Bekas Sandera: ISIS Tidak Pernah Baca Al-Quran
A
A
A
PARIS - Didier Francois, wartawan asal Prancis yang pernah menjadi sandera ISIS selama 10 bulan mengungkapkan bahwa kelompok itu tidak pernah peduli tentang ajaran Islam. Francois menyebut ISIS tidak pernah membaca al-Quran, bahkan dirinya dengan tegas menyebut tidak ada satupun anggota kelompok itu yang memiliki Al-Quran.
"Mereka (ISIS) tidak pernah sekalipun membahas ayat-ayat Al-Quran, mereka membahas mengenai politik. Itu benar-benar memalukan, mereka lebih senang berbincang dan menerangkan mengenai politik dibandingkan mengenai isi Al-Quran," ucap Francois, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (4/2/2015).
"Mereka senang melakukan itu karena tidak ada hubungannya dengan isi Al-Quran. Mereka bahkan tidak memiliki Al-Quran, mereka tidak pernah menunjukan atau memberikan kami Al-Quran," imbuhnya.
Dirinya juga menceritakan bagaimana perlakukan ISIS selama dia berada dalam penahanan kelompok radikal itu. Francois menyebut, hampir setiap hari dia dan sandera lainnya dipukuli. Waratawan Prancis itu juga mengatakan, anggota ISIS memiliki sebuah ruangan yang khusus untuk menyiksa dan mengeksekusi tahanan.
Francois adalah satu diantara empat wartawan asal Prancis yang dibebaskan ISIS pada bulan April 2014 lalu. Dia dibebaskan bersama dengan Edouard Elias, Didier, Nicolas Hénin dan Pierre Torres, dimana mereka disandera di Suriah sejak Juni 2013 oleh ISIS.
"Mereka (ISIS) tidak pernah sekalipun membahas ayat-ayat Al-Quran, mereka membahas mengenai politik. Itu benar-benar memalukan, mereka lebih senang berbincang dan menerangkan mengenai politik dibandingkan mengenai isi Al-Quran," ucap Francois, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (4/2/2015).
"Mereka senang melakukan itu karena tidak ada hubungannya dengan isi Al-Quran. Mereka bahkan tidak memiliki Al-Quran, mereka tidak pernah menunjukan atau memberikan kami Al-Quran," imbuhnya.
Dirinya juga menceritakan bagaimana perlakukan ISIS selama dia berada dalam penahanan kelompok radikal itu. Francois menyebut, hampir setiap hari dia dan sandera lainnya dipukuli. Waratawan Prancis itu juga mengatakan, anggota ISIS memiliki sebuah ruangan yang khusus untuk menyiksa dan mengeksekusi tahanan.
Francois adalah satu diantara empat wartawan asal Prancis yang dibebaskan ISIS pada bulan April 2014 lalu. Dia dibebaskan bersama dengan Edouard Elias, Didier, Nicolas Hénin dan Pierre Torres, dimana mereka disandera di Suriah sejak Juni 2013 oleh ISIS.
(esn)