Pompeo: China Tidak Bisa Sembunyikan Pelanggaran HAM terhadap Uighur
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, mengatakan China tidak bisa menyembunyikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap Uighur. Hal itu diungkapkannya saat memberikan dukungan kepada bintang sepak bola Arsenal, Mesut Ozil, yang mengkritik perlakuan China terhadap Muslim Uighur.
"Gerai propaganda Partai Komunis Tiongkok dapat menyensor permainan Mesut Ozil dan Arsenal sepanjang musim, tetapi kebenaran akan menang," tweeted Pompeo.
"PKC tidak bisa menyembunyikan pelanggaran HAM beratnya yang dilakukan terhadap Uighur dan agama lain dari dunia," imbuhnya menggunakan akronim Partai Komunis China seperti dikutip dari CNBC, Kamis (19/12/2019).
Washington telah meningkatkan kritiknya terhadap Beijing atas warga Uighur. Awal bulan ini, DPR AS mengeluarkan undang-undang yang membutuhkan respons yang lebih kuat terhadap perlakuan Beijing terhadap minoritas Muslim Uighur.
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa antara 1 juta dan 2 juta orang, sebagian besar etnik Muslim Uighur, telah ditahan dalam kondisi yang keras di Xinjiang sebagai bagian dari apa yang disebut Beijing sebagai kampanye antiterorisme.
"Gerai propaganda Partai Komunis Tiongkok dapat menyensor permainan Mesut Ozil dan Arsenal sepanjang musim, tetapi kebenaran akan menang," tweeted Pompeo.
"PKC tidak bisa menyembunyikan pelanggaran HAM beratnya yang dilakukan terhadap Uighur dan agama lain dari dunia," imbuhnya menggunakan akronim Partai Komunis China seperti dikutip dari CNBC, Kamis (19/12/2019).
Washington telah meningkatkan kritiknya terhadap Beijing atas warga Uighur. Awal bulan ini, DPR AS mengeluarkan undang-undang yang membutuhkan respons yang lebih kuat terhadap perlakuan Beijing terhadap minoritas Muslim Uighur.
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa antara 1 juta dan 2 juta orang, sebagian besar etnik Muslim Uighur, telah ditahan dalam kondisi yang keras di Xinjiang sebagai bagian dari apa yang disebut Beijing sebagai kampanye antiterorisme.
(ian)