NATO Salahkan Putin atas Pembunuhan Nemtsov
A
A
A
RIGA - NATO menyalahkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, atas pembunuhan pemimpin oposisi Rusia, Boris Nemtsov. NATO juga menuding Putin berusaha untuk mengubah Ukraina menjadi negara yang gagal.
Wakil Sekjen NATO, Alexander Vershbow, mengatakan kematian Nemtsov sebagai upaya pembungkaman suara oposisi di Rusia. Hal itulah yang membuat NATO manganggap Presiden Putin bertanggung jawab atas kematian Nemtsov.
”Tujuan Presiden Putin tampaknya untuk mengubah Ukraina menjadi negara gagal dan untuk menekan dan mendiskreditkan suara alternatif (oposisi) di Rusia," kata Vershbow. (Baca juga: Nemtsov Bukan Tandingan Putin)
”Kami telah melihat bahwa pembunuhan brutal terhadap Boris Nemtsov, Jumat pekan lalu tidak hanya (terkait krisis) di Ukraina timur,” ujar Vershbow di sebuah konferensi di Riga seperti dilansir Moscow Times, Jumat (6/5/2015).
Putin pada Rabu lalu mengatakan, bahwa pembunuhan Nemtsov yang merupakan seorang mantan wakil perdana menteri dengan cara ditembak mati pada pekan lalu, adalah tragedi memalukan. Kremlin menyangkal terlibat. Kremlin justru curiga pembunuhan Nemtsov sebagai pembunuhan “provokasi” untuk mendiskreditkan Putin. (Baca: Peskov: Nemtsov Bukan Ancaman bagi Putin)
"Sementara kita tidak tahu siapa yang menarik pelatuk, kita tahu bahwa Boris Nemtsov adalah suara yang kuat bagi demokrasi dan menentang keterlibatan Rusia dalam (krisis) Ukraina. Di antara mereka difitnah sebagai 'pengkhianat' dalam propaganda Rusia,” kata Vershbow, mengacu pada sepak terjang Nemtsov yang menjadi “musuh politik” Putin.
Wakil Sekjen NATO, Alexander Vershbow, mengatakan kematian Nemtsov sebagai upaya pembungkaman suara oposisi di Rusia. Hal itulah yang membuat NATO manganggap Presiden Putin bertanggung jawab atas kematian Nemtsov.
”Tujuan Presiden Putin tampaknya untuk mengubah Ukraina menjadi negara gagal dan untuk menekan dan mendiskreditkan suara alternatif (oposisi) di Rusia," kata Vershbow. (Baca juga: Nemtsov Bukan Tandingan Putin)
”Kami telah melihat bahwa pembunuhan brutal terhadap Boris Nemtsov, Jumat pekan lalu tidak hanya (terkait krisis) di Ukraina timur,” ujar Vershbow di sebuah konferensi di Riga seperti dilansir Moscow Times, Jumat (6/5/2015).
Putin pada Rabu lalu mengatakan, bahwa pembunuhan Nemtsov yang merupakan seorang mantan wakil perdana menteri dengan cara ditembak mati pada pekan lalu, adalah tragedi memalukan. Kremlin menyangkal terlibat. Kremlin justru curiga pembunuhan Nemtsov sebagai pembunuhan “provokasi” untuk mendiskreditkan Putin. (Baca: Peskov: Nemtsov Bukan Ancaman bagi Putin)
"Sementara kita tidak tahu siapa yang menarik pelatuk, kita tahu bahwa Boris Nemtsov adalah suara yang kuat bagi demokrasi dan menentang keterlibatan Rusia dalam (krisis) Ukraina. Di antara mereka difitnah sebagai 'pengkhianat' dalam propaganda Rusia,” kata Vershbow, mengacu pada sepak terjang Nemtsov yang menjadi “musuh politik” Putin.
(mas)