Korban Tewas Gempa Bumi Tembus 3.000 Jiwa, Erdogan Umumkan Keadaan Darurat
Selasa, 07 Februari 2023 - 23:06 WIB
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 provinsi yang paling parah terkena dampak gempa bumi yang telah menewaskan ribuan orang.
Erdogan mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Turki telah meningkat menjadi 3.549 orang. Sedangkan lebih dari 1.600 orang dilaporkan tewas di Suriah.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Erdogan mengatakan keadaan darurat untuk memastikan bahwa pekerjaan penyelamatan dapat dilakukan dengan cepat di tenggara negara itu.
Dia mengatakan langkah-langkah itu akan memungkinkan pekerja bantuan dan bantuan keuangan masuk ke daerah yang terkena dampak, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut seperti dilansir dari BBC, Selasa (7/2/2023).
Keadaan darurat akan berakhir tepat sebelum pemilu pada 14 Mei, ketika Erdogan akan berusaha untuk tetap berkuasa setelah 20 tahun.
Turki terakhir memberlakukan keadaan darurat pada 2016 setelah upaya kudeta yang gagal. Keadaan itu dicabut dua tahun kemudian.
Sementara itu tim penyelamat di Turki tengah berjuang melawan hujan lebat dan salju saat mereka berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat dari gempa yang terjadi pada Senin dini hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan jumlah korban mungkin meningkat secara dramatis karena tim penyelamat kemungkina akan menemukan lebih banyak korban.
Mesin berat bekerja sepanjang malam di kota Adana, dengan lampu menerangi bangunan yang runtuh dan lempengan beton besar, dalam adegan berulang kali terjadi di seluruh Turki selatan.
Kadang-kadang pekerjaan berhenti dan seruan "Allahu Akbar" dikumandangkan ketika seorang yang selamat ditemukan, atau ketika korban tewas ditemukan.
Adana dipenuhi dengan tunawisma oleh mereka yang kehilangan rumah dan mereka yang terlalu takut untuk kembali karena khawatir terjadi gempa susulan.
Beberapa dari mereka pergi tanpa sepatu, mantel, dan charger telepon. Suhu diperkirakan turun di bawah titik beku pada akhir pekan ini.
Menurut Survei Geologi AS, gempa berkekuatan 7,8 skala Richter terjadi pada pukul 04:17 pada hari Senin kemarin di kedalaman 17,9 km di dekat kota Gaziantep.
Getaran selanjutnya berkekuatan 7,5 dan pusat gempa berada di distrik Elbistan di provinsi Kahramanmaras.
Pada Selasa pagi, lalu lintas macet di jalan raya utama ke kota Maras, Turki, dekat pusat gempa.
Mobil sesekali merangkak maju, jalan basah diterangi oleh lampu rem merah yang menyala. Beberapa tim penyelamat telah berhasil mencapai bagian selatan Turki ini.
Satu tim pencari dan penyelamat dalam perjalanan mereka ke kota, di mana van mereka sarat dengan peralatan dan perlengkapan khusus, mengatakan kepada BBC bahwa mereka sangat ingin mulai mencari korban selamat, tetapi mereka tidak tahu seberapa buruk kehancuran yang akan terjadi ketika mereka tiba.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) dalam pernyataan terbarunya, secara nasional, 8.000 orang telah diselamatkan dari lebih dari 4.700 bangunan yang hancur.
Saat gempa susulan berlanjut, tim penyelamat di beberapa daerah telah menggali puing-puing dengan tangan kosong. Namun kondisi beku menghambat upaya pencarian.
Di provinsi selatan Hatay, kantor berita Reuters melaporkan bahwa terdengar suara seorang wanita meminta bantuan di bawah tumpukan puing.
"Mereka ribut, tapi tidak ada yang datang," kata seorang warga yang menyebut namanya Deniz sambil menangis.
"Kami hancur, kami hancur. Ya Tuhan...Mereka berseru. Mereka berkata, 'Selamatkan kami,' tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka. Bagaimana kami akan menyelamatkan mereka? Tidak ada siapa-siapa sejak pagi," imbuhnya.
Di Hatay, pesepakbola Ghana Christian Atsu - yang membuat 107 penampilan untuk Newcastle - ditarik dari puing-puing bangunan karena cedera, kata manajernya Mustafa Ozat kepada radio Turki.
Atsu sekarang bermain untuk klub Turki Hatayspor. "Direktur olahraga klub, Taner Savut, masih berada di bawah reruntuhan," kata Ozat.
Di kota Osmaniye Turki, dekat pusat gempa, hujan deras menghambat uapay penyelamatana. Kota itu tanpa listrik saat dingin dan hujan turun.
Satu keluarga berkemah di jalan, takut akan gempa susulan, meski suhu sangat dingin. Setiap kali merasakan gempa susulan, keluarga itu bergerak mendekat ke tengah jalan.
Seorang pemilik hotel di kota itu mengatakan kepada BBC bahwa dari 14 tamu yang menginap malam itu, hanya tujuh yang ditemukan.
Negara-negara di seluruh dunia mengirimkan dukungan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk tim spesialis, anjing pelacak, dan peralatan.
Namun gempa bumi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tiga bandara di seluruh Turki, juga menimbulkan tantangan bagi pengiriman bantuan.
Sementara itu, sedikitnya 1.600 orang kini diketahui telah tewas di Suriah, tempat jutaan pengungsi tinggal di kamp-kamp di perbatasan Turki.
Turki terletak di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.
Pada tahun 1999 sebuah gempa menewaskan lebih dari 17.000 orang di barat laut, sedangkan pada tahun 1939, 33.000 orang tewas di provinsi timur Erzincan.
