AS Bantah Bakal Kerahkan 14.000 Tentara Tambahan untuk Lawan Iran

Kamis, 05 Desember 2019 - 14:33 WIB
AS Bantah Bakal Kerahkan...
AS Bantah Bakal Kerahkan 14.000 Tentara Tambahan untuk Lawan Iran
A A A
WASHINGTON - Pentagon membantah laporan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk mengirim 14.000 tentara tambahan dan lusinan kapal perang ke Timur Tengah untuk melawan ancaman dari Iran.

Bantahan itu sebagai respons atas laporan Wall Street Journal (WSJ) yang menyebut Washington sedang mempertimbangkan pengerahan lusinan kapal perang dan tentara tambahan dua kali lipat dari jumlah pasukan yang telah dikirim ke Timur Tengah sejak awal tahun ini. WSJ mengklaim laporannya bersumber dari pejabat Washington yang tak disebutkan namanya.

Surat kabar itu mengatakan Presiden Donald Trump dapat membuat keputusan tentang penambahan pasukan mulai bulan ini. Namun Pentagon membantah keakuratan laporan itu.

"Yang jelas, laporan itu salah. AS tidak mempertimbangkan untuk mengirim 14.000 tentara tambahan ke Timur Tengah," juru bicara Pentagon, Alyssa Farah, di Twitter, Kamis (5/12/2019), seperti dikutip Sputniknews. (Baca: AS Pertimbangan Sebar 14.000 Pasukan dan Kapal Perang ke Timur Tengah )

Wilayah Teluk Persia itu telah menjadi lokasi serangkaian serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak dan kargo, di mana Amerika menuduh Iran sebagai pelakunya. Teheran juga dituduh sebagai pelaku serangan drone dan rudal terhadap fasilitas produksi minyak Aramco di Arab Saudi pada bulan September lalu. Iran telah membantah semua tuduhan tersebut.

Washington telah meningkatkan kehadiran militernya di Teluk Persia dan memperluas sanksi ekonomi terhadap Teheran. Pengerahan pasukan itu telah meningkatkan ketegangan di seluruh kawasan Timur Tengah.

Pada pertengahan November, kapal induk USS Abraham Lincoln milik Amerika Serikat berlayar melalui Selat Hormuz untuk unjuk kekuatan yang bertujuan meyakinkan sekutu Timur Tengah-nya bahwa ada ancaman dari Iran.

Pada Oktober, Menteri Pertahanan Mark Esper mengumumkan bahwa dua skuadron tempur dan baterai sistem pertahanan rudal Patriot tambahan sedang dikirim ke Arab Saudi. Selain itu, sekitar 3.000 tentara baru juga dikerahkan.

Pada hari Rabu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan negara itu bersedia untuk kembali ke meja perundingan mengenai program nuklirnya jika Amerika Serikat mencabut sanksinya. Sanksi Washington telah menghambat ekonomi Teheran dan secara tidak langsung telah berkontribusi terhadap gejolak dalam negeri Iran baru-baru ini yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak.
(mas)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8974 seconds (0.1#10.140)