Polisi Tunisia gunakan gas air mata untuk bubarkan demonstran
A
A
A
Sindonews.com – Polisi anti huru-hara Tunisia menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan pemuda yang melakukan aksi unjuk rasa di kota Gafsa, Kamis (7/2/2013). Ratusan pemuda ini memprotes terjadinya aksi pembunuhan terhadap pemimpin oposisi Tunisia, Chokri Belaid.
"Ratusan orang memprotes pembunuhan terhadap Belaid, tetapi protes berubah menjadi bentrokan. Polisi menembakkan gas air mata, sementara demonstran melemparkan batu dan meneriakkan slogan-slogan," ujar Ahmed Issaoui, salah seorang penduduk Gafsa, seperti dikutip dari Reuters.
Belaid sendiri tewas pada Rabu 6 Februari, setelah penyerang bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembaknya saat Belaid hendak berangkat menuju kantornya. Kematian Belaid ini langsung menimbulkan gejolak di Tunisia.
Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas kematian Belaid. Ennahda, partai yang berkuasa di Tunisia, mengaku tak punya keterkaitan apa pun dengan kematian Belaid. Meski begitu, beberapa kantor Partai Ennahda dibakar massa di sejumlah wilayah di Tunisia.
"Ratusan orang memprotes pembunuhan terhadap Belaid, tetapi protes berubah menjadi bentrokan. Polisi menembakkan gas air mata, sementara demonstran melemparkan batu dan meneriakkan slogan-slogan," ujar Ahmed Issaoui, salah seorang penduduk Gafsa, seperti dikutip dari Reuters.
Belaid sendiri tewas pada Rabu 6 Februari, setelah penyerang bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembaknya saat Belaid hendak berangkat menuju kantornya. Kematian Belaid ini langsung menimbulkan gejolak di Tunisia.
Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas kematian Belaid. Ennahda, partai yang berkuasa di Tunisia, mengaku tak punya keterkaitan apa pun dengan kematian Belaid. Meski begitu, beberapa kantor Partai Ennahda dibakar massa di sejumlah wilayah di Tunisia.
(esn)