Gempa kali ini cukup kuat untuk dirasakan hingga ke Siprus, Lebanon, dan Israel.
Erdogan mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Turki telah meningkat menjadi 3.549 orang. Sedangkan lebih dari 1.600 orang dilaporkan tewas di Suriah.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Erdogan mengatakan keadaan darurat untuk memastikan bahwa pekerjaan penyelamatan dapat dilakukan dengan cepat di tenggara negara itu.
Dia mengatakan langkah-langkah itu akan memungkinkan pekerja bantuan dan bantuan keuangan masuk ke daerah yang terkena dampak, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut seperti dilansir dari BBC, Selasa (7/2/2023).
Keadaan darurat akan berakhir tepat sebelum pemilu pada 14 Mei, ketika Erdogan akan berusaha untuk tetap berkuasa setelah 20 tahun.
Turki terakhir memberlakukan keadaan darurat pada 2016 setelah upaya kudeta yang gagal. Keadaan itu dicabut dua tahun kemudian.
Sementara itu tim penyelamat di Turki tengah berjuang melawan hujan lebat dan salju saat mereka berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat dari gempa yang terjadi pada Senin dini hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan jumlah korban mungkin meningkat secara dramatis karena tim penyelamat kemungkina akan menemukan lebih banyak korban.
Mesin berat bekerja sepanjang malam di kota Adana, dengan lampu menerangi bangunan yang runtuh dan lempengan beton besar, dalam adegan berulang kali terjadi di seluruh Turki selatan.
Kadang-kadang pekerjaan berhenti dan seruan "Allahu Akbar" dikumandangkan ketika seorang yang selamat ditemukan, atau ketika korban tewas ditemukan.
Adana dipenuhi dengan tunawisma oleh mereka yang kehilangan rumah dan mereka yang terlalu takut untuk kembali karena khawatir terjadi gempa susulan.
Baca Juga
Beberapa dari mereka pergi tanpa sepatu, mantel, dan charger telepon. Suhu diperkirakan turun di bawah titik beku pada akhir pekan ini.
Menurut Survei Geologi AS, gempa berkekuatan 7,8 skala Richter terjadi pada pukul 04:17 pada hari Senin kemarin di kedalaman 17,9 km di dekat kota Gaziantep.
Getaran selanjutnya berkekuatan 7,5 dan pusat gempa berada di distrik Elbistan di provinsi Kahramanmaras.
Pada Selasa pagi, lalu lintas macet di jalan raya utama ke kota Maras, Turki, dekat pusat gempa.
Mobil sesekali merangkak maju, jalan basah diterangi oleh lampu rem merah yang menyala. Beberapa tim penyelamat telah berhasil mencapai bagian selatan Turki ini.
Satu tim pencari dan penyelamat dalam perjalanan mereka ke kota, di mana van mereka sarat dengan peralatan dan perlengkapan khusus, mengatakan kepada BBC bahwa mereka sangat ingin mulai mencari korban selamat, tetapi mereka tidak tahu seberapa buruk kehancuran yang akan terjadi ketika mereka tiba.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) dalam pernyataan terbarunya, secara nasional, 8.000 orang telah diselamatkan dari lebih dari 4.700 bangunan yang hancur.
Saat gempa susulan berlanjut, tim penyelamat di beberapa daerah telah menggali puing-puing dengan tangan kosong. Namun kondisi beku menghambat upaya pencarian.
Di provinsi selatan Hatay, kantor berita Reuters melaporkan bahwa terdengar suara seorang wanita meminta bantuan di bawah tumpukan puing.
"Mereka ribut, tapi tidak ada yang datang," kata seorang warga yang menyebut namanya Deniz sambil menangis.
"Kami hancur, kami hancur. Ya Tuhan...Mereka berseru. Mereka berkata, 'Selamatkan kami,' tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka. Bagaimana kami akan menyelamatkan mereka? Tidak ada siapa-siapa sejak pagi," imbuhnya.
Di Hatay, pesepakbola Ghana Christian Atsu - yang membuat 107 penampilan untuk Newcastle - ditarik dari puing-puing bangunan karena cedera, kata manajernya Mustafa Ozat kepada radio Turki.
Atsu sekarang bermain untuk klub Turki Hatayspor. "Direktur olahraga klub, Taner Savut, masih berada di bawah reruntuhan," kata Ozat.
Di kota Osmaniye Turki, dekat pusat gempa, hujan deras menghambat uapay penyelamatana. Kota itu tanpa listrik saat dingin dan hujan turun.
Satu keluarga berkemah di jalan, takut akan gempa susulan, meski suhu sangat dingin. Setiap kali merasakan gempa susulan, keluarga itu bergerak mendekat ke tengah jalan.
Seorang pemilik hotel di kota itu mengatakan kepada BBC bahwa dari 14 tamu yang menginap malam itu, hanya tujuh yang ditemukan.
Negara-negara di seluruh dunia mengirimkan dukungan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk tim spesialis, anjing pelacak, dan peralatan.
Namun gempa bumi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tiga bandara di seluruh Turki, juga menimbulkan tantangan bagi pengiriman bantuan.
Sementara itu, sedikitnya 1.600 orang kini diketahui telah tewas di Suriah, tempat jutaan pengungsi tinggal di kamp-kamp di perbatasan Turki.
Turki terletak di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.
Pada tahun 1999 sebuah gempa menewaskan lebih dari 17.000 orang di barat laut, sedangkan pada tahun 1939, 33.000 orang tewas di provinsi timur Erzincan.
Gempa kali ini cukup kuat untuk dirasakan hingga ke Siprus, Lebanon, dan Israel.
(ian)
tulis komentar anda