Erdogan Menentang Sanksi AS Atas Iran
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan menentang sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS). Ia menegaskan bahwa Turki akan terus membeli minyak dari Iran, mengesampingkan sanksi AS yang berniat membuat ekspor minyak Negeri Mullah itu ke titik nol.
"Tidak mungkin bagi kami untuk membatalkan hubungan dengan Iran sehubungan dengan minyak dan gas alam. Kami akan terus membeli gas alam kami dari sana," kata Erdogan, ketika kembali dari Majelis Umum PBB.
Untuk diketahui, Turki adalah importir gas alam terbesar kedua Iran.
Presiden Donald Trump memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Teheran, dijuluki "kampanye tekanan maksimum", setelah menarik AS dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran.
Meski begitu, Erdogan mengakui jika sanksi AS berdampak pada perdagangan dengan Iran. Ia mengatakan perusahaan swasta Turki telah membatasi pembelian minyak dari Iran untuk menghindari tindakan hukuman. Namun, presiden Turki berjanji untuk meningkatkan perdagangan bilateral.
Tanpa gentar, Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa ia tahu sikapnya dapat mengundang langkah-langkah hukuman dari Washington.
"Mengenai masalah ini (perdagangan) terutama dan banyak masalah lainnya, kami akan melanjutkan hubungan kami dengan Iran," kata Erdogan.
Sebelumnya pada Rabu lalu, Erdogan mengatakan kepada Fox News Sanksi telah dihindari di masa lalu. "Saya, untuk satu hal, tahu bahwa sanksi tidak pernah menyelesaikan apa pun," tegasnya.
Tahun lalu, Pengadilan New York memvonis dan memenjarakan seorang eksekutif senior perbankan Halkbank milik negara Turki karena melanggar sanksi AS terhadap Iran.
Otoritas AS masih mempertimbangkan apakah akan menjatuhkan denda terhadap Halkbank, yang menurut para analis dapat mencapai miliaran dolar. Ukuran dari setiap penalti potensial secara luas dilihat sebagai pengaruh Washington terhadap Ankara.
"Tidak mungkin bagi kami untuk membatalkan hubungan dengan Iran sehubungan dengan minyak dan gas alam. Kami akan terus membeli gas alam kami dari sana," kata Erdogan, ketika kembali dari Majelis Umum PBB.
Untuk diketahui, Turki adalah importir gas alam terbesar kedua Iran.
Presiden Donald Trump memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Teheran, dijuluki "kampanye tekanan maksimum", setelah menarik AS dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran.
Meski begitu, Erdogan mengakui jika sanksi AS berdampak pada perdagangan dengan Iran. Ia mengatakan perusahaan swasta Turki telah membatasi pembelian minyak dari Iran untuk menghindari tindakan hukuman. Namun, presiden Turki berjanji untuk meningkatkan perdagangan bilateral.
Tanpa gentar, Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa ia tahu sikapnya dapat mengundang langkah-langkah hukuman dari Washington.
"Mengenai masalah ini (perdagangan) terutama dan banyak masalah lainnya, kami akan melanjutkan hubungan kami dengan Iran," kata Erdogan.
Sebelumnya pada Rabu lalu, Erdogan mengatakan kepada Fox News Sanksi telah dihindari di masa lalu. "Saya, untuk satu hal, tahu bahwa sanksi tidak pernah menyelesaikan apa pun," tegasnya.
Tahun lalu, Pengadilan New York memvonis dan memenjarakan seorang eksekutif senior perbankan Halkbank milik negara Turki karena melanggar sanksi AS terhadap Iran.
Otoritas AS masih mempertimbangkan apakah akan menjatuhkan denda terhadap Halkbank, yang menurut para analis dapat mencapai miliaran dolar. Ukuran dari setiap penalti potensial secara luas dilihat sebagai pengaruh Washington terhadap Ankara.
(ian)