Afsel pertimbangkan ambang batas alkohol bagi pengemudi
A
A
A
Sindonews.com – Warga Afrika Selatan (Afsel) bisa terkena hukuman, bila mengemudikan mobil setelah menegak alkohol, meski minuman itu tak membuat mabuk. Hal ini bisa terjadi, bila Menteri Transportasi Afsel, Ben Martins jadi menerapkan peraturan baru.
Menurut Martins, Pemerintah Afsel tidak punya pilihan selain mengambil garis yang sangat keras terhadap para pengemudi di jalan. Sebab, sebuah laporan menunjukan, pada 1 Desember hingga 8 Januari, ada 1.465 pengemudi yang tertangkap sedang mengemudikan kendaraan dalam keadaan mabuk.
Mabuk saat mengemudi adalah penyebab utama kecelakaan dan kematian di jalan-jalan Afsel. “Inilah alasan kami mempertimbangkan perubahan undang-undang untuk membuat batas alkohol nol dalam darah bagi seorang pengemudi. Selain itu, iklan alkohol juga harus dipertimbangkan,” jelas Martins.
Sekitar 40 persen dari kematian selama tahun lalu disebabkan pejalan kaki yang menyeberang jalan secara sembarangan dan sebagian besar dari mereka mabuk. "Setiap tahunnya, setidaknya 306 miliar Rand hilang akibat kematian di jalan," kata Martins.
Menurutnya, tidak ada jumlah uang yang didapat dari industri alkohol yang bisa menggantikan hilangnya nyawa manusia. Collins Letsoalo, Kepala Manajemen Lalu Lintas dan Jalan menyatakan dukungannya pada rencana Martins. "Kami menyerukan batas alkohol nol dan larangan total pada iklan alkohol," katanya.
Menurut Martins, Pemerintah Afsel tidak punya pilihan selain mengambil garis yang sangat keras terhadap para pengemudi di jalan. Sebab, sebuah laporan menunjukan, pada 1 Desember hingga 8 Januari, ada 1.465 pengemudi yang tertangkap sedang mengemudikan kendaraan dalam keadaan mabuk.
Mabuk saat mengemudi adalah penyebab utama kecelakaan dan kematian di jalan-jalan Afsel. “Inilah alasan kami mempertimbangkan perubahan undang-undang untuk membuat batas alkohol nol dalam darah bagi seorang pengemudi. Selain itu, iklan alkohol juga harus dipertimbangkan,” jelas Martins.
Sekitar 40 persen dari kematian selama tahun lalu disebabkan pejalan kaki yang menyeberang jalan secara sembarangan dan sebagian besar dari mereka mabuk. "Setiap tahunnya, setidaknya 306 miliar Rand hilang akibat kematian di jalan," kata Martins.
Menurutnya, tidak ada jumlah uang yang didapat dari industri alkohol yang bisa menggantikan hilangnya nyawa manusia. Collins Letsoalo, Kepala Manajemen Lalu Lintas dan Jalan menyatakan dukungannya pada rencana Martins. "Kami menyerukan batas alkohol nol dan larangan total pada iklan alkohol," katanya.
(esn)