Perkosaan Dipakai ISIS & Boko Haram sebagai Taktik Perang
A
A
A
NEW YORK - PBB melansir laporan tentang kejahatan ISIS dan Boko Haram yang menggunakan perkosaan, perbudakan seksual dan nikah paksa sebagai taktik perang. Laporan PBB itu disusun berdasarkan cerita para korban kelompok-kelompok radikal itu.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kekerasan seksual yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang mempromosikan ideologi ekstremis di Irak, Suriah, Somalia, Nigeria, Mali, Libya dan Yaman.
”Krisis yang ditimbulkan oleh kekersan ekstremisme telah mengungkapkan tren mengejutkan bahwa kekerasan seksual digunakan sebagai taktik teror oleh kelompok-kelompok radikal,” kata Ban Ki-moon, seperti dilansir Reuters, Selasa (14/4/2015).
Selain kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) dan Boko Haram, Ban Ki-moon menyerukan penghancuran kelompok al-Shabab, Ansar Dine dan afiliasi al-Qaida lainnya.”Sebagai bagian penting dari perjuangan melawan kekerasan seksual yang berhubungan dengan konflik,” lanjut Ban Ki-moon.
Laporan PBB ini berfokus pada 19 negara yang dilanda konflik atau sedang mencoba untuk pulih dari pertempuran, di mana kasus kekerasan seksual termasuk perkosaan, perbudakan seksual, prostitusi paksa dan kehamilan paksa marak terjadi.
“Salah satu episode yang paling mengkhawatirkan dari tahun 2014 adalah pada 14 April terjadi penculikan 276 siswi sekolah menengah oleh Boko Haram dari sekolah mereka di Kota Chibok, Nigeria utara,” bunyi laporan PBB.
Sementara itu, koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dalam memerangi ISIS di Irak dan Suriah sampai saat ini belum berhasil sepenuhnya. Kelompok ISIS justru semakin berulah, di mana mereka terus melakukan kekerasan, pembunuhan dan perusakan situs-situs sejarah.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kekerasan seksual yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang mempromosikan ideologi ekstremis di Irak, Suriah, Somalia, Nigeria, Mali, Libya dan Yaman.
”Krisis yang ditimbulkan oleh kekersan ekstremisme telah mengungkapkan tren mengejutkan bahwa kekerasan seksual digunakan sebagai taktik teror oleh kelompok-kelompok radikal,” kata Ban Ki-moon, seperti dilansir Reuters, Selasa (14/4/2015).
Selain kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) dan Boko Haram, Ban Ki-moon menyerukan penghancuran kelompok al-Shabab, Ansar Dine dan afiliasi al-Qaida lainnya.”Sebagai bagian penting dari perjuangan melawan kekerasan seksual yang berhubungan dengan konflik,” lanjut Ban Ki-moon.
Laporan PBB ini berfokus pada 19 negara yang dilanda konflik atau sedang mencoba untuk pulih dari pertempuran, di mana kasus kekerasan seksual termasuk perkosaan, perbudakan seksual, prostitusi paksa dan kehamilan paksa marak terjadi.
“Salah satu episode yang paling mengkhawatirkan dari tahun 2014 adalah pada 14 April terjadi penculikan 276 siswi sekolah menengah oleh Boko Haram dari sekolah mereka di Kota Chibok, Nigeria utara,” bunyi laporan PBB.
Sementara itu, koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dalam memerangi ISIS di Irak dan Suriah sampai saat ini belum berhasil sepenuhnya. Kelompok ISIS justru semakin berulah, di mana mereka terus melakukan kekerasan, pembunuhan dan perusakan situs-situs sejarah.
(mas)