Rusia Patut Waspada, AS Pasok Ukraina dengan Bom Pintar JDAM
Selasa, 07 Maret 2023 - 23:09 WIB
WASHINGTON - Angkatan Udara Ukraina sekarang dapat mengunakan bom pintar Joint Direct Attack Munition-Extended Range, atau JDAM-ER, melawan pasukan Rusia. Hal itu diungkapkan perwira tinggi Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) di Eropa.
“Baru-baru ini, kami baru saja mendapatkan beberapa amunisi presisi (ke Ukraina) yang memiliki jangkauan yang lebih jauh dan sedikit lebih jauh dari bom jatuh gravitasi dan memiliki (panduan) presisi,” kata Jenderal Angkatan Udara AS, James Hecker, Kepala Angkatan Udara AS di Eropa (USAFE), serta Komando Udara Sekutu NATO dan Angkatan Udara AS Afrika (AFAFRICA).
"Itu adalah kemampuan baru-baru ini yang mungkin dapat kami berikan kepada mereka dalam tiga minggu terakhir," imbuhnya seperti dikutip dari The War Zone, Selasa (7/3/2023).
Ia lebih lanjut mengkonfirmasi bahwa ia secara khusus berbicra tentang JDAM-ER.
Namun, konfigurasi yang tepat dari JDAM-ER yang telah diterima oleh Ukraina sejauh ini masih belum jelas. Tidak diketahui juga platform apa yang digunakan pasukan Ukraina untuk menggunakan senjata-senjata ini.
Hecker juga menekankan bahwa jumlah total JDAM-ER yang dimiliki Ukraina saat ini terbatas.
"Mereka memiliki (jumlah yang) cukup untuk melakukan beberapa serangan," ujarnya.
Hecker secara khusus mencatat bahwa JDAM-ER memberi pasukan Ukraina kemampuan untuk mencapai target yang sama sekali baru yang mungkin berada di luar jangkauan peluncur senjata udara dan sistem berbasis darat yang ada, termasuka sistem roket HIMARS yang dipasok AS serta varian turunan dari M270 Multiple Launch Rocket System (MLRS) yang disediakan oleh negara lain.
Kepala USAFE mengakui bahwa keadaan yang dihadapai Angkatan Udara Ukraina saat ini dapat mencegah JDAM-ER digunakan secara maksimal.
"Saya tidak ingin masuk ke taktik yang tepat ... tapi jelas, semakin rendah Anda, dan semakin jauh dari permukaan ke rudal udara yang dapat mendeteksi Anda karena lengkungan bumi mempengaruhi seberapa jauh bom tersebut dapat melakukan perjalanan," jelas Jenderal Hecker.
"Ada taktik di mana Anda bisa turun dan melakukan beberapa hal dan kembali," pungkasnya.
Konfirmasi kepala USAFE bahwa pasukan Ukraina menerjunkan JDAM-ER datang karena spekulasi telah berkembang bahwa beberapa video yang muncul di media sosial dalam beberapa hari terakhir dapat menunjukkan contoh penggunaan senjata ini.
“Baru-baru ini, kami baru saja mendapatkan beberapa amunisi presisi (ke Ukraina) yang memiliki jangkauan yang lebih jauh dan sedikit lebih jauh dari bom jatuh gravitasi dan memiliki (panduan) presisi,” kata Jenderal Angkatan Udara AS, James Hecker, Kepala Angkatan Udara AS di Eropa (USAFE), serta Komando Udara Sekutu NATO dan Angkatan Udara AS Afrika (AFAFRICA).
"Itu adalah kemampuan baru-baru ini yang mungkin dapat kami berikan kepada mereka dalam tiga minggu terakhir," imbuhnya seperti dikutip dari The War Zone, Selasa (7/3/2023).
Ia lebih lanjut mengkonfirmasi bahwa ia secara khusus berbicra tentang JDAM-ER.
Namun, konfigurasi yang tepat dari JDAM-ER yang telah diterima oleh Ukraina sejauh ini masih belum jelas. Tidak diketahui juga platform apa yang digunakan pasukan Ukraina untuk menggunakan senjata-senjata ini.
Hecker juga menekankan bahwa jumlah total JDAM-ER yang dimiliki Ukraina saat ini terbatas.
"Mereka memiliki (jumlah yang) cukup untuk melakukan beberapa serangan," ujarnya.
Hecker secara khusus mencatat bahwa JDAM-ER memberi pasukan Ukraina kemampuan untuk mencapai target yang sama sekali baru yang mungkin berada di luar jangkauan peluncur senjata udara dan sistem berbasis darat yang ada, termasuka sistem roket HIMARS yang dipasok AS serta varian turunan dari M270 Multiple Launch Rocket System (MLRS) yang disediakan oleh negara lain.
Kepala USAFE mengakui bahwa keadaan yang dihadapai Angkatan Udara Ukraina saat ini dapat mencegah JDAM-ER digunakan secara maksimal.
"Saya tidak ingin masuk ke taktik yang tepat ... tapi jelas, semakin rendah Anda, dan semakin jauh dari permukaan ke rudal udara yang dapat mendeteksi Anda karena lengkungan bumi mempengaruhi seberapa jauh bom tersebut dapat melakukan perjalanan," jelas Jenderal Hecker.
"Ada taktik di mana Anda bisa turun dan melakukan beberapa hal dan kembali," pungkasnya.
Konfirmasi kepala USAFE bahwa pasukan Ukraina menerjunkan JDAM-ER datang karena spekulasi telah berkembang bahwa beberapa video yang muncul di media sosial dalam beberapa hari terakhir dapat menunjukkan contoh penggunaan senjata ini.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda