Wanita Terkaya di Afrika Incar Kursi Presiden Angola
A
A
A
LUANDA - Miliarder Angola yang terlibat dalam skandal keuangan besar-besaran, Isabel dos Santos, menyatakan ia tengah berupaya menjadi presiden negara itu.
Isabel Dos Santos (46) adalah salah satu wanita terkaya di dunia. Majalah Forbes memperkirakan kekayaannya bernilai USD2,2 miliar atau sekitar Rp30 triliun.
Ia adalah anak dari Jose Eduardo dos Santos yang memerintah Angola selama 38 tahun. Ayahnya secara kontroversial menunjuknya sebagai kepala perusahaan minyak milik negara, Sonangol, pada tahun 2016.
Ia dipecat dari jabatannya pada tahun 2017 oleh Presiden Joau Lourenco, penerus ayahnya yang dipilih sendiri. Jaksa penuntut umum berusaha untuk mendapatkan kembali uang negara sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp13 triliun dari Isabel dan koleganya karena berutang kepada negara.
Isabel dengan tegas membantah hal tersebut. Ia juga menekankan bahwa sangat berisiko bagi dirinya jika kembali ke Angola dalam situasi saat ini.
Meski begitu, ia menolak untuk mengesampingkan kemungkinan dirinya mencalonkan diri sebagai presiden. Ia mengatakan memiliki rasa patriotisme dan kewajiban yang kuat untuk negaranya.
"Memimpin adalah melayani, jadi saya akan melakukan apa paun yang dibutuhkan hidup saya," kata seperti dikutip dari BBC, Jumat (17/1/2020).
Kepada stasiun televisi Portugal, Isabel mengatakan bahwa ia mungkin akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2022.
Pengumuman ini menandai perubahan dramatis bagi seorang wanita yang secara konsisten menggambarkan dirinya sebagai pengusaha tanpa berminat dalam politik.
Sebuah pengadilan di Ibu Kota Angola, Luanda, bulan lalu memerintahkan pembekuan rekening bank dan kerajaan bisnisnya yang luas di negara kaya minyak itu. Itu dilakukan menyusul serangkaian investigasi terhadap dugaan korupsi oleh kelurga Dos Santos yang menurut jaksa penuntut umum telah merampok lebih dari USD2 miliar.
"Ini tuduhan palsu dan ini adalah bagian dari serangan yang diatur oleh pemerintah saat ini yang sepenuhnya bermotivasi politik," ujarnya.
Saudara tirinya, José Filomeno dos Santos, diadili di Angola dengan tuduhan korupsi.
Jaksa menuduh bahwa ia dan rekannya membantu mengeluarkan USD500 juta dari negara itu selama menjadi kepala Sovereign Wealth Fund Angola. Mereka mengaku tidak bersalah.
Isabel berulang kali mengecam Presiden Laurenco, yang menggantikan ayahnya dua tahun lalu sebagai presiden.
Meski berangkat dari partai yang sama, MPLA, Laurenco sejak itu mengejutkan banyak warga Angola dengan menargetkan keluarga Dos Santos sebagai bagian dari upaya anti korupsi yang lebih luas.
"Presiden Lourenço sedang memperjuangkan kekuasaan absolut. Ada keinginan kuat untuk menetralkan pengaruh (mantan) Presiden Dos Santos yang mungkin masih ada di MPLA," kata Isabel.
"Jika seorang kandidat yang berbeda muncul (menjelang pemilihan presiden 2021) yang didukung oleh mantan Presiden Dos Santos atau sekutu yang terkait dengannya, itu akan benar-benar menantang posisi (Lourenco) karena rekam jejaknya saat ini sangat, sangat buruk," tambahnya , mengutip meningkatnya pengangguran, ekonomi stagnan dan gelombang pemogokan.
Isabel bersikeras bahwa ia dijadikan kambing hitam oleh Presiden Laurenco, dan mengecam sistem peradilan Angola, menuduh jaksa agung berbohong serta menolak untuk mengizinkan pengacaranya melihat bukti yang memberatkannya.
"Saya menyesal Angola telah memilih jalan ini. Saya pikir kita semua akan kehilangan banyak hal. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bijaksana," ucapnya.
Ia menyerukan solusi politik yang dinegosiasikan untuk mengakhiri pertempuran hukumnya saat ini dan kerusakan lebih lanjut pada ekonomi Angola.
Namun bisakah ia, atau mungkin wakil atau sekutunya, melengserkan presiden saat ini dan membuka jalan bagi kepulangannya dengan kemenangan?
"Saya seorang pengusaha wanita. Banyak orang menyukai saya dan mengerti apa yang saya lakukan serta percaya pada apa yang saya lakukan," ujarnya penuh percaya diri.
"Ada ribuan orang yang kami berikan pekerjaan pertama mereka," imbuhnya, menyoroti kepercayaan bisnisnya.
