Perancis batalkan serangan ke Suriah di menit-menit terakhir
A
A
A
Sindonews.com - Beberapa jam sebelum jet tempur Prancis akan lepas landas untuk menyerang Suriah, Presiden Prancis Francois Hollande menerima telepon pembatalan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Demikian diungkapkan Nouvel Observateur, majalah mingguan Prancis, Minggu (30/9/2013).
Nouvel Observateur mengabarkan, jet tempur Perancis siap lepas landas untuk menyerang Suriah pada 31 Agustus lalu, namun rencana itu dibatalkan hanya beberapa jam jelang lepas landas. Pembatalan tersebut terjadi di hari yang sama saat Obama memutuskan tidak akan menyerang Suriah sebelum mendapat persetujuan Kongres.
Menurut Nouvel Observateur, jet tempur kelas Rafale telah disiapkan untuk meluncurkan serangan. "Segala sesuatu membuat kita semua berfikir bahwa harinya telah tiba," ungkap seorang pejabat Prancis, seperti dikutip Nouvel Observateur. "Kesalahpahaman yang luar biasa dan ini berlangsung sampai akhir sore," imbuh pejabat tersebut.
Hollande diperkirakan menyetujui peluncuran serangan pukul 3 pagi waktu setempat. Rencananya, jet tempur kelas Rafale akan menyerang sistem pertahanan rudal Suriah dan Pusat Komando dan Kontrol Senjata Kimia Suriah. Rencana tersebut akan masih berada dalam lampu hijau selama, namun batal setelah Presiden AS berubah pikiran dan memutuskan untuk berkonsultasi dengan penasihatnya.
Nouvel Observateur mengabarkan, jet tempur Perancis siap lepas landas untuk menyerang Suriah pada 31 Agustus lalu, namun rencana itu dibatalkan hanya beberapa jam jelang lepas landas. Pembatalan tersebut terjadi di hari yang sama saat Obama memutuskan tidak akan menyerang Suriah sebelum mendapat persetujuan Kongres.
Menurut Nouvel Observateur, jet tempur kelas Rafale telah disiapkan untuk meluncurkan serangan. "Segala sesuatu membuat kita semua berfikir bahwa harinya telah tiba," ungkap seorang pejabat Prancis, seperti dikutip Nouvel Observateur. "Kesalahpahaman yang luar biasa dan ini berlangsung sampai akhir sore," imbuh pejabat tersebut.
Hollande diperkirakan menyetujui peluncuran serangan pukul 3 pagi waktu setempat. Rencananya, jet tempur kelas Rafale akan menyerang sistem pertahanan rudal Suriah dan Pusat Komando dan Kontrol Senjata Kimia Suriah. Rencana tersebut akan masih berada dalam lampu hijau selama, namun batal setelah Presiden AS berubah pikiran dan memutuskan untuk berkonsultasi dengan penasihatnya.
(esn)