Iran Siagakan Militer setelah Virus Corona Bunuh 77 Orang

Rabu, 04 Maret 2020 - 06:38 WIB
Iran Siagakan Militer setelah Virus Corona Bunuh 77 Orang
Iran Siagakan Militer setelah Virus Corona Bunuh 77 Orang
A A A
TEHERAN - Iran menyiagakan militer sejak Selasa (3/3/2020) untuk membantu para pejabat kesehatan dalam memerangi virus Corona baru, Covid-19. Langkah itu diambil ketika Covid-19 telah menewaskan 77 orang hingga Rabu (4/3/2020).

Selain telah membunuh puluhan orang, penyakit tersebut telah membuat para pejabat tinggi marah dan bahkan mendorong Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengenakan sarung tangan sekali pakai ketika mencoba untuk meyakinkan publik.

Gara-gara virus Corona baru, para pejabat pemerintah kini duduk berjarak beberapa meter dari satu sama lain pada pertemuan-pertemuan penting sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus.

Seorang pejabat tinggi darurat dan sedikitnya 23 anggota parlemen dilaporkan positif mengidap virus itu. Bahkan ada pejabat yang meninggal.

Saat ini ada lebih dari 2.540 kasus infeksi Covid-19 di Timur Tengah, dengan jumlah terbanyak di Iran yang mencapai 2.336. Sebagian besar kasus memiliki riwayat perjalanan ke Republik Islam Iran.

Para ahli khawatir persentase kematian Iran untuk infeksi—sekarang sekitar 3,3 persen—jauh lebih tinggi daripada negara lain. Kekhawatiran itu mengindikasikan jumlah kasus infeksi di Iran kemungkinan jauh lebih besar dari angka yang dilaporkan saat ini.

Khamenei yang bersarung tangan berusaha untuk meminimalkan angka kasus infeksi Covid-19 sambil memuji para dokter dan perawat yang memerangi wabah. Dia mendesak bangsa Iran untuk berdoa.

"Bencana ini, menurut kami, bukan bencana besar, ada dan ada bencana lebih besar dari ini," kata Khamenei. "Tentu saja saya tidak ingin mengecilkan masalah ini, tapi jangan terlalu banyak membesar-besarkannya. Sesuatu telah terjadi, itu akan ada di negara ini untuk sementara waktu, yang semoga singkat, dan kemudian akan hilang," ujarnya, seperti dikutip AP.

Ketika kasus meningkat secara eksponensial setiap hari, sepertinya virus tidak akan segera hilang dai negara para Mullah tersebut.

Iran berdiri sendiri ketika wabah virus itu memengaruhi pemerintahnya. Di seluruh dunia, virus ini telah menginfeksi 92.880 orang dan menyebabkan 3.168 kematian.

Kematian anggota Dewan Kemanusiaan Mohammad Mir-Mohammadi pada hari Senin menjadikannya pejabat tertinggi dalam kepemimpinan Iran yang terbunuh oleh Covid-19. Dia merupakan salah satu penasihat Khamenei. Media pemerintah bahkan menyebutnya sebagai orang kepercayaan Khamenei.

Virus sebelumnya membunuh Hadi Khosroshahi, mantan duta besar Iran untuk Vatikan yang merupakan anggota parlemen yang baru terpilih. Ahmad Tuyserkani, seorang penasihat kepala peradilan Iran, meninggal Senin malam karena virus itu.

Sedangkan para pejabat yang sakit antara lain Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar, yang lebih dikenal sebagai "Suster Mary" karena pernah jadi juru bicara berbahasa Inggris untuk para mahasiswa yang merebut Kedutaan Besar AS di Teheran pada tahun 1979 dan memicu krisis penyanderaan selama 444 hari.

Pejabat lainnya yang bernasib sama adalah Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi, yang juga menjabat sebagai kepala satuan tugas pemerintah Iran untuk penanganan wabah Covid-19. Dia mencoba meremehkan virus itu sebelum jatuh sakit.

Pada hari Selasa, anggota parlemen Abdolreza Mesri mengatakan kepada program acara televisi "Young Journalists Club" bahwa 23 anggota parlemen terpapar virus Corona baru. Dia mendesak semua anggota parlemen untuk menghindari publik.

"Orang-orang ini memiliki hubungan dekat dengan sejumlah orang dan mereka membawa virus yang berbeda dari berbagai bagian negara, yang dapat menciptakan virus baru, jadi kami merekomendasikan anggota parlemen untuk memutuskan hubungan mereka dengan publik untuk saat ini," kata Mesri.

Anggota Dewan Tertinggi Koordinasi Ekonomi Iran, termasuk Presiden Hassan Rouhani, bertemu hari Selasa dan duduk beberapa meter terpisah satu sama lain. Media pemerintah tidak mengomentari langkah tersebut, atau fakta bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh lebih sedikit pejabat daripada biasanya.

Kantor berita Iran yang dikelola pemerintah, IRNA, juga melaporkan bahwa Pirhossein Koulivand, kepala layanan darurat negara itu, telah terinfeksi Covid-19. Dia dilaporkan sedang menjalani perawatan.

Khamenei memerintahkan angkatan bersenjata Iran untuk siap membantu petugas kesehatan, tetapi tidak segera jelas apa yang diperlukan terkait dengan perintah itu.

Para pejabat sebelumnya mengatakan mereka memiliki rencana untuk mengerahkan 300.000 tentara dan anggota Basij—pasukan sukarelawan dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran—untuk membersihkan area publik, mengarahkan lalu lintas dan melacak kontak yang dimiliki orang sakit dengan orang lain. IRGC juga telah menyemprotkan disinfektan pada jalan-jalan di kota-kota besar Iran.

"Apa pun yang membantu kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit itu baik dan yang membantu menyebarkannya adalah dosa," kata Khamenei pada upacara penanaman pohon tahunan. Dia tidak pernah mengenakan sarung tangan pada upacara seperti itu dalam beberapa tahun terakhir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7281 seconds (0.1#10.140)