Ukraina Minta Bom Cluster Terlarang MK-20 Amerika untuk Habisi Tentara Rusia

Selasa, 07 Maret 2023 - 08:53 WIB
loading...
Ukraina Minta Bom Cluster...
Ukraina minta bom cluster terlarang MK-20 dari Amerika Serikat untuk menumpas tentara Rusia. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Ukraina telah meminta bom cluster terlarang, MK-20, dari Amerika Serikat (AS) untuk menumpas tentara Rusia di medan pertempuran.

Permintaan Kiev itu diungkap dua legislator Amerika, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, Selasa (7/3/2023).

Menurut para legislator Amerika, militer Kiev ingin menjatuhkan bom yang dilarang oleh dunia internasional dari pesawat tak berawak dengan target pasukan Moskow.

Kiev telah mendesak para anggota Kongres untuk menekan Gedung Putih supaya menyetujui pengiriman senjata tersebut. Namun belum diketahui apakah pemerintahan Joe Biden akan menyetujuinya permintaan senjata kontroversial tersebut.



Bom cluster, yang dilarang oleh lebih dari 120 negara, biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas. Penggunaan senjata ini juga mengancam kehidupan warga sipil.

Dua anggota Parlemen AS, Jason Crow dan Adam Smith—yang bertugas di Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)—mengatakan Ukraina sedang mencari MK-20, sebuah bom cluster yang dikirim dari udara untuk melepaskan bahan peledak individualnya dari drone.

Menurut mereka, itu adalah permintaan tambahan setelah peluru cluster artileri 155 mm yang sebelumnya telah diminta Kiev.

Mereka mengatakan para pejabat Ukraina mendesak legislator AS pada Konferensi Keamanan Munich bulan lalu agar menekan Gedung Putih.

Sementara itu, pertempuran sengit antara pasukan Moskow dan Kiev masih berlangsung di kota Bakhmut. Washington telah meremahkan bahwa jatuhnya kota itu ke tangan Moskow itu tidak akan memberikan momentum Rusia dalam perang.

Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan presiden telah mendiskusikan situasi kota Bakhmut dengan Kepala Staf Umum dan komandan pasukan darat. "Yang keduanya telah berbicara untuk melanjutkan operasi pertahanan dan memperkuat posisi lebih lanjut di Bakhmut," kata kantor tersebut.

Volodymyr Nazarenko, seorang komandan Ukraina di Bakhmut, mengatakan tidak ada perintah untuk mundur dan pasukan pertahanan bertahan meskipun dalam kondisi yang dia sebut "neraka".
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1825 seconds (0.1#10.140)