AS Terkejut dan Senang Rezim Kim Jong-un Tak Berikan 'Hadiah Natal'
A
A
A
SEOUL - Pemerintah Amerika Serikat (AS) senang karena rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara (Korut) tidak memberikan "hadiah Natal" yang tidak menyenangkan kepada Washington. Amerika sempat khawatir hadiah tak menyenangkan yang dimaksud Pyongyang adalah uji coba senjata nuklir.
Rezim Kim Jong-un pernah mengancam "hadiah Natal" tak menyenangkan untuk AS akan bergantung pada tindakan apa yang diambil Washington dalam perundingan denukliriasi yang saat ini telah buntu.
Sejak mengeluarkan ancaman itu, Korut belum melakukan tes senjata utamanya, yakni rudal balistik antarbenua (ICBM) dan senjata nuklir. Pyongyang telah memberi ultimatum kepada AS sampai akhir tahun 2019 untuk menawarkan konsesi kepada Korea Utara untuk menyelamatkan nasib perundingan denuklirisasi.
Pyongyang selama ini merasa telah mematuhi kesepakatan yang dibuat antara pemimpin Korut, Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump dengan tidak melakukan uji coba rudal jarak jauh dan senjata nuklir. Sebaliknya, Kim menuntut Washington mencabut sanksi yang sampai saat ini belum dilakukan.
“Bisa dibilang saya secara pribadi terkejut. Tetapi saya juga senang...tidak ada 'hadiah Natal'," kata Duta Besar AS untuk Korea Selatan, Harry Harris, kepada wartawan di Seoul, seperti dikutip AP, Sabtu (18/1/2020).
"Washington siap untuk segala kemungkinan, dan kami semua senang bahwa tidak ada tes ICBM atau uji coba (senjata) nuklir," ujarnya.
Dia mengatakan baik Presiden Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menjaga pintu untuk tetap terbuka bagi negosiasi dan berharap Kim Jong-un akan berjalan melalui pintu tersebut.
Rezim Kim Jong-un pernah mengancam "hadiah Natal" tak menyenangkan untuk AS akan bergantung pada tindakan apa yang diambil Washington dalam perundingan denukliriasi yang saat ini telah buntu.
Sejak mengeluarkan ancaman itu, Korut belum melakukan tes senjata utamanya, yakni rudal balistik antarbenua (ICBM) dan senjata nuklir. Pyongyang telah memberi ultimatum kepada AS sampai akhir tahun 2019 untuk menawarkan konsesi kepada Korea Utara untuk menyelamatkan nasib perundingan denuklirisasi.
Pyongyang selama ini merasa telah mematuhi kesepakatan yang dibuat antara pemimpin Korut, Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump dengan tidak melakukan uji coba rudal jarak jauh dan senjata nuklir. Sebaliknya, Kim menuntut Washington mencabut sanksi yang sampai saat ini belum dilakukan.
“Bisa dibilang saya secara pribadi terkejut. Tetapi saya juga senang...tidak ada 'hadiah Natal'," kata Duta Besar AS untuk Korea Selatan, Harry Harris, kepada wartawan di Seoul, seperti dikutip AP, Sabtu (18/1/2020).
"Washington siap untuk segala kemungkinan, dan kami semua senang bahwa tidak ada tes ICBM atau uji coba (senjata) nuklir," ujarnya.
Dia mengatakan baik Presiden Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menjaga pintu untuk tetap terbuka bagi negosiasi dan berharap Kim Jong-un akan berjalan melalui pintu tersebut.
(mas)