Senjata kimia rezim Khadafi dihancurkan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Libya mengatakan, senjata kimia, termasuk peluru artileri dan bom berisi gas mustard peninggalan rezim Muamar Khadafi telah dihancurkan. Kini Libya menyatakan steril dari senjata kimia.
“Penghancuran (senjata kimia) selesai beberapa hari lalu, menjadi tonggak penting bagi Libya untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan konvensi senjata kimia,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Libya, seperti dikutip CNN, Rabu (5/2/2014).
”Libya telah benar-benar bebas dari senjata kimia yang selama ini mengancam keamanan masyarakat setempat, lingkungan dan daerah-daerah tetangga,” lanjut pernyataan kementerian itu.
Andrew C. Weber, asisten Menteri Pertahanan Libya, mengatakan, senjata kimia yang dihancurkan meliputi 517 peluru artileri berisi gas mustard, delapan bom seberat 250 kilogram yang juga diisi gas mustard dan 45 tabung berisi gas mustard.
”Kami memastikan bahwa senjata-senjata kimia itu tidak pernah jatuh di tangan ekstremis pelaku kekerasan. Jadi, kami mencegah potensi penggunaan senjata pemusnah massal untuk aksi terorisme,” ujar Weber kepada wartawan di Tripoli.
Operasi penghancuran senjata kimia selama beberapa bulan terakhir, adalah upaya bersama yang melibatkan aparat Libya, yang didukung Amerika Serikat, Jerman dan Kanada dengan bantuan logistik
“Penghancuran (senjata kimia) selesai beberapa hari lalu, menjadi tonggak penting bagi Libya untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan konvensi senjata kimia,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Libya, seperti dikutip CNN, Rabu (5/2/2014).
”Libya telah benar-benar bebas dari senjata kimia yang selama ini mengancam keamanan masyarakat setempat, lingkungan dan daerah-daerah tetangga,” lanjut pernyataan kementerian itu.
Andrew C. Weber, asisten Menteri Pertahanan Libya, mengatakan, senjata kimia yang dihancurkan meliputi 517 peluru artileri berisi gas mustard, delapan bom seberat 250 kilogram yang juga diisi gas mustard dan 45 tabung berisi gas mustard.
”Kami memastikan bahwa senjata-senjata kimia itu tidak pernah jatuh di tangan ekstremis pelaku kekerasan. Jadi, kami mencegah potensi penggunaan senjata pemusnah massal untuk aksi terorisme,” ujar Weber kepada wartawan di Tripoli.
Operasi penghancuran senjata kimia selama beberapa bulan terakhir, adalah upaya bersama yang melibatkan aparat Libya, yang didukung Amerika Serikat, Jerman dan Kanada dengan bantuan logistik
(mas)