Estonia: Hanya NATO atau Senjata Nuklir yang Bisa Selamatkan Ukraina dari Rusia

Jum'at, 03 Maret 2023 - 07:21 WIB
Estonia beranggapan hanya NATO atau senjata nuklir yang bisa menyelamatkan Ukraina dari Rusia. Foto/Michael Peterson/US Air Force/REUTERS
TALLIN - Estonia beranggapan hanya NATO atau senjata nuklir yang bisa menyelamatkan Ukraina dari Rusia . Negara Baltik tersebut minta aliansi tidak mengabaikan ambisi aksesi Kiev.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu. Dia mendesak sekutu-sekutu NATO untuk tidak mengecualikan Ukraina dari aliansi transnasional tersebut dengan imbalan perdamaian dengan Rusia, memperingatkan bahwa hal itu akan membuat Ukraina terdampar di "zona abu-abu" di mana satu-satunya cara untuk mencegah agresi lebih lanjut dari Moskow adalah senjata yang semakin menghancurkan.

Para pejabat NATO telah membela kebijakan "pintu terbuka" aliansi tersebut, menolak tuntutan Rusia untuk mengecualikan Ukraina dan berulang kali meyakinkan Kiev bahwa suatu hari nanti akan disambut ke dalam blok transatlantik, meskipun menekankan aksesi harus menjadi tujuan jangka panjang.

Baca juga: Pentagon Tak Percaya Vladimir Putin Punya Nyali Mengebom Nuklir Ukraina





Reinsalu mengatakan kepada Newsweek, yang dilansir Jumat (3/3/2023) bahwa komitmen NATO terhadap kebijakan "pintu terbuka" masih jauh dari cukup untuk Ukraina.

"Jika kita mengatakan bahwa kita tidak akan melihat Ukraina sebagai anggota NATO setelah perang ini, itu berarti kita takut—atau memperkirakan bahwa—Rusia akan menyerang lagi dan kemudian negara-negara NATO akan terlibat dalam perang dunia, atau setidaknya perang di benua Eropa," kata Reinsalu.

“Ini sudah mengakui bahwa perang skala besar akan terulang kembali. Dan ini adalah sesuatu yang menurut saya sangat berbahaya dari sudut pandang kami, bahwa kami sudah mengakui bahwa kami belum menjinakkan [bahaya], atau kami tidak tahu hasil dari perang saat ini," paparnya.

Kiev tidak pernah membatalkan tujuannya untuk menjadi anggota NATO, sebuah ambisi yang diabadikan dalam konstitusi nasional dan memiliki tingkat dukungan tertinggi di kalangan pemilih Ukraina.

Kendati demikian NATO tidak mengizinkan aksesi Ukraina di tengah perang. Pejabat Ukraina telah mengusulkan Perjanjian Keamanan Kiev sebagai pengaturan sementara di mana negara-negara NATO dapat membantu negara itu dengan lebih baik sambil menghindari konflik langsung dengan Rusia. Namun kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menekankan bahwa ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti keanggotaan penuh NATO.

The Wall Street Journal melaporkan pekan lalu bahwa Inggris, Prancis dan Jerman telah mengusulkan pakta keamanan tripartit dengan Ukraina sebagai pengganti keanggotaan NATO. Para pemimpin dari ketiga negara dilaporkan mengajukan tawaran tersebut kepada Zelensky selama kunjungannya di bulan Februari ke Eropa.

Baca juga: Kremlin Sebut 3 Kekuatan Nuklir NATO Secara De Facto Perang dengan Rusia



Rencana tersebut dilaporkan akan memungkinkan pengiriman senjata canggih NATO ke Ukraina tetapi tidak akan menawarkan perlindungan Kiev di bawah klausul pertahanan kolektif Pasal Lima NATO, atau mengerahkan pasukan aliansi ke tanah Ukraina.

"Saya tidak membelinya," kata Reinsalu tentang proposal yang dilaporkan. "Kami sudah memiliki ini dengan Memorandum Budapest yang terkenal," imbuh dia, merujuk pada kesepakatan 1994 di mana Ukraina menyerahkan hulu ledak nuklir era Soviet dengan imbalan jaminan keamanan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.

“Anda tidak dapat meniru NATO,” kata Reinsalu. "Apa gunanya mencoba meniru NATO jika Anda menjelaskan bahwa itu bukan NATO? Ini seperti setengah NATO. Saya agak curiga dengan replika itu."

“Sejujurnya, satu-satunya jaminan kecuali NATO adalah mengirimkan senjata nuklir ke Ukraina,” kata Reinsalu, menekankan bahwa langkah seperti itu tidak mungkin, dan tidak diinginkan, mengingat komitmen anti-proliferasi kekuatan nuklir NATO," paparnya.

"Ini adalah komentar akademis tentang konteks proposal ini, jaminan mana yang secara praktis akan diberikan dan mana yang tidak," imbuh dia.

Meninggalkan Ukraina di luar payung keamanan Barat, kata Reinsalu, akan meninggalkan Kiev dalam ketidakpastian dan merusak pemulihan negara itu.

"Bayangkan kita tidak memberikan jaminan berbasis Pasal Lima [NATO] kepada Ukraina setelah perang," katanya. "Jadi, kami kemudian akan mendorong Ukraina untuk membangun pertahanan diri mereka dalam 'strategi landak', seperti mereka berada di Wild West, berdiri di benteng mereka dengan senapan dan menunggu Rusia," lanjut dia.

"Saya pikir itu akan menciptakan zona abu-abu di tengah-tengah Eropa. Itu akan menjadi sinyal negatif besar pada aspirasi mereka terhadap Uni Eropa, dari perspektif keamanan, tentang jaminan investasi, dan yang lainnya."
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More