Iran Siapkan Hadiah Rp1,1 Triliun untuk Kepala Trump
A
A
A
TEHERAN - Iran menyiapkan hadiah sebesar USD80 juta (Rp1,1 triliun) bagi siapa saja yang bisa membawa kepala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sayembara ini diumumkan setelah serangan udara Amerika menewaskan komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani.
Pengumuman hadiah itu disiarkan langsung stasiun televisi Iran, Channel One, ketika jutaan orang Iran turun ke jalan untuk menghadiri pemakaman Soleimani.
"Iran memiliki 80 juta penduduk. Berdasarkan populasi Iran, kami ingin mengumpulkan USD80 juta, yang merupakan hadiah bagi mereka yang mendekati kepala Presiden Trump," bunyi eulogi pada prosesi pemakaman, yang juga disiarkan Al Arabiya, hari Minggu (5/1/2020). Eulogi adalah pidato yang disampaikan dalam upacara pemakaman seseorang. (Baca: Kian Memanas, Iran Diserukan Serang Gedung Putih )
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani telah berjanji untuk balas dendam secara keras terhadap AS atas kematian Soleimani. Ancaman balas dendam juga disuarakan kelompok-kelompok milisi pro-Iran, termasuk Hizbullah Lebanon.
Seorang anggota parlemen Iran, Abolfazl Abutorabi, dalam pidatonya yang berapi-api menyerukan warga negaranya untuk menyerang Gedung Putih secara langsung sebagai respons atas kematian Jenderal Soleimani.
"Kami dapat menyerang Gedung Putih itu sendiri, kami dapat merespons mereka di tanah Amerika. Kami memiliki kekuatan, dan insya Allah kami akan merespons pada waktu yang tepat," kata anggota parlemen Abolfazl Abutorabi pada hari Minggu, seperti dikutip dari kantor berita Iran, ILNA, Senin (6/1/2020). (Baca Juga: Situasi Memanas, KBRI Teheran Siap Evakuasi WNI di Iran
Washington menganggap Soleimani bertanggung jawab atas kematian ratusan anggota pasukan Amerika, dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)—induk dari Pasukan Quds—telah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah AS.
"Iran harus menghancurkan gigi Amerika," kata Abutorabi selama pidato di depan Parlemen Iran.
Trump sendiri pada Sabtu malam mengancam akan meningkatkan kekerasan terhadap Iran. "Biarkan ini berfungsi sebagai peringatan bahwa jika Iran menyerang setiap orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang diambil oleh Iran beberapa tahun yang lalu), beberapa (situs) di tingkat yang sangat tinggi dan penting bagi Iran dan budaya Iran," ancam Trump via Twitter.
Trump mengatakan serangan AS terhadap situs-situs Iran akan sangat cepat dan sangat keras."AS tidak menginginkan ancaman lagi!," lanjut Trump. (Baca Juga: Mengenal Jenderal Soleimani yang Dibunuh AS di Baghdad
Para pejabat militer AS mengatakan serangan rudal yang menyebabkan kematian Soleimani adalah tanggapan atas ancaman yang akan segera terjadi yang ia dan IRGC Iran lakukan terhadap warga Amerika di kawasan Timur Tengah.
Sejak pembunuhan jenderal top Iran tersebut, Departemen Luar Negeri AS dan Pentagon telah memerintahkan semua warga AS di Irak untuk segera meninggalkan negara itu.
Pengumuman hadiah itu disiarkan langsung stasiun televisi Iran, Channel One, ketika jutaan orang Iran turun ke jalan untuk menghadiri pemakaman Soleimani.
"Iran memiliki 80 juta penduduk. Berdasarkan populasi Iran, kami ingin mengumpulkan USD80 juta, yang merupakan hadiah bagi mereka yang mendekati kepala Presiden Trump," bunyi eulogi pada prosesi pemakaman, yang juga disiarkan Al Arabiya, hari Minggu (5/1/2020). Eulogi adalah pidato yang disampaikan dalam upacara pemakaman seseorang. (Baca: Kian Memanas, Iran Diserukan Serang Gedung Putih )
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani telah berjanji untuk balas dendam secara keras terhadap AS atas kematian Soleimani. Ancaman balas dendam juga disuarakan kelompok-kelompok milisi pro-Iran, termasuk Hizbullah Lebanon.
Seorang anggota parlemen Iran, Abolfazl Abutorabi, dalam pidatonya yang berapi-api menyerukan warga negaranya untuk menyerang Gedung Putih secara langsung sebagai respons atas kematian Jenderal Soleimani.
"Kami dapat menyerang Gedung Putih itu sendiri, kami dapat merespons mereka di tanah Amerika. Kami memiliki kekuatan, dan insya Allah kami akan merespons pada waktu yang tepat," kata anggota parlemen Abolfazl Abutorabi pada hari Minggu, seperti dikutip dari kantor berita Iran, ILNA, Senin (6/1/2020). (Baca Juga: Situasi Memanas, KBRI Teheran Siap Evakuasi WNI di Iran
Washington menganggap Soleimani bertanggung jawab atas kematian ratusan anggota pasukan Amerika, dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)—induk dari Pasukan Quds—telah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah AS.
"Iran harus menghancurkan gigi Amerika," kata Abutorabi selama pidato di depan Parlemen Iran.
Trump sendiri pada Sabtu malam mengancam akan meningkatkan kekerasan terhadap Iran. "Biarkan ini berfungsi sebagai peringatan bahwa jika Iran menyerang setiap orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang diambil oleh Iran beberapa tahun yang lalu), beberapa (situs) di tingkat yang sangat tinggi dan penting bagi Iran dan budaya Iran," ancam Trump via Twitter.
Trump mengatakan serangan AS terhadap situs-situs Iran akan sangat cepat dan sangat keras."AS tidak menginginkan ancaman lagi!," lanjut Trump. (Baca Juga: Mengenal Jenderal Soleimani yang Dibunuh AS di Baghdad
Para pejabat militer AS mengatakan serangan rudal yang menyebabkan kematian Soleimani adalah tanggapan atas ancaman yang akan segera terjadi yang ia dan IRGC Iran lakukan terhadap warga Amerika di kawasan Timur Tengah.
Sejak pembunuhan jenderal top Iran tersebut, Departemen Luar Negeri AS dan Pentagon telah memerintahkan semua warga AS di Irak untuk segera meninggalkan negara itu.
(mas)