Isabel pun menolak persepsi luas bahwa ia kekayaannya berutang banyak kepada presiden lama yang merupakan ayahnya. Ia menyebutnya sebagai suara-suara yang datang dari oposisi politik.
Isabel Dos Santos (46) adalah salah satu wanita terkaya di dunia. Majalah Forbes memperkirakan kekayaannya bernilai USD2,2 miliar atau sekitar Rp30 triliun.
Ia adalah anak dari Jose Eduardo dos Santos yang memerintah Angola selama 38 tahun. Ayahnya secara kontroversial menunjuknya sebagai kepala perusahaan minyak milik negara, Sonangol, pada tahun 2016.
Ia dipecat dari jabatannya pada tahun 2017 oleh Presiden Joau Lourenco, penerus ayahnya yang dipilih sendiri. Jaksa penuntut umum berusaha untuk mendapatkan kembali uang negara sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp13 triliun dari Isabel dan koleganya karena berutang kepada negara.
Isabel dengan tegas membantah hal tersebut. Ia juga menekankan bahwa sangat berisiko bagi dirinya jika kembali ke Angola dalam situasi saat ini.
Meski begitu, ia menolak untuk mengesampingkan kemungkinan dirinya mencalonkan diri sebagai presiden. Ia mengatakan memiliki rasa patriotisme dan kewajiban yang kuat untuk negaranya.
"Memimpin adalah melayani, jadi saya akan melakukan apa paun yang dibutuhkan hidup saya," kata seperti dikutip dari BBC, Jumat (17/1/2020).
Kepada stasiun televisi Portugal, Isabel mengatakan bahwa ia mungkin akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2022.
Pengumuman ini menandai perubahan dramatis bagi seorang wanita yang secara konsisten menggambarkan dirinya sebagai pengusaha tanpa berminat dalam politik.
Sebuah pengadilan di Ibu Kota Angola, Luanda, bulan lalu memerintahkan pembekuan rekening bank dan kerajaan bisnisnya yang luas di negara kaya minyak itu. Itu dilakukan menyusul serangkaian investigasi terhadap dugaan korupsi oleh kelurga Dos Santos yang menurut jaksa penuntut umum telah merampok lebih dari USD2 miliar.
"Ini tuduhan palsu dan ini adalah bagian dari serangan yang diatur oleh pemerintah saat ini yang sepenuhnya bermotivasi politik," ujarnya.
Saudara tirinya, José Filomeno dos Santos, diadili di Angola dengan tuduhan korupsi.
Jaksa menuduh bahwa ia dan rekannya membantu mengeluarkan USD500 juta dari negara itu selama menjadi kepala Sovereign Wealth Fund Angola. Mereka mengaku tidak bersalah.
Isabel berulang kali mengecam Presiden Laurenco, yang menggantikan ayahnya dua tahun lalu sebagai presiden.
Meski berangkat dari partai yang sama, MPLA, Laurenco sejak itu mengejutkan banyak warga Angola dengan menargetkan keluarga Dos Santos sebagai bagian dari upaya anti korupsi yang lebih luas.
"Presiden Lourenço sedang memperjuangkan kekuasaan absolut. Ada keinginan kuat untuk menetralkan pengaruh (mantan) Presiden Dos Santos yang mungkin masih ada di MPLA," kata Isabel.
"Jika seorang kandidat yang berbeda muncul (menjelang pemilihan presiden 2021) yang didukung oleh mantan Presiden Dos Santos atau sekutu yang terkait dengannya, itu akan benar-benar menantang posisi (Lourenco) karena rekam jejaknya saat ini sangat, sangat buruk," tambahnya , mengutip meningkatnya pengangguran, ekonomi stagnan dan gelombang pemogokan.
Isabel bersikeras bahwa ia dijadikan kambing hitam oleh Presiden Laurenco, dan mengecam sistem peradilan Angola, menuduh jaksa agung berbohong serta menolak untuk mengizinkan pengacaranya melihat bukti yang memberatkannya.
"Saya menyesal Angola telah memilih jalan ini. Saya pikir kita semua akan kehilangan banyak hal. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bijaksana," ucapnya.
Ia menyerukan solusi politik yang dinegosiasikan untuk mengakhiri pertempuran hukumnya saat ini dan kerusakan lebih lanjut pada ekonomi Angola.
Namun bisakah ia, atau mungkin wakil atau sekutunya, melengserkan presiden saat ini dan membuka jalan bagi kepulangannya dengan kemenangan?
"Saya seorang pengusaha wanita. Banyak orang menyukai saya dan mengerti apa yang saya lakukan serta percaya pada apa yang saya lakukan," ujarnya penuh percaya diri.
"Ada ribuan orang yang kami berikan pekerjaan pertama mereka," imbuhnya, menyoroti kepercayaan bisnisnya.
Isabel pun menolak persepsi luas bahwa ia kekayaannya berutang banyak kepada presiden lama yang merupakan ayahnya. Ia menyebutnya sebagai suara-suara yang datang dari oposisi politik.
(ian)