Diancam, Masjid Kaum Gay di Cape Town Nekat Dibuka
A
A
A
CAPE TOWN - Masjid terbuka untuk kaum gay atau homoseksual di Cape Town, Afrika Selatan resmi dibuka Jumat kemarin, meski dapat ancaman kekerasan.
Penggagas masjid untuk kaum gay, Taj Hargey, yang merupakan profesor dari Universitas Oxford menandai pembukaan masjid itu, dengan menggelar salat Jumat pertama. Masjid itu menarik para wartawan dan demonstran untuk berdatangan. (Baca: Ide Proyek Masjid Kaum Gay di Cape Town Dihujat)
Polisi juga siaga di luar masjid baru dengan cat warna hijau itu. Beberapa demonstran mengatakan kepada AFP, bahwa mereka sedang menunggu bala bantuan. ”Dan akan menghentikan hal itu, tanpa peduli apa yang akan terjadi,” kata salah seorang demonstran.
Hargey yang sejak awal diprotes atas idenya membangun masjid yang terbuka untuk kaum gay, menyampaikan khotbah Jumat. Dalam khotbahnya, Hargey mengutuk kebencian yang meningkat di dunia antara komunitas Muslim dan Kristen.
Dia menyalahkan situasi itu pada "teologi yang menyesatkan", yang berasal dari negara-negara seperti Arab Saudi dan Pakistan.”Yang memunculkan fanatisme dari kelompok-kelompok seperti organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Taliban di Afghanistan dan Boko Haram di Nigeria,” katanya, yang dilansir Sabtu (20/9/2014).
Penggagas masjid untuk kaum gay, Taj Hargey, yang merupakan profesor dari Universitas Oxford menandai pembukaan masjid itu, dengan menggelar salat Jumat pertama. Masjid itu menarik para wartawan dan demonstran untuk berdatangan. (Baca: Ide Proyek Masjid Kaum Gay di Cape Town Dihujat)
Polisi juga siaga di luar masjid baru dengan cat warna hijau itu. Beberapa demonstran mengatakan kepada AFP, bahwa mereka sedang menunggu bala bantuan. ”Dan akan menghentikan hal itu, tanpa peduli apa yang akan terjadi,” kata salah seorang demonstran.
Hargey yang sejak awal diprotes atas idenya membangun masjid yang terbuka untuk kaum gay, menyampaikan khotbah Jumat. Dalam khotbahnya, Hargey mengutuk kebencian yang meningkat di dunia antara komunitas Muslim dan Kristen.
Dia menyalahkan situasi itu pada "teologi yang menyesatkan", yang berasal dari negara-negara seperti Arab Saudi dan Pakistan.”Yang memunculkan fanatisme dari kelompok-kelompok seperti organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Taliban di Afghanistan dan Boko Haram di Nigeria,” katanya, yang dilansir Sabtu (20/9/2014).
(mas)