Bawa agenda sengketa wilayah dengan China
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Shinzo Abe kemarin tiba di Bangkok, Thailand, untuk meneruskan tur ke tiga negara di Asia Tenggara sebelum bertolak ke Jakarta hari ini. Kunjungan Abe itu bertepatan dengan kian meningkatnya ketegangan antara Jepang dan China terkait sengketa wilayah di Laut China Timur.
Sementara, Beijing juga terlibat perebutan klaim wilayah di Laut China Selatan dengan empat negara di Asia Tenggara, termasuk Vietnam,yang dikunjungi Abe pada Rabu (16/1), dan Taiwan. Hubungan Tokyo dan Beijing membeku sejak keduanya terlibat sengketa atas kepulauan di Laut China Timur yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China.
Demonstrasi anti-Jepang telah pecah di beberapa kota di China. ”China sudah berhasil membangun kekuatan militernya, tapi untuk apa? Kami merayakan pertumbuhan ekonomi China, tapi bukan ide bagus untuk mengancam orang lain atau meminta orang lain dengan paksaan atau intimidasi,” ujar Yutaka Yokoi, pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang, kepada Reuters di Bangkok.
Berperan sebagai mediator dalam sengketa Laut China Selatan, Thailand menuturkan akan mendengar apa yang dikatakan Jepang tapi juga akan mempertimbangkan pandangan negara lain yang terlibat. Analis menuturkan, Abe akan berhati-hati di Asia Tenggara untuk menghindari memprovokasi China dengan muncul untuk berusaha ”mengalahkannya”.
Lebih lanjut, tuan rumah negara yang dikunjunginya juga akan berusaha menghindari mengecewakan China, yang sekarang adalah partner utama ekonomi mereka. Di Hanoi, Abe sepakat dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung bahwa sengketa di wilayah itu harus diselesaikan melalui perundingan damai dan hukum internasional. Sementara, Jepang akan menempatkan perlengkapan militer di pulau dekat gugusan pulau yang menjadi pusat sengketa dengan China.
Kementerian pertahanan kini akan meminta dana untuk tahun fiskal berikutnya untuk mengkaji ide menempatkan radar mobiledan sistem komunikasi di pulau dekat Senkaku atau Diaoyu itu. ”Kajian itu adalah bagian rencana kami untuk beroperasi di pulau barat daya dengan fleksibilitas,” ujar juru bicara kementerian pertahanan, seperti dikutip AFP.
Komentar itu muncul setelah ada laporan bahwa Jepang sedang mempertimbangkan untuk menempatkan jet tempur F-15 secara permanen di Shimoji, pulau kecil dekat Senkaku. Tapi, laporan itu dibantah Menteri Pertahanan Itsunori Onodera. ”Kami mengkaji banyak opsi seperti bagaimana mengembangkan sistem keamanan suara di perairan barat daya kami,” ujar dia.
Kementerian pertahanan memaparkan, jet-jet F-15 itu dikirim ke kawasan yang disengketakan itu untuk menghalau pesawat milik China– bukan pesawat militer.Peristiwa itu terjadi empat kali pada Desember lalu, termasuk sekali ketika wilayah udara Jepang dilanggar. Jet-jet itu juga diterjunkan pada Januari ini. Ketika Jepang menyatakan wilayah udaranya dilanggar, angkatan udara tidak mendeteksi kehadiran pesawat China, yang sudah pergi ketika jet-jet tempur itu diterjunkan.
Sementara, Beijing juga terlibat perebutan klaim wilayah di Laut China Selatan dengan empat negara di Asia Tenggara, termasuk Vietnam,yang dikunjungi Abe pada Rabu (16/1), dan Taiwan. Hubungan Tokyo dan Beijing membeku sejak keduanya terlibat sengketa atas kepulauan di Laut China Timur yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China.
Demonstrasi anti-Jepang telah pecah di beberapa kota di China. ”China sudah berhasil membangun kekuatan militernya, tapi untuk apa? Kami merayakan pertumbuhan ekonomi China, tapi bukan ide bagus untuk mengancam orang lain atau meminta orang lain dengan paksaan atau intimidasi,” ujar Yutaka Yokoi, pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang, kepada Reuters di Bangkok.
Berperan sebagai mediator dalam sengketa Laut China Selatan, Thailand menuturkan akan mendengar apa yang dikatakan Jepang tapi juga akan mempertimbangkan pandangan negara lain yang terlibat. Analis menuturkan, Abe akan berhati-hati di Asia Tenggara untuk menghindari memprovokasi China dengan muncul untuk berusaha ”mengalahkannya”.
Lebih lanjut, tuan rumah negara yang dikunjunginya juga akan berusaha menghindari mengecewakan China, yang sekarang adalah partner utama ekonomi mereka. Di Hanoi, Abe sepakat dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung bahwa sengketa di wilayah itu harus diselesaikan melalui perundingan damai dan hukum internasional. Sementara, Jepang akan menempatkan perlengkapan militer di pulau dekat gugusan pulau yang menjadi pusat sengketa dengan China.
Kementerian pertahanan kini akan meminta dana untuk tahun fiskal berikutnya untuk mengkaji ide menempatkan radar mobiledan sistem komunikasi di pulau dekat Senkaku atau Diaoyu itu. ”Kajian itu adalah bagian rencana kami untuk beroperasi di pulau barat daya dengan fleksibilitas,” ujar juru bicara kementerian pertahanan, seperti dikutip AFP.
Komentar itu muncul setelah ada laporan bahwa Jepang sedang mempertimbangkan untuk menempatkan jet tempur F-15 secara permanen di Shimoji, pulau kecil dekat Senkaku. Tapi, laporan itu dibantah Menteri Pertahanan Itsunori Onodera. ”Kami mengkaji banyak opsi seperti bagaimana mengembangkan sistem keamanan suara di perairan barat daya kami,” ujar dia.
Kementerian pertahanan memaparkan, jet-jet F-15 itu dikirim ke kawasan yang disengketakan itu untuk menghalau pesawat milik China– bukan pesawat militer.Peristiwa itu terjadi empat kali pada Desember lalu, termasuk sekali ketika wilayah udara Jepang dilanggar. Jet-jet itu juga diterjunkan pada Januari ini. Ketika Jepang menyatakan wilayah udaranya dilanggar, angkatan udara tidak mendeteksi kehadiran pesawat China, yang sudah pergi ketika jet-jet tempur itu diterjunkan.
(esn)