Usai diculik, pemberontak Mali habisi 2 wartawan Prancis
Minggu, 03 November 2013 - 17:38 WIB

Usai diculik, pemberontak Mali habisi 2 wartawan Prancis
A
A
A
Sindonews.com - Claude Verlon dan Ghislaine Dupont sepasang wartawan RFI, stasiun radio Prancis diculik kemudian dibunuh setelah melakukan wawancara dengan seorang pejabat lokal, kelompok pemberontak separatis etnis Tuareg MNLA di sisi utara Ibu Kota Kidal. Mali, Sabtu (2/10/2013).
Ambeiry Ag Rhissa, seorang pejabat lokal MNLA mengatakan, pasangan itu diculik setelah keluar dari rumahnya. "Saya mendengar suara yang tidak biasa di jalan," ungkap Rhissa kepada France24.
Rhissa menuturkan, "Saya pergi keluar untuk melihat apa yang terjadi di luar sana. Setelah saya sampai di depan pintu, saya melihat sebuah mobil bak terbuka terparkir 10 meter dari rumah saya. Ada seorang pria dan dia segara mendatangi, kemudian menyuruh saya kembali ke dalam rumah. Saya menuruti perkataan mereka," ujarnya.
"Beberapa saat kemudian mereka menculik dua waratawan itu. Mereka pergi dengan tergesa-gesa," ungkap Rhissa, yang tidak tahu berapa banyak penculik yang berada di luar rumahnnya.
Menurut sebuh sumber lain, dua wartawan itu dipaksa naik ke atas truk berwarna oranye dan kemudian menyusuri wilayah gurun pasir.
Seorang Juru Bicara militer Prancis, Kolonel Gilles Jarron mengatakan, pasukan Prancis di Mali tidak melakukan kontak visual ataupun kontak fisik dengan kelompok bersenjata setelah keduanya diculik. "Pasca penculikan, dua helikopter militer melakukan patroli dan menemukan mayat dua wartawan tersebut, 10 kilometer dari sisi timur Ibu Kota Kidal," ujarnya.
Ambeiry Ag Rhissa, seorang pejabat lokal MNLA mengatakan, pasangan itu diculik setelah keluar dari rumahnya. "Saya mendengar suara yang tidak biasa di jalan," ungkap Rhissa kepada France24.
Rhissa menuturkan, "Saya pergi keluar untuk melihat apa yang terjadi di luar sana. Setelah saya sampai di depan pintu, saya melihat sebuah mobil bak terbuka terparkir 10 meter dari rumah saya. Ada seorang pria dan dia segara mendatangi, kemudian menyuruh saya kembali ke dalam rumah. Saya menuruti perkataan mereka," ujarnya.
"Beberapa saat kemudian mereka menculik dua waratawan itu. Mereka pergi dengan tergesa-gesa," ungkap Rhissa, yang tidak tahu berapa banyak penculik yang berada di luar rumahnnya.
Menurut sebuh sumber lain, dua wartawan itu dipaksa naik ke atas truk berwarna oranye dan kemudian menyusuri wilayah gurun pasir.
Seorang Juru Bicara militer Prancis, Kolonel Gilles Jarron mengatakan, pasukan Prancis di Mali tidak melakukan kontak visual ataupun kontak fisik dengan kelompok bersenjata setelah keduanya diculik. "Pasca penculikan, dua helikopter militer melakukan patroli dan menemukan mayat dua wartawan tersebut, 10 kilometer dari sisi timur Ibu Kota Kidal," ujarnya.
(esn)