Erdogan: Kirim Tank Bukan Solusi, Cuma Untungkan Cukong Senjata
Kamis, 02 Februari 2023 - 15:29 WIB
ANKARA - Keputusan beberapa negara NATO untuk mengirim tank ke Ukraina adalah langkah berisiko tinggi yang mungkin tidak akan membantu mengakhiri konflik. Hal itu diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Saya pribadi tidak bisa mengatakan bahwa pengiriman tank akan menyelesaikan masalah ini,” kata Erdogan kepada stasiun televisi TRT ketika ditanya tentang tank tersebut.
“Ini adalah upaya berisiko tinggi dan hanya akanmenguntungkankantong para cukong senjata,” imbuhnya seperti dikutip dari RT, Kamis (2/2/2023).
Erdogan menambahkan bahwa Turki akan melanjutkan pembicaraan dengan Rusia dan Ukraina dalam upaya untuk menemukan penyelesaian yang dinegosiasikan.
Sebelumnya, Spanyol mengumumkan akan mengirim setidaknya enam tank Leopard 2A4 kepada pemerintah di Kiev, dan perlu berkonsultasi dengan industri militer Spanyol tentang kemungkinan pengiriman lebih banyak.
Setelah berminggu-minggu menolak tuntutan Ukraina, Polandia dan beberapa negara lain menyetujui pengiriman tank Leopard yang dikembangkan Jerman, di mana Berlin memberikan lampu hijau pada minggu lalu.
Jerman sendiri menjanjikan 14 tank Leopard 2A6 dari stok militernya sendiri, sementara tambahan 51 dari model yang sama dan 88 dari model lama mungkin berasal dari perusahaan militer Rheinmetall saat mereka diperbarui.
Kedutaan Besar Rusia di Berlin mengatakan bahwa keputusan yang sangat berbahaya dari Kanselir Olaf Scholz telah meningkatkan konflik di Ukraina dan mewakili penolakan terakhir atas tanggung jawab historis Jerman kepada rakyat Rusia, merujuk pada hasil Perang Dunia Kedua.
Amerika Serikat (AS) juga telah menjanjikan antara 30 dan 50 tank M1 Abrams, tetapi tidak jelas seberapa cepat mereka siap untuk pengiriman. Polandia pada hari Rabu mengindikasikan bahwa pihaknya ingin mempercepat pelatihan personel tank Ukraina, dengan hanya kursus kilat selama lima minggu.
Moskow telah berulang kali mendesak Barat agar tidak mengirim senjata ke Ukraina, dengan alasan bahwa itu hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah dan tidak mengubah hasil operasi militer.
Kremlin mengatakan bahwa menyediakan tank berat ke Kiev adalah bukti "keterlibatan langsung" NATO dalam konflik tersebut dan memperingatkan bahwa mereka akan membakar tank-tani seperti senjata yang dipasok Barat lainnya.
“Saya pribadi tidak bisa mengatakan bahwa pengiriman tank akan menyelesaikan masalah ini,” kata Erdogan kepada stasiun televisi TRT ketika ditanya tentang tank tersebut.
“Ini adalah upaya berisiko tinggi dan hanya akanmenguntungkankantong para cukong senjata,” imbuhnya seperti dikutip dari RT, Kamis (2/2/2023).
Erdogan menambahkan bahwa Turki akan melanjutkan pembicaraan dengan Rusia dan Ukraina dalam upaya untuk menemukan penyelesaian yang dinegosiasikan.
Sebelumnya, Spanyol mengumumkan akan mengirim setidaknya enam tank Leopard 2A4 kepada pemerintah di Kiev, dan perlu berkonsultasi dengan industri militer Spanyol tentang kemungkinan pengiriman lebih banyak.
Setelah berminggu-minggu menolak tuntutan Ukraina, Polandia dan beberapa negara lain menyetujui pengiriman tank Leopard yang dikembangkan Jerman, di mana Berlin memberikan lampu hijau pada minggu lalu.
Jerman sendiri menjanjikan 14 tank Leopard 2A6 dari stok militernya sendiri, sementara tambahan 51 dari model yang sama dan 88 dari model lama mungkin berasal dari perusahaan militer Rheinmetall saat mereka diperbarui.
Kedutaan Besar Rusia di Berlin mengatakan bahwa keputusan yang sangat berbahaya dari Kanselir Olaf Scholz telah meningkatkan konflik di Ukraina dan mewakili penolakan terakhir atas tanggung jawab historis Jerman kepada rakyat Rusia, merujuk pada hasil Perang Dunia Kedua.
Amerika Serikat (AS) juga telah menjanjikan antara 30 dan 50 tank M1 Abrams, tetapi tidak jelas seberapa cepat mereka siap untuk pengiriman. Polandia pada hari Rabu mengindikasikan bahwa pihaknya ingin mempercepat pelatihan personel tank Ukraina, dengan hanya kursus kilat selama lima minggu.
Moskow telah berulang kali mendesak Barat agar tidak mengirim senjata ke Ukraina, dengan alasan bahwa itu hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah dan tidak mengubah hasil operasi militer.
Kremlin mengatakan bahwa menyediakan tank berat ke Kiev adalah bukti "keterlibatan langsung" NATO dalam konflik tersebut dan memperingatkan bahwa mereka akan membakar tank-tani seperti senjata yang dipasok Barat lainnya.
(ian)
tulis komentar anda