Kesaksian Gadis Yazidi soal Perbudakan Seks ISIS

Selasa, 14 April 2015 - 17:57 WIB
Kesaksian Gadis Yazidi soal Perbudakan Seks ISIS
Kesaksian Gadis Yazidi soal Perbudakan Seks ISIS
A A A
MOSUL - Hanan, 19, nama gadis Yazidi ini. Pada Agustus tahun lalu, Hanan ditangkap militan Isamic of State Iraq and Syria (ISIS) ketika kelompok itu menyerbu Kota Sinjar, Irak Utara.

Saat diserbu ISIS orang-orang etnis Yazidi di Sinjar melarikan diri. Tapi, tidak semuanya lari, termasuk Hanan. Ribuan warga Yazidi yang tidak lari itu kemudian ditangkap dan dijadikan tawanan ISIS.

"Mereka memisahkan kita semua," katanya, seperti dikutip CNN, Selasa (14/4/2015). ”Mereka menyeret kami pergi dengan menjambak rambut kita. Mereka mengambil perempuan yang sudah menikah, orang-orang muda. Yang termuda dari kami 10 tahun. Kami semua menangis.”

”Mereka mengatakan; ‘Kami akan menikahi Anda dan pergi, Anda akan melupakan keluarga Anda’,” lanjut Hanan menirukan ucapan militan ISIS.

Dia bersama para perempuan Yazidi ditawan di sebuah gudang dan hendak dijual sebagai budak seksual. Padaminggu pertama, Hanan ditawan bersama 50 orang lainnya. Dia mengaku secara teratur dipukuli dan diancam akan disiksa. Dia hanya diberi makan semangkok nasi.

Puluhan perempuan, termasuk Hanan ini kemudian dibawa ke sebuah bangunan tiga lantai di Mosul, yang disebut Hanan sebagai “gudang budak seks”. Di gudang itu ratusan perempuan dan gadis Yazidi ditawan.

”Mereka berbaris di hadapansekitar 50 orang dari kami. Mereka mengatakan; ‘Jangan bergerak, jangan menangis atau kita akan mengalahkan Anda’. Orang-orang akan datang dan menjelaskan jenis gadis yang mereka inginkan dan mereka akan memilih, dan memilih sesuka hati,” kenang Hanan.

Gadis itu berbicara kepada dalam bahasa Kurdi dan mengatakan, bahwa militan ISIS memukulinya, memborgol dan memperkosa dia.

Jadi tawanan ISIS tak membuat Hanan menyerah. Dia dan tawananlain lain sepakat harus mencoba untuk melarikan diri. Pada suatu malam, mereka merangkak keluar dari jendela kamar tidur dari bangunan tempat mereka ditawan ISIS.

”Keempat gadis melompat keluar (lebih dahulu), saya yang kelima. Saya merangkak ke dinding dan hendak melompat. Kemudian saya melihat senter mereka (ISIS),” ujar Hanan. Dalam aksi melarikan diri itu, ISIS berhasil menangkap dua gadis terakhir yang mencoba kabur.

Hanan dan beberapa tawanan ISIS terus lari hingga empat jam sampai mereka keluar dari wilayah yang dikuasai ISIS. ”Jika saya melihat seseorang berjanggut,saya mulai gemetar," kata Hanan yang trauma dengan ulah militan ISIS.

Sementara itu, ISIS melalui majalah online “Dabiq” melakukan pembelaan atas tindakan perbudakan seksual terhadap para perempuan Yazidi yang mereka tawan. ”Orang harus ingat bahwa memperbudak para keluarga ‘kafir’ dan mengambil wanita sebagai selir adalah aspek dari hukum,” bunyi artikel dalam majalah yang dibuat para militan ISIS sebagai alat propaganda itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7520 seconds (0.1#10.140)