Kapal Perang Turki Usir Kapal Israel dari Perairan Siprus

Senin, 16 Desember 2019 - 08:27 WIB
Kapal Perang Turki Usir...
Kapal Perang Turki Usir Kapal Israel dari Perairan Siprus
A A A
TEL AVIV - Kapal-kapal perang Angkatan Laut Turki mencegat sebuah kapal Israel di perairan Siprus dan mengusirnya. Pengusiran kapal itu berlangsung dua pekan lalu, namun baru diungkap beberapa media Israel haru pada hari Minggu (15/12/2019).

Kementerian Infrastruktur Nasional, Energi dan Air Israel itu mengonfirmasi bahwa kapal Bat Galim dari Lembaga Penelitian Oseanografi dan Limnologi Israel memang sedang melakukan penelitian di perairan teritorial Siprus berkoordinasi dengan pejabat Siprus. Namun, kementerian itu tidak mengomentari pengusiran kapal Bat Galim oleh Angkatan Laut Turki.

Menurut laporan beberapa media Israel seperti Jerusalem Post dan Channel13 yang dikutip Al Jazeera, kapal-kapal Turki mengintersepsi kapal Bat Galim, meminta penjelasan tentang kegiatannya, dan kemudian meminta kapal itu meninggalkan wilayah Laut Mediterania. Kapal Israel itu menuruti permintaan tersebut.

Insiden itu terjadi beberapa pekan setelah Turki menandatangani perjanjian dengan Libya yang memetakan batas di timur Laut Mediterania. Perjanjian itu memotong apa yang dilihat Yunani sebagai wilayah laut kepulauannya.

Yunani dan Turki belum membatasi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) mereka, yang memungkinkan negara-negara lain untuk mengeksploitasi kekayaan bawah laut.

Siprus, Israel dan Mesir, yang telah melukiskan ZEE mereka, telah menemukan ladang gas lepas pantai yang dapat memberi kekuatan ekonomi mereka selama beberapa dekade.

Kesepakatan Turki-Libya memicu ketegangan regional dengan Yunani, di mana Siprus dan Mesir juga merasa mempunyai hak pengeboran minyak dan gas di wilayah tersebut.

Tiga negara itu mengatakan perjanjian baru itu tidak konsisten dengan hukum internasional. Yunani bertindak keras dengan mengusir Duta Besar Libya.

"Perjanjian ini disusun dengan itikad buruk," kata juru bicara pemerintah Yunani Stelios Petsas kepada wartawan pekan lalu.

Uni Eropa juga mengutuk perjanjian Turki dan Libya. "Itu melanggar hak berdaulat negara ketiga, tidak mematuhi Hukum Laut dan tidak dapat menghasilkan konsekuensi hukum apa pun untuk negara ketiga," kata pemerintah Uni Eropa dalam sebuah pernyataan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan perjanjian itu akan memungkinkan Turki untuk melakukan pengeboran di landas kontinen Libya dengan persetujuan Tripoli dan itu sejalan dengan hukum internasional.

"Dengan perjanjian baru antara Turki dan Libya ini, kami dapat mengadakan operasi eksplorasi bersama di ZEE yang kami tentukan. Tidak ada masalah," kata Erdogan.

"Aktor-aktor internasional lainnya tidak dapat melakukan operasi eksplorasi di wilayah-wilayah ini. Siprus Yunani, Mesir, Yunani dan Israel tidak dapat membangun jalur transmisi gas tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin dari Turki," imbuh dia.
(mas)
Berita Terkait
Mengapa Siprus Diincar...
Mengapa Siprus Diincar Banyak Negara untuk Dijadikan Pangkalan Militer?
Erdogan Tawarkan Solusi...
Erdogan Tawarkan Solusi ‘Dua Negara Terpisah’ untuk Siprus
Bersitegang dengan Turki,...
Bersitegang dengan Turki, Yunani Boyong Jet Tempur dan Kapal Perang
Turki: AS Perlu kembali...
Turki: AS Perlu kembali ke Sikap Netral terhadap Siprus
Turki Buka Dialog dengan...
Turki Buka Dialog dengan Yunani dalam Sengketa Mediterania
Yunani Siap Konfrontasi...
Yunani Siap Konfrontasi Militer dengan Turki untuk Bela Kedaulatan
Berita Terkini
Emir Qatar Tiba di Moskow,...
Emir Qatar Tiba di Moskow, Bertemu Putin Bahas Ukraina dan Timur Tengah
3 jam yang lalu
Uni Eropa Tegaskan Barat...
Uni Eropa Tegaskan Barat Tidak Ada Lagi, AS Bukan Mitra Terpenting
4 jam yang lalu
Balas Perang Tarif Trump,...
Balas Perang Tarif Trump, Presiden China Xi Jinping Galang Kekuatan di ASEAN
4 jam yang lalu
Eks Pejabat Mossad Ungkap...
Eks Pejabat Mossad Ungkap Netanyahu akan Dipaksa Terima Gencatan Senjata Tahap Kedua
5 jam yang lalu
AS Mulai Tarik Pasukan...
AS Mulai Tarik Pasukan dari Pangkalan Utama di Dekat Ladang Gas Terbesar Suriah
5 jam yang lalu
Qatar Siap Menengahi...
Qatar Siap Menengahi Konflik Rusia dan Ukraina
7 jam yang lalu
Infografis
1.525 Tentara Lapis...
1.525 Tentara Lapis Baja Israel Tuntut Diakhirinya Perang Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved