Maduro Tuding AS Ingin Ganggu Pemilu Parlemen Venezuela
A
A
A
CARACAS - Presiden Venezuela, Nicholas Maduro menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) mencoba untuk mengganggu pemilihan umum (pemilu) Venezuela tahun depan. Venezuela akan menggelar pemilu parlemen pada Desember 2020 mendatang.
"Saya pribadi dapat memperingatkan publik internasional bahwa pemerintah AS saat ini dengan kebijakan ekstremis dan perang tidak konvensional yang dilancarkannya terhadap Venezuela sudah mempertimbangkan pilihan untuk melumpuhkan pemilihan parlemen," ucap Maduro, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (24/9).
Maduro menyebut hal ini karena AS tahu mereka tidak dapat memenangkan sosok yang mereka dukung bila bermain jujur. Hal ini, papar Maduro, sama seperti AS tidak dapat memenangkan pemilihan presiden pada Mei 2018.
"Jadi saya dapat meyakinkan Anda bahwa sekarang, pada bulan September, kami telah memperoleh data dari pemerintah (Donald) Trump yang ekstremis dengan cara perangnya yang tidak konvensional melawan Venezuela bermaksud untuk bertindak melawan pemilihan tahun depan untuk menyabotnya," sambungnya.
Pemilihan parlemen di Venezuela untuk memilih 167 wakil Majelis Nasional dijadwalkan berlangsung pada akhir 2020 setelah Parlemen memperpanjang masa jabatannya Mei ini. Parlemen seharusnya bekerja sampai Agustus 2019.
Negara ini juga memiliki parlemen oposisi yang dipimpin oleh presiden sementara Venezuela Juan Guaido.
Guaido didukung sebagai pemimpin Venezuela oleh AS dan sekutