Panas Dingin AS-Iran: Dari Kudeta 1953 hingga Pembunuhan Soleimani

Sabtu, 04 Januari 2020 - 09:59 WIB
Panas Dingin AS-Iran:...
Panas Dingin AS-Iran: Dari Kudeta 1953 hingga Pembunuhan Soleimani
A A A
WASHINGTON - Iran menjanjikan balas dendam yang keras setelah serangan udara Amerika Serikat (AS) di Baghdad pada hari Jumat menewaskan Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

AS mengatakan serangan itu bertujuan untuk mengganggu "serangan yang akan terjadi" yang akan membahayakan pasukan dan kepentingan Amerika di Timur Tengah. Beberapa dekade sebelum jadi musuh bebuyutan, Amerika dan Iran pernah jadi sekutu, yakni era rezim Shah Mohammed Reza Pahlavi.

Berikut ini kronologi peristiwa besar dalam hubungan antara Iran dan Amerika Serikat, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (4/1/2020).

1953-CIA membantu mengatur penggulingan Perdana Menteri Iran Mohammed Mossadegh yang populer, memulihkan kekuasaan Shah Mohammed Reza Pahlavi.

1957-Amerika Serikat dan Iran menandatangani perjanjian kerjasama nuklir sipil.

1967-Amerika Serikat memberi Iran reaktor nuklir bersama dengan bahan bakar uranium yang diperkaya 93 persen level senjata.

1968-Iran menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir yang mengizinkannya untuk memiliki program nuklir sipil sebagai imbalan atas komitmen untuk tidak memperoleh senjata nuklir.

1979-Revolusi Islam Iran memaksa rezim Shah yang didukung AS melarikan diri. Ayatollah Ruhollah Khomeini kembali dari pengasingan dan menjadi imam agama tertinggi. Saat itu, para mahasiswa fundamentalis merebut Kedutaan Besar AS di Teheran dan menyandera banyak staf diplomatik Washington.

1980-Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menyita aset Iran dan melarang sebagian besar perdagangan dengan negara para Mullah itu. Kala itu, misi penyelamatan para sandera yang diperintahkan oleh Presiden Jimmy Carter gagal.

1981-Iran melepaskan 52 sandera AS setelah Carter lengser dan Ronald Reagan dilantik sebagai presiden AS.

1984-AS memasukkan Iran sebagai negara sponsor terorisme.

1986-Reagan mengungkapkan perjanjian senjata rahasia dengan Teheran yang melanggar embargo senjata AS.

1988-Kapal perang AS, Vincennes, keliru menembak jatuh pesawat penumpang Iran di atas perairan Teluk. Insiden itu menewaskan seluruh orang di dalam pesawat, yakni 290 orang.

2002-Presiden George W. Bush menyatakan Iran, Irak, Korea Utara sebagai "poros kejahatan (axis of evil)". Para pejabat AS menuduh Teheran mengoperasikan program senjata nuklir rahasia.

2006-Washington mengatakan bersedia untuk bergabung dengan perundingan nuklir multilateral dengan Iran jika negara itu menangguhkan pengayaan nuklir.

2008-Bush untuk pertama kalinya mengirim seorang pejabat untuk secara langsung mengambil bagian dalam negosiasi nuklir dengan Iran di Jenewa.

2009-Presiden Barack Obama memberi tahu para pemimpin Iran bahwa dia akan mengulurkan tangan jika mereka "melepaskan kepalan tangan mereka".

2009-Inggris, Prancis dan Amerika Serikat mengumumkan bahwa Iran sedang membangun situs pengayaan uranium rahasia di Fordow.

2012-Undang-Undang AS memberi Obama wewenang untuk memberi sanksi kepada bank asing jika mereka gagal mengurangi impor minyak Iran secara signifikan. Penjualan minyak Iran anjlok, memicu kemerosotan ekonomi.

2013-Para pejabat AS dan Iran memulai pembicaraan rahasia yang intensif pada 2013 tentang masalah nuklir.

2013-Hassan Rouhani terpilih sebagai presiden Iran dengan tujuan meningkatkan hubungan Iran dengan dunia dan ekonominya.

Pada bulan September, Obama dan Rouhani berbicara melalui telepon, kontak tingkat tertinggi antara kedua negara dalam tiga dekade.

Pada bulan November, Iran dan enam negara besar mencapai persetujuan untuk kesepakatan nuklir "Joint Plan of Action". Iran setuju untuk mengekang pekerjaan nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi secara terbatas.

2016-Iran melepaskan 10 pelaut AS yang ditangkap di perairan teritorial Iran. Amerika Serikat dan Iran melakukan pertukaran tahanan.

2018-Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei, dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan terhadap Iran.

2019-AS menunjuk Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai "organisasi teroris" pada bulan April.

Iran mengatakan pada bulan Mei akan meningkatkan produksi uranium yang diperkaya, membatalkan komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir 2015.

Kapal-kapal tanker minyak diserang di perairan Teluk Persia pada bulan Mei dan Juni. Amerika Serikat menyalahkan Iran, sebuah tuduhan yang dibantah Teheran.

Iran menembak jatuh sebuah pesawat nirawak mata-mata AS, RQ-4 Global Hawk, pada bulan Juni yang diklaim berada di wilayah udara Iran. Iran juga menangkap sebuah kapal tanker minyak Inggris pada bulan Juli.

Kilang minyak minyak milik pemerintah Arab Saudi diserang pada bulan September oleh drone bersenjata dan rudal yang diyakini berasal dari Iran. Teheran membantah terlibat.

Pada bulan Desember, serangan terhadap pangkalan militer AS di Irak menewaskan seorang warga AS. Amerika Serikat menyalahkan milisi Irak yang didukung Iran dan menyerang basis-basis milisi itu sebagai pembalasan. Sebanyak 25 milisi Kata'ib Hizbullah tewas.

Milisi yang didukung Iran melakukan protes di luar Kedutaan Besar AS di Baghdad, menyerbu pos keamanan kedutaan.

AS melakukan serangan udara di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020) dini hari. Serangan ini menewaskan Jenderal Qassem Soleimani dan enam orang lainnya termasuk komandan mislisi Syiah Irak.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0956 seconds (0.1#10.140)