Pakai paspor palsu teroris 'janda putih' masuk Afsel
A
A
A
Sindonews.com - Tersangka teroris di mal Nairobi, Kenya, asal Inggris, Samantha Lewthewaite diyakini telah membayar untuk pembuatan paspor palsu agar dia bisa masuk Afrika Selatan (Afsel). Samantha yang dijuluki media Inggris sebagai “janda putih”, disebut menghabiskann USD2 ribu untuk mengurus dokumen itu.
Mengutip laman Daily Mail, Selasa (1/10/2013), si “janda putih”juga telah mendirikan rumah di Ibu KotaAfsel, Johannesburg.
Interpol telah mengeluarkan red notice atau surat perintah penangkapan terhadap buronan internasional untuk Samantha yang diduga sebagai dalang pembantaian 67 orang di mal Westage, Nairobi, Kenya, oleh militan al-Shabab selama empat hari pada pekan lalu.
Aparat keamanan di Afsel telah memperketat pengawasan, menyusul adanya laporan si “janda putih” sudah masuk Johannesburg.
Gwede Mantashe, sekretaris jenderal yang berkuasa Kongres Nasional Afrika, menyoroti perlunya perubahan dalam aturan keimigrasian. ”Serangan (teroris) ini telah menyoroti perlunya pengetatan hukum imigrasi, termasuk proses pembuatan dokumen identitas, serta pemantauan pergerakan orang-orang yang dicurigai,” katanya.
Ehmed Chisty, petugas yang saat ini menjalani hukuman penjara 37 tahun karena terlibat pembuatan ribuan dokumen palsu, mengatakan si "janda putih” datang kepadanya untuk membuat paspor palsu. Samantha menggunakan paspor palsu dengan nama Natalie Faye Webb, untuk kepentingan pembuatan rumah di negara itu.
Samantha adalah janda dari pelaku bom bunuh diri di London pada 2009, Jermaine Lindsay. Sejak itu, dia melarikan diri dari rumahnya dan pergi ke Afrika Timur. Di Afrika itulah, dia diduga bergabung dengan kelompok militan.
Mengutip laman Daily Mail, Selasa (1/10/2013), si “janda putih”juga telah mendirikan rumah di Ibu KotaAfsel, Johannesburg.
Interpol telah mengeluarkan red notice atau surat perintah penangkapan terhadap buronan internasional untuk Samantha yang diduga sebagai dalang pembantaian 67 orang di mal Westage, Nairobi, Kenya, oleh militan al-Shabab selama empat hari pada pekan lalu.
Aparat keamanan di Afsel telah memperketat pengawasan, menyusul adanya laporan si “janda putih” sudah masuk Johannesburg.
Gwede Mantashe, sekretaris jenderal yang berkuasa Kongres Nasional Afrika, menyoroti perlunya perubahan dalam aturan keimigrasian. ”Serangan (teroris) ini telah menyoroti perlunya pengetatan hukum imigrasi, termasuk proses pembuatan dokumen identitas, serta pemantauan pergerakan orang-orang yang dicurigai,” katanya.
Ehmed Chisty, petugas yang saat ini menjalani hukuman penjara 37 tahun karena terlibat pembuatan ribuan dokumen palsu, mengatakan si "janda putih” datang kepadanya untuk membuat paspor palsu. Samantha menggunakan paspor palsu dengan nama Natalie Faye Webb, untuk kepentingan pembuatan rumah di negara itu.
Samantha adalah janda dari pelaku bom bunuh diri di London pada 2009, Jermaine Lindsay. Sejak itu, dia melarikan diri dari rumahnya dan pergi ke Afrika Timur. Di Afrika itulah, dia diduga bergabung dengan kelompok militan.
(mas)