AS Yakin Iran Tembak Jatuh Pesawat Ukraina
A
A
A
WASHINGTON - Pejabat Amerika Serikat (AS) meyakini jika pesawat Ukraina yang membawa 176 orang secara tidak sengaja ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Iran.
Mengutip tinjauan ekstensif data satelit, seorang pejabat AS mengatakan pemerintah telah menyimpulkan dengan tingkat kepastian yang tinggi bahwa rudal anti-pesawat Iran menjatuhkan pesawat komersil Ukraina. Peristiwa ini terjadi pada hari yang sama ketika Iran meluncurkan serangan rudal balistik pada pasukan AS di Irak.
Pejabat itu mengatakan pesawat Ukraine International Airlines telah dilacak oleh radar Iran.
"Data menunjukkan Boeing 737-800 terbang selama dua menit setelah meninggalkan Teheran ketika tanda panas dari dua rudal permukaan-ke-udara terdeteksi," kata salah satu pejabat AS seperti dikutip dari Reuters, Jumat (10/1/2020).
"Itu segera diikuti oleh ledakan di sekitar pesawat," kata pejabat ini. Data tanda panas kemudian menunjukkan pesawat terbakar saat jatuh.
Pesawat Ukraine International Airlines mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Kiev dan menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 176 orang. Pesawat tersebut membawa sebagian besar warga Iran dan Iran-Kanada.
Ukraina telah menguraikan empat skenario potensial untuk menjelaskan kecelakaan itu, termasuk serangan rudal dan terorisme. Kiev mengatakan para penyelidiknya akan mendatangi lokasi jatuhnya pesawat guna mencari sisa-sisa rudal buatan Rusia yang kemungkinan digunakan oleh militer Iran.
Laporan awal yang dikeluarkan oleh organisasi penerbangan sipil Iran pada Kamis kemarin mengutip para saksi di darat dan dalam sebuah pesawat yang lewat mengatakan bahwa pesawat itu terbakar ketika berada di udara.
Dikatakan bahwa pesawat yang baru berusia tiga tahun itu mengalami masalah teknis tak lama setelah lepas landas dan mulai menuju ke bandara terdekat sebelum jatuh. Laporan itu mengatakan tidak ada komunikasi radio dari pilot dan bahwa pesawat menghilang dari radar pada ketinggian 2.440 meter.
Pesawat Ukraina lepas landas pada pukul 06:12 pagi waktu setempat dan diberi izin untuk naik ke ketinggian 26.000 kaki, kata laporan Iran. Pesawat itu jatuh enam menit kemudian di dekat kota Sabashahr.
Investigasi kecelakaan pesawat terbang memerlukan regulator, pakar dan perusahaan di beberapa yurisdiksi internasional untuk bekerja bersama. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menentukan penyebabnya dan mengeluarkan laporan awal dalam 24 jam jarang terjadi.
Insiden jatuhnya pesawat Ukraina ini terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal balistiknya ke dua pangkalan militer di Iran yang digunakan sebagai basis pasukan AS. Serangan rudal itu sebagai bentuk balas dendam atas tewasnya jenderal top Iran, Qassem Soleimani, dalam serangan di Bandara Baghdad, Irak, oleh pesawat nirawak AS pada akhir pekan lalu.
Mengutip tinjauan ekstensif data satelit, seorang pejabat AS mengatakan pemerintah telah menyimpulkan dengan tingkat kepastian yang tinggi bahwa rudal anti-pesawat Iran menjatuhkan pesawat komersil Ukraina. Peristiwa ini terjadi pada hari yang sama ketika Iran meluncurkan serangan rudal balistik pada pasukan AS di Irak.
Pejabat itu mengatakan pesawat Ukraine International Airlines telah dilacak oleh radar Iran.
"Data menunjukkan Boeing 737-800 terbang selama dua menit setelah meninggalkan Teheran ketika tanda panas dari dua rudal permukaan-ke-udara terdeteksi," kata salah satu pejabat AS seperti dikutip dari Reuters, Jumat (10/1/2020).
"Itu segera diikuti oleh ledakan di sekitar pesawat," kata pejabat ini. Data tanda panas kemudian menunjukkan pesawat terbakar saat jatuh.
Pesawat Ukraine International Airlines mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Kiev dan menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 176 orang. Pesawat tersebut membawa sebagian besar warga Iran dan Iran-Kanada.
Ukraina telah menguraikan empat skenario potensial untuk menjelaskan kecelakaan itu, termasuk serangan rudal dan terorisme. Kiev mengatakan para penyelidiknya akan mendatangi lokasi jatuhnya pesawat guna mencari sisa-sisa rudal buatan Rusia yang kemungkinan digunakan oleh militer Iran.
Laporan awal yang dikeluarkan oleh organisasi penerbangan sipil Iran pada Kamis kemarin mengutip para saksi di darat dan dalam sebuah pesawat yang lewat mengatakan bahwa pesawat itu terbakar ketika berada di udara.
Dikatakan bahwa pesawat yang baru berusia tiga tahun itu mengalami masalah teknis tak lama setelah lepas landas dan mulai menuju ke bandara terdekat sebelum jatuh. Laporan itu mengatakan tidak ada komunikasi radio dari pilot dan bahwa pesawat menghilang dari radar pada ketinggian 2.440 meter.
Pesawat Ukraina lepas landas pada pukul 06:12 pagi waktu setempat dan diberi izin untuk naik ke ketinggian 26.000 kaki, kata laporan Iran. Pesawat itu jatuh enam menit kemudian di dekat kota Sabashahr.
Investigasi kecelakaan pesawat terbang memerlukan regulator, pakar dan perusahaan di beberapa yurisdiksi internasional untuk bekerja bersama. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menentukan penyebabnya dan mengeluarkan laporan awal dalam 24 jam jarang terjadi.
Insiden jatuhnya pesawat Ukraina ini terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal balistiknya ke dua pangkalan militer di Iran yang digunakan sebagai basis pasukan AS. Serangan rudal itu sebagai bentuk balas dendam atas tewasnya jenderal top Iran, Qassem Soleimani, dalam serangan di Bandara Baghdad, Irak, oleh pesawat nirawak AS pada akhir pekan lalu.
(ian)