PBB bakal usut penjualan etnis Rohingya oleh aparat Thailand

Sabtu, 07 Desember 2013 - 10:52 WIB
PBB bakal usut penjualan etnis Rohingya oleh aparat Thailand
PBB bakal usut penjualan etnis Rohingya oleh aparat Thailand
A A A
Sindonews.com - PBB dan Amerika Serikat (AS) siap mengusut praktik perdagangan manusia yang dilakukan aparat Imigrasi Thailand terhadap para pengungsi Rohingya. Praktik ilegal itu terungkap dari investigasi Reuters selama tiga bulan di tiga negara.

Dalam laporan investigasi itu, para pengungsi Muslim Rohinya Myanmar yang mengungsi ke Thailand, dibawa melintasi Thailand selatan dan disandera di kamp-kamp tersembunyi di dekat perbatasan dengan Malaysia. Sebagian dijual, sebagian lagi ditebus kerabatnya. Banyak juga dari para pengungsi itu disiksa dan dibunuh.

”Tuduhan-tuduhan ini perlu diselidiki segera,” kata juru bicara badan pengungsi PBB, Vivian Tan dalam sebuah pernyataan, kemarin, seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/12/2013). ”Kami telah secara konsisten meminta negara-negara di kawasan ini untuk memberikan perlindungan sementara, termasuk perlindungan terhadap korban pelecehan dan eksploitasi,” lanjut Tan.

Dalam waktu yang nyaris bersamaan, Washington juga mengeluarkan seruan pengusutan atas laporan praktik perdagangan manusia itu.

”Kami menyadari laporan yang menyatakan, bahwa pejabat Thailand telah terlibat dalam penjualan migran menjual Rohingya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf. ”Kami mendesak Pemerintah Thailand untuk melakukan investigasi serius dan transparan dalam masalah ini.”

“Kami tetap sangat prihatin tentang keamanan dan kondisi kemanusiaan bagi masyarakat rentan di Burma, termasuk pengungsi dan pencari suaka di perbatasan Burma dan di tempat lain di wilayah ini,” imbuh Harf.

Sementara itu, Mayor Jenderal Chatchawal, pejabat dari Kepolisian Kerajaan Thailand di Bangkok, mengatakan, bahwa ada kebijakan resmi untuk mendeportasi para pengungsi Rohingya ke Myanmar. Dia menyebut, laporan tentang praktik penjualan manusia itu sebagai “opsi kedua”.

Laporan lain menyebut, para pengungsi Rohingya menandatangani pernyataan, di mana mereka setuju untuk kembali ke Myanmar. Pernyataan-pernyataan ini, kadang-kadang diterima tanpa penerjemah bahasa Rohingya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6878 seconds (0.1#10.140)