Kena Prank, Eks Bos Pentagon: Orang Ukraina Pemberani Lakukan Pekerjaan Kotor
Selasa, 14 Februari 2023 - 23:16 WIB
WASHINGTON - Mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper mengatakan negaranya harus melakukan segala upaya untuk mempersenjatai Ukraina dalam konfliknya melawan Rusia , karena negara itu melakukan pekerjaan kotor yang dihindari Washington.
Dia menambahkan bahwa Ukraina memiliki hak untuk menyerang sasaran militer Rusia, termasuk yang berada di dalam negeri.
Pria yang menjabat kepala Pentagon dalam pemerintahan mantan Presiden Donald Trump itu mengungkapkan pikiranya setelah menjadi korban prank melalui panggilan telepon yang dilakukan warga Rusia bernama Vovan dan Lexus.
Saat dikerjai, Esper merasa tengah berbicara dengan mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko. Beberapa klip percakapan itu diunggah ke platform video Rutube Rusia.
“Orang-orang Ukraina pemberani melakukan pekerjaan kotor yang tidak pernah kami inginkan di sini di Amerika Serikat, itulah sebabnya kami harus terus mendukung Anda dengan semua yang kami bisa, baik itu amunisi atau senjata atau intelijen,” katanya seperti dikutip dari RT, Selasa (14/2/2023).
Mantan pejabat AS itu merekomendasikan agar Ukraina melakukan lebih banyak serangan terhadap gudang militer dan pusat logistik Rusia. Dia juga mengatakan bahwa Kiev memiliki hak berdaulat untuk melakukan serangan pada target apa pun yang diinginkan, termasuk di dalam Rusia.
Ia menjelaskan bahwa musuh dengan "tempat perlindungan" terlarang memiliki keuntungan.
Esper menambahkan, bagaimanapun, bahwa dia berasumsi bahwa Kiev akan tetap berpegang pada "pendekatan strategis" yang tidak akan merusak dukungan NATO untuk negara tersebut atau membuat Rusia berkumpul di sekitar Presiden Vladimir Putin.
Pada bulan Desember, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan bahwa Washington tidak mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia.
Bagaimanapun, pekan lalu, asisten menteri pertahanan AS untuk urusan keamanan internasional, Celeste Wallander, mengatakan bahwa AS "tidak keberatan" terhadap target serangan Kiev di Crimea, semenanjung yang memilih untuk bergabung dengan Rusia pada tahun 2014 tetapi masih diklaim oleh Ukraina.
Esper bukanlah pejabat Barat pertama yang ditipu oleh Vovan dan Lexus. Dalam telepon awal bulan ini, mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton menekankan perlunya menghentikan upaya apakah itu Prancis atau Jerman atau siapa pun yang mencoba bernegosiasi dengan Rusia atas Ukraina.
Aksi usil pasangan ini tidak berjalan baik di Barat. Pada bulan Maret 2022, YouTube melarang saluran mereka di platform tersebut menyusul kemarahan dari Kementerian Pertahanan Inggris setelah mereka merilis panggilan telepon di mana kepala pertahanan Inggris Ben Wallace mengungkapkan informasi tentang pengiriman senjata ke Ukraina.
Dia menambahkan bahwa Ukraina memiliki hak untuk menyerang sasaran militer Rusia, termasuk yang berada di dalam negeri.
Pria yang menjabat kepala Pentagon dalam pemerintahan mantan Presiden Donald Trump itu mengungkapkan pikiranya setelah menjadi korban prank melalui panggilan telepon yang dilakukan warga Rusia bernama Vovan dan Lexus.
Saat dikerjai, Esper merasa tengah berbicara dengan mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko. Beberapa klip percakapan itu diunggah ke platform video Rutube Rusia.
“Orang-orang Ukraina pemberani melakukan pekerjaan kotor yang tidak pernah kami inginkan di sini di Amerika Serikat, itulah sebabnya kami harus terus mendukung Anda dengan semua yang kami bisa, baik itu amunisi atau senjata atau intelijen,” katanya seperti dikutip dari RT, Selasa (14/2/2023).
Mantan pejabat AS itu merekomendasikan agar Ukraina melakukan lebih banyak serangan terhadap gudang militer dan pusat logistik Rusia. Dia juga mengatakan bahwa Kiev memiliki hak berdaulat untuk melakukan serangan pada target apa pun yang diinginkan, termasuk di dalam Rusia.
Ia menjelaskan bahwa musuh dengan "tempat perlindungan" terlarang memiliki keuntungan.
Esper menambahkan, bagaimanapun, bahwa dia berasumsi bahwa Kiev akan tetap berpegang pada "pendekatan strategis" yang tidak akan merusak dukungan NATO untuk negara tersebut atau membuat Rusia berkumpul di sekitar Presiden Vladimir Putin.
Pada bulan Desember, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan bahwa Washington tidak mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia.
Bagaimanapun, pekan lalu, asisten menteri pertahanan AS untuk urusan keamanan internasional, Celeste Wallander, mengatakan bahwa AS "tidak keberatan" terhadap target serangan Kiev di Crimea, semenanjung yang memilih untuk bergabung dengan Rusia pada tahun 2014 tetapi masih diklaim oleh Ukraina.
Esper bukanlah pejabat Barat pertama yang ditipu oleh Vovan dan Lexus. Dalam telepon awal bulan ini, mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton menekankan perlunya menghentikan upaya apakah itu Prancis atau Jerman atau siapa pun yang mencoba bernegosiasi dengan Rusia atas Ukraina.
Aksi usil pasangan ini tidak berjalan baik di Barat. Pada bulan Maret 2022, YouTube melarang saluran mereka di platform tersebut menyusul kemarahan dari Kementerian Pertahanan Inggris setelah mereka merilis panggilan telepon di mana kepala pertahanan Inggris Ben Wallace mengungkapkan informasi tentang pengiriman senjata ke Ukraina.
(ian)
tulis komentar anda