Virus Corona Wuhan Mengganas, WHO Kembali Gelar Pertemuan Darurat
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan darurat komite ahli guna membahas apakah akan menyatakan wabah virus Corona Wuhan sebagai kondisi darurat kesehatan global atau tidak.
Penyakit ini telah membunuh lebih dari 130 orang dan menginfeksi 6.000 lebih sejak pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, China tengah pada 31 Desember lalu.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang baru saja kembali dari China, mengatakan bahwa perlu untuk mengadakan pertemuan lain - yang ketiga dalam seminggu - karena penyebaran virus di luar China.
"Saya telah memutuskan untuk mengadakan kembali Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional tentang virus corona baru (2019-nCoV) besok (Kamis) untuk memberi tahu saya apakah wabah saat ini merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," tweet Ghebreyesus.
Ia merujuk secara khusus pada bukti penularan dari manusia ke manusia di Jerman, Vietnam dan Jepang, menyebutnya sebagai perkembangan yang mengkhawatirkan.
"Sebagian besar dari 6000+ kasus virus corona baru ada di China - hanya 1%, atau 68 kasus, telah tercatat hingga saat ini di 15 negara lain. Tetapi beberapa penularan dari orang-ke-orang di 3 negara di luar China telah dilaporkan. Potensi untuk penyebaran global lebih lanjut inilah mengapa saya mengadakan Komite Darurat," terangnya.
Tedros mengatakan sebagian besar orang yang terkena virus corona menunjukkan gejala yang lebih ringan tetapi sekitar satu dari lima penderita memiliki penyakit parah.
Ia juga mengatakan WHO sangat menyesalkan kesalahan dalam tiga laporannya pekan lalu yang menggambarkan risiko global yang ditimbulkan oleh penyakit itu sebagai sedang dan bukan tinggi. Dia menempatkan kesalahan representasi itu kepada faktor kesalahan manusia. (Baca: WHO Akui Salah, Risiko Virus Corona Tinggi di Level Global )
"China membutuhkan solidaritas dan dukungan dunia," kata Tedros.
"Dunia bersatu untuk mengakhiri wabah, membangun pelajaran dari wabah masa lalu," imbuhnya seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (30/1/2020).
Virus corona baru ini diyakini berasal dari pasar hewan di Wuhan, tempat virus itu menjangkiti manusia sebelum menyebar ke seluruh China. Jumlah total infeksi di daratan China sekarang telah melampaui dari wabah Sindrom Pernafasan Akut (SARS) 2002-2003, yang mengakibatkan hampir 800 kematian.
Dokter Michael Ryan, kepala kedaruratan WHO, mengatakan pada konferensi pers hari Rabu bahwa perkiraan tingkat kematian mereka yang terkena virus corona adalah sekitar 2% - lebih rendah daripada tingkat kematian SARS yang mencapai 10%. Seperti kebanyakan penyakit, lansia, yang sangat muda dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan lain cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi.
"Kami berada di titik penting dalam situasi ini. Kami percaya rantai transmisi ini masih dapat terganggu," kata Ryan.
"Mereka mengambil tindakan luar biasa dalam menghadapi tantangan yang luar biasa," katanya, merujuk pada China.
Meskipun wabah tetap berpusat di Wuhan, kasus virus Corona Wuhan sekarang telah dilaporkan di lebih dari selusin negara.
Minggu lalu ke-16 anggota komite ahli WHO memutuskan bahwa epidemi belum memenuhi syarat sebagai darurat global, menyimpulkan sebaliknya bahwa informasi lebih lanjut diperlukan. Label itu hanya diperuntukkan bagi wabah terburuk. (Baca: WHO Belum Tetapkan Wabah Virus Wuhan Darurat Kesehatan )
Sejauh ini, status darurat global baru ditetapkan lima kali oleh badan kesehatan PBB yang berbasis di Jenewa itu termasuk untuk Ebola dan flu babi.
Penyakit ini telah membunuh lebih dari 130 orang dan menginfeksi 6.000 lebih sejak pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, China tengah pada 31 Desember lalu.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang baru saja kembali dari China, mengatakan bahwa perlu untuk mengadakan pertemuan lain - yang ketiga dalam seminggu - karena penyebaran virus di luar China.
"Saya telah memutuskan untuk mengadakan kembali Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional tentang virus corona baru (2019-nCoV) besok (Kamis) untuk memberi tahu saya apakah wabah saat ini merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," tweet Ghebreyesus.
Ia merujuk secara khusus pada bukti penularan dari manusia ke manusia di Jerman, Vietnam dan Jepang, menyebutnya sebagai perkembangan yang mengkhawatirkan.
"Sebagian besar dari 6000+ kasus virus corona baru ada di China - hanya 1%, atau 68 kasus, telah tercatat hingga saat ini di 15 negara lain. Tetapi beberapa penularan dari orang-ke-orang di 3 negara di luar China telah dilaporkan. Potensi untuk penyebaran global lebih lanjut inilah mengapa saya mengadakan Komite Darurat," terangnya.
Tedros mengatakan sebagian besar orang yang terkena virus corona menunjukkan gejala yang lebih ringan tetapi sekitar satu dari lima penderita memiliki penyakit parah.
Ia juga mengatakan WHO sangat menyesalkan kesalahan dalam tiga laporannya pekan lalu yang menggambarkan risiko global yang ditimbulkan oleh penyakit itu sebagai sedang dan bukan tinggi. Dia menempatkan kesalahan representasi itu kepada faktor kesalahan manusia. (Baca: WHO Akui Salah, Risiko Virus Corona Tinggi di Level Global )
"China membutuhkan solidaritas dan dukungan dunia," kata Tedros.
"Dunia bersatu untuk mengakhiri wabah, membangun pelajaran dari wabah masa lalu," imbuhnya seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (30/1/2020).
Virus corona baru ini diyakini berasal dari pasar hewan di Wuhan, tempat virus itu menjangkiti manusia sebelum menyebar ke seluruh China. Jumlah total infeksi di daratan China sekarang telah melampaui dari wabah Sindrom Pernafasan Akut (SARS) 2002-2003, yang mengakibatkan hampir 800 kematian.
Dokter Michael Ryan, kepala kedaruratan WHO, mengatakan pada konferensi pers hari Rabu bahwa perkiraan tingkat kematian mereka yang terkena virus corona adalah sekitar 2% - lebih rendah daripada tingkat kematian SARS yang mencapai 10%. Seperti kebanyakan penyakit, lansia, yang sangat muda dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan lain cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi.
"Kami berada di titik penting dalam situasi ini. Kami percaya rantai transmisi ini masih dapat terganggu," kata Ryan.
"Mereka mengambil tindakan luar biasa dalam menghadapi tantangan yang luar biasa," katanya, merujuk pada China.
Meskipun wabah tetap berpusat di Wuhan, kasus virus Corona Wuhan sekarang telah dilaporkan di lebih dari selusin negara.
Minggu lalu ke-16 anggota komite ahli WHO memutuskan bahwa epidemi belum memenuhi syarat sebagai darurat global, menyimpulkan sebaliknya bahwa informasi lebih lanjut diperlukan. Label itu hanya diperuntukkan bagi wabah terburuk. (Baca: WHO Belum Tetapkan Wabah Virus Wuhan Darurat Kesehatan )
Sejauh ini, status darurat global baru ditetapkan lima kali oleh badan kesehatan PBB yang berbasis di Jenewa itu termasuk untuk Ebola dan flu babi.
(ian)