Hadapi Dampak Corona, Maskapai Global Perlu Dukungan Rp3.028 Triliun
A
A
A
LONDON - Maskapai global memerlukan USD200 miliar (Rp3.028 triliun) dukungan pemerintah untuk membantu mereka bertahan menghadapi krisis virus corona.
Kepala Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) Alexandre de Juniac menyatakan setiap negara perlu bertindak cepat untuk mendukung berbagai maskapai saat banyak perusahaan kehabisan uang.
"Jika kita ingin mempertahankan sektor maskapai kuat untuk menghadapi krisis sulit ini dan memberikan sumber daya untuk menjamin pemulihan akan terjadi, kita perlu pemerintha bertindak kuat dan cepat," kata Juniac.
Dana sebesar USD150 miliar hingga USD200 miliar yang menurut IATA sangat dibutuhkan itu termasuk dalam bentuk dukungan tak langsung seperti jaminan utang.
Sebelumnya, sejumlah maskapai di Amerika Serikat (AS) meminta dana talangan USD50 miliar pada Senin (16/3).
Krisis itu meningkat pekan lalu, dengan beberapa negara mengeluarkan pembatasan dan larangan perjalanan, termasuk AS yang menerapkan pembatasan perjalanan dari Eropa dan Uni Eropa menutup perbatasannya.
Langkah ini memaksa banyak maskapai menghentikan sebagian besar armadanya saat jumlah penumpang turun.
De Juniac menjelaskan, maskapai-maskapai meminta pemerintah memberikan paket dukungan keuangan yang luas termasuk dukungan untuk pasar obligasi korporat.
Jumlah penumpang diperkirakan turun lebih dari 16% menurut proyeksi IATA.
Kepala Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) Alexandre de Juniac menyatakan setiap negara perlu bertindak cepat untuk mendukung berbagai maskapai saat banyak perusahaan kehabisan uang.
"Jika kita ingin mempertahankan sektor maskapai kuat untuk menghadapi krisis sulit ini dan memberikan sumber daya untuk menjamin pemulihan akan terjadi, kita perlu pemerintha bertindak kuat dan cepat," kata Juniac.
Dana sebesar USD150 miliar hingga USD200 miliar yang menurut IATA sangat dibutuhkan itu termasuk dalam bentuk dukungan tak langsung seperti jaminan utang.
Sebelumnya, sejumlah maskapai di Amerika Serikat (AS) meminta dana talangan USD50 miliar pada Senin (16/3).
Krisis itu meningkat pekan lalu, dengan beberapa negara mengeluarkan pembatasan dan larangan perjalanan, termasuk AS yang menerapkan pembatasan perjalanan dari Eropa dan Uni Eropa menutup perbatasannya.
Langkah ini memaksa banyak maskapai menghentikan sebagian besar armadanya saat jumlah penumpang turun.
De Juniac menjelaskan, maskapai-maskapai meminta pemerintah memberikan paket dukungan keuangan yang luas termasuk dukungan untuk pasar obligasi korporat.
Jumlah penumpang diperkirakan turun lebih dari 16% menurut proyeksi IATA.
(sfn)