UE desak penyelidikan insiden Odessa
A
A
A
Sindonews.com – Uni Eropa (UE) mendesak adanya penyelidikan penuh oleh badan independent terhadap insiden kerusuhan yang terjadi di Odessa dan menewaskan setidaknya 42 orang yang sebagian besar adalah massa pro Rusia.
"Kami (UE) sangat sedih oleh banyaknya korban tewas ataupun korban luka-luka yang jatuh dalam peristiwa di Odessa," ungkap Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton. Seperti dilansir Reuters, Minggu (4/5/2014).
"Fakta-fakta yang menyebabkan hilangnya puluhan nyawa dalam indisen tersebut harus segera diselediki dan sebaiknya diserahkan pada badan investigasi independen dan mereka yang bertanggung jawab atas insiden harus dibawa ke pengadilan," tegas Ashton.
Ashton mengatakan, Uni Eropa mendesak semua orang untuk menahan diri dan tidak mengeksploitasi peristiwa di Odessa. "Semua kekuatan politik sekarang harus memikul tanggung jawab mereka dan terlibat dalam dialog yang damai dan inklusif untuk menemukan jalan keluar dari krisis tersebut," papar Ashton.
Pada Jumat (2/4/2014) Massa pro-Kiev atau pendukung Pemerintah Ukraina mengamuk. Mereka membakar gedung serikat buruh di Odessa, Ukraina tenggara yang dihuni massa anti-Kiev penuntut otonomi.
Pihak Moskow menyalahkan Kiev dan Barat atas insiden mematikan tersebut. Mereka menyatakan massa radikal pro-Kiev menyerang kamp-kamp demonstran lokal. Sementara pihak Kiev dan Barat menyatakan sebaliknya, mereka menyatakan ada agen khusus Rusia yang bermain dalam insiden tersebut.
"Kami (UE) sangat sedih oleh banyaknya korban tewas ataupun korban luka-luka yang jatuh dalam peristiwa di Odessa," ungkap Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton. Seperti dilansir Reuters, Minggu (4/5/2014).
"Fakta-fakta yang menyebabkan hilangnya puluhan nyawa dalam indisen tersebut harus segera diselediki dan sebaiknya diserahkan pada badan investigasi independen dan mereka yang bertanggung jawab atas insiden harus dibawa ke pengadilan," tegas Ashton.
Ashton mengatakan, Uni Eropa mendesak semua orang untuk menahan diri dan tidak mengeksploitasi peristiwa di Odessa. "Semua kekuatan politik sekarang harus memikul tanggung jawab mereka dan terlibat dalam dialog yang damai dan inklusif untuk menemukan jalan keluar dari krisis tersebut," papar Ashton.
Pada Jumat (2/4/2014) Massa pro-Kiev atau pendukung Pemerintah Ukraina mengamuk. Mereka membakar gedung serikat buruh di Odessa, Ukraina tenggara yang dihuni massa anti-Kiev penuntut otonomi.
Pihak Moskow menyalahkan Kiev dan Barat atas insiden mematikan tersebut. Mereka menyatakan massa radikal pro-Kiev menyerang kamp-kamp demonstran lokal. Sementara pihak Kiev dan Barat menyatakan sebaliknya, mereka menyatakan ada agen khusus Rusia yang bermain dalam insiden tersebut.
(esn)