yakni lima pria dan satu wanita.
“Kebangsaan mereka tidak diketahui,” papar surat kabar itu, karena mereka menggunakan paspor palsu untuk menyewa kapal.
Publikasi tersebut juga menyatakan pihak berwenang telah meninjau informasi yang mungkin menunjukkan "kelompok pro-Ukraina" bertanggung jawab.
Kantor Kejaksaan Jerman mengungkapkan laporan itu pada Rabu (8/3/2023). Seorang juru bicara Kantor Kejaksaan Federal mengkonfirmasi penggeledahan telah dilakukan awal tahun ini.
Dia menambahkan, pihak berwenang masih mengevaluasi barang-barang yang disita. “Identitas orang-orang yang diduga terkait dengan penyewaan kapal, serta motif potensial mereka, masih belum jelas,” ungkap pejabat tersebut, seperti dikutip media Jerman.
Pada Selasa, penyiar negara Jerman ARD, radio SWR dan surat kabar Die Zeit mengklaim penyelidik yang menyelidiki insiden tersebut telah menemukan kapal pesiar yang dilaporkan digunakan dalam serangan itu milik perusahaan Polandia yang "tampaknya dimiliki dua orang Ukraina."
Menurut Die Zeit, satu “operasi rahasia” untuk menghancurkan jaringan pipa dilakukan tim yang terdiri dari enam orang yakni lima pria dan satu wanita.
“Kebangsaan mereka tidak diketahui,” papar surat kabar itu, karena mereka menggunakan paspor palsu untuk menyewa kapal.
Publikasi tersebut juga menyatakan pihak berwenang telah meninjau informasi yang mungkin menunjukkan "kelompok pro-Ukraina" bertanggung jawab.
tulis komentar anda