Myanmar resmi bebaskan 69 tahanan politik
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Myanmar pada Jumat (15/11/2013), mengumumkan, bahwa mereka resmi membebaskan sekitar 69 tahanan politik. Pembebasan puluhan tahanan politik itu dilakukan, setelah presiden reformis Thein Sein berkunjung ke Uni Eropa.
Dalam pernyataan, Kantor Presiden Myanmar, mengatakan pembebasan puluhan tahanan politik ini karena alasan kemanusiaan, dan memungkinkan bagi mereka yang dibebaskan untuk membantu membangun Myanmar.
Pembebasan puluhan tahanan politik itu, juga sebagai pembuktian janji Presiden Sein yang akan membebaskan semua sisa pembangkang yang ditahan, paling lambat akhir tahun ini. Sebelumnya, kemarin, Presiden Sein bertemu Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton.
Dia juga bertemu dengan mantan Presiden AS Bill Clinton, yang berkunjung ke Myanmar atas nama yayasan. Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair juga berkunjung ke negara itu. Thein Sein, telah menuai pujian dari berbagai negara atas gerakan reformasinya.
Pada Juli lalu, saat berkunjung ke London, dia menyampaikan janji yang mempertegas kebijakan reformasinya. ”Tidak ada tahanan ‘hati nurani’ di Myanmar pada akhir tahun ini,” janji Sein kala itu.
Oktober 2013 lalu, Pemerintah Myanmar telah membebaskan 56 tahanan politik. Para tahanan politik di negara itu, terdiri dari aktivis politik, wartawan, pengacara hingga seniman. Mereka dijebloskan ke penjara saat negara itu dikuasai junta militer.
Negara itu mulai berubah, setelah pemimpin oposisi Aung Sang Suu Kyi dibebaskan, setelah bertahun-tahun menjalani tahanan rumah.
Dalam pernyataan, Kantor Presiden Myanmar, mengatakan pembebasan puluhan tahanan politik ini karena alasan kemanusiaan, dan memungkinkan bagi mereka yang dibebaskan untuk membantu membangun Myanmar.
Pembebasan puluhan tahanan politik itu, juga sebagai pembuktian janji Presiden Sein yang akan membebaskan semua sisa pembangkang yang ditahan, paling lambat akhir tahun ini. Sebelumnya, kemarin, Presiden Sein bertemu Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton.
Dia juga bertemu dengan mantan Presiden AS Bill Clinton, yang berkunjung ke Myanmar atas nama yayasan. Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair juga berkunjung ke negara itu. Thein Sein, telah menuai pujian dari berbagai negara atas gerakan reformasinya.
Pada Juli lalu, saat berkunjung ke London, dia menyampaikan janji yang mempertegas kebijakan reformasinya. ”Tidak ada tahanan ‘hati nurani’ di Myanmar pada akhir tahun ini,” janji Sein kala itu.
Oktober 2013 lalu, Pemerintah Myanmar telah membebaskan 56 tahanan politik. Para tahanan politik di negara itu, terdiri dari aktivis politik, wartawan, pengacara hingga seniman. Mereka dijebloskan ke penjara saat negara itu dikuasai junta militer.
Negara itu mulai berubah, setelah pemimpin oposisi Aung Sang Suu Kyi dibebaskan, setelah bertahun-tahun menjalani tahanan rumah.
(mas)