Menlu RI dan Jepang Bahas Memanasnya Situasi Timur Tengah
A
A
A
JAKARTA - Memanasnya situasi di Timur Tengah turut menjadi pembahasan dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi dan Menlu Jepang Toshimitsu Motegi. Keduanya melakukan pertemuan di Gedung Pancasila, Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Saat menyampaikan pernyataan bersama, Retno, mengatakan pertemuannya dengan Motegi juga menyinggung krisis Korea Utara (Korut).
"Kita membahas situasi di kawasan dan internasional, antara lain situasi di Timur Tengah, Laut China Selatan, Rakhine State dan situasi di Korut," kata Retno.
"Indonesia dan Jepang memiliki harapan yang sama agar semua pihak dapat menahan diri agar tidak terjadi (peningkatan) eskalasi di wilayah Timur Tengah," ujarnya.
Sedangkan Motegi mengatakan sangat penting untuk mencegah peningkatan eskalasi di Timur Tengah.
"Ketegangan memang semakin meningkat saat ini di Timur Tengah, sangat penting kita untuk mencegah eskalasi ketegangan terjadi. Oleh karena itu, kami juga sepakat untuk berusaha apa yang bisa kita lakukan untuk menstabilkan dan menenangkan kawasan setempat," katanya.
Situasi di Timur Tengah memanas setelah Amerika Serikat (AS) membunuh komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan udara di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak, sepekan lalu. Teheran kemudian meluncurkan serangan balas dendam dengan membombardir dua pangkalan militer AS di Irak.
AS lantas merespons dengan menjatuhkan sanksi keras kepada Iran. Presiden AS Donald Trump menegaskan sanksi keras terhadap Teheran akan dipertahankan sampai rezim para Mullah mengubah sikapnya.
Saat menyampaikan pernyataan bersama, Retno, mengatakan pertemuannya dengan Motegi juga menyinggung krisis Korea Utara (Korut).
"Kita membahas situasi di kawasan dan internasional, antara lain situasi di Timur Tengah, Laut China Selatan, Rakhine State dan situasi di Korut," kata Retno.
"Indonesia dan Jepang memiliki harapan yang sama agar semua pihak dapat menahan diri agar tidak terjadi (peningkatan) eskalasi di wilayah Timur Tengah," ujarnya.
Sedangkan Motegi mengatakan sangat penting untuk mencegah peningkatan eskalasi di Timur Tengah.
"Ketegangan memang semakin meningkat saat ini di Timur Tengah, sangat penting kita untuk mencegah eskalasi ketegangan terjadi. Oleh karena itu, kami juga sepakat untuk berusaha apa yang bisa kita lakukan untuk menstabilkan dan menenangkan kawasan setempat," katanya.
Situasi di Timur Tengah memanas setelah Amerika Serikat (AS) membunuh komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan udara di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak, sepekan lalu. Teheran kemudian meluncurkan serangan balas dendam dengan membombardir dua pangkalan militer AS di Irak.
AS lantas merespons dengan menjatuhkan sanksi keras kepada Iran. Presiden AS Donald Trump menegaskan sanksi keras terhadap Teheran akan dipertahankan sampai rezim para Mullah mengubah sikapnya.
(mas)