Uni Eropa Peringatkan Gelombang Pengungsi Baru, Ini Sebabnya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Uni Eropa harus bersiap untuk "gelombang migrasi" baru di tengah krisis ketahanan pangan yang dipicu konflik Ukraina.
Peringatan itu diungkapkan Aija Kalnaja, direktur sementara yang baru diangkat untuk Badan Penjaga Perbatasan dan Pantai Eropa atau Frontex, pada Senin (11/7/2022).
Berbicara kepada wartawan di Praha, Kalnaja mencatat, “UE sangat siap untuk pengungsi yang datang dari Ukraina.”
“Pada saat yang sama, kita harus mempersiapkan juga untuk pengungsi yang datang dari daerah lain karena ketahanan pangan. Anda mungkin tahu bahwa transportasi gandum dari Ukraina terhambat dan itu akan menciptakan gelombang migrasi,” papar dia.
Bulan lalu, surat kabar Spanyol El Pais mengutip laporan internal Uni Eropa setebal 27 halaman tentang konsekuensi potensial dari konflik Ukraina.
Dampak itu termasuk peringatan akan “bencana kelaparan” yang dihadapi Afrika Utara.
“Kelaparan mungkin memicu gelombang baru protes sosial, perpindahan internal dan migrasi ke wilayah tetangga dan mungkin menuju UE," ungkap laporan itu.
Jika skenario ini terjadi, Spanyol dan Italia akan berada di garis depan eksodus, menurut surat kabar itu.
Peringatan itu diungkapkan Aija Kalnaja, direktur sementara yang baru diangkat untuk Badan Penjaga Perbatasan dan Pantai Eropa atau Frontex, pada Senin (11/7/2022).
Berbicara kepada wartawan di Praha, Kalnaja mencatat, “UE sangat siap untuk pengungsi yang datang dari Ukraina.”
“Pada saat yang sama, kita harus mempersiapkan juga untuk pengungsi yang datang dari daerah lain karena ketahanan pangan. Anda mungkin tahu bahwa transportasi gandum dari Ukraina terhambat dan itu akan menciptakan gelombang migrasi,” papar dia.
Bulan lalu, surat kabar Spanyol El Pais mengutip laporan internal Uni Eropa setebal 27 halaman tentang konsekuensi potensial dari konflik Ukraina.
Dampak itu termasuk peringatan akan “bencana kelaparan” yang dihadapi Afrika Utara.
“Kelaparan mungkin memicu gelombang baru protes sosial, perpindahan internal dan migrasi ke wilayah tetangga dan mungkin menuju UE," ungkap laporan itu.
Jika skenario ini terjadi, Spanyol dan Italia akan berada di garis depan eksodus, menurut surat kabar itu.