Belajar dari Australia, Indonesia Diimbau Copot CCTV Buatan China
Jum'at, 24 Februari 2023 - 14:24 WIB
Sekarang Australia, lanjut Furqan Raka, yang baru sadar jika “mata” China ada di mana-mana.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles memastikan pihaknya akan mengikuti langkah serupa yang diambil oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Marles mengatakan para perwiranya akan menggeledah dan mencopot semua kamera yang ditemukan di banyak kantor dan fasilitas Departemen Pertahanan.
Senada dengan Marles, Menteri Bayangan Keamanan Siber untuk Partai Liberal, James Paterson, meminta semua kamera di seluruh kantor pemerintah dihapus karena Australia tidak mungkin mengetahui apakah data yang dikumpulkan oleh perangkat buatan China ini diserahkan kepada badan intelijen Beijing.
“Negara-negara dunia khususnya Indonesia seyogianya mencontoh Amerika Serikat, Inggris dan Australia yang mulai berani menanggalkan semua peralatan dan tekhnologi China, ini bicara kedaulatan negara,” kata Furqan Raka.
Pada November 2022, pemerintah Inggris melarang penggunaan kamera yang dibuat oleh Hikvision di situs "sensitif", dengan alasan ancaman terhadap Inggris.
Sebanyak 67 anggota Parlemen Inggris juga telah mendesak pemerintah untuk melarang kamera CCTV Hikvision dan Dahua setelah terbit laporan bahwa peralatan mereka digunakan untuk memata-matai orang Uighur di Xinjiang.
Amerika Serikat bahkan telah memasukkan kamera buatan Hikvision dan Dahua dalam daftar hitam di negara tersebut.
Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS juga telah mengeluarkan larangan memasang peralatan pengawasan telekomunikasi dan video dari beberapa merek China terkemuka termasuk Hikvision dan Dahua di Amerika Serikat untuk melindungi jaringan komunikasi negara tersebut.
“Amerika Serikat mengharamkan impor peralatan pengawasan yang dibuat oleh Hikvision dan Dahua karena dianggap menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional,” papar Furqan Raka.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles memastikan pihaknya akan mengikuti langkah serupa yang diambil oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Marles mengatakan para perwiranya akan menggeledah dan mencopot semua kamera yang ditemukan di banyak kantor dan fasilitas Departemen Pertahanan.
Senada dengan Marles, Menteri Bayangan Keamanan Siber untuk Partai Liberal, James Paterson, meminta semua kamera di seluruh kantor pemerintah dihapus karena Australia tidak mungkin mengetahui apakah data yang dikumpulkan oleh perangkat buatan China ini diserahkan kepada badan intelijen Beijing.
“Negara-negara dunia khususnya Indonesia seyogianya mencontoh Amerika Serikat, Inggris dan Australia yang mulai berani menanggalkan semua peralatan dan tekhnologi China, ini bicara kedaulatan negara,” kata Furqan Raka.
Pada November 2022, pemerintah Inggris melarang penggunaan kamera yang dibuat oleh Hikvision di situs "sensitif", dengan alasan ancaman terhadap Inggris.
Sebanyak 67 anggota Parlemen Inggris juga telah mendesak pemerintah untuk melarang kamera CCTV Hikvision dan Dahua setelah terbit laporan bahwa peralatan mereka digunakan untuk memata-matai orang Uighur di Xinjiang.
Amerika Serikat bahkan telah memasukkan kamera buatan Hikvision dan Dahua dalam daftar hitam di negara tersebut.
Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS juga telah mengeluarkan larangan memasang peralatan pengawasan telekomunikasi dan video dari beberapa merek China terkemuka termasuk Hikvision dan Dahua di Amerika Serikat untuk melindungi jaringan komunikasi negara tersebut.
“Amerika Serikat mengharamkan impor peralatan pengawasan yang dibuat oleh Hikvision dan Dahua karena dianggap menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional,” papar Furqan Raka.
tulis komentar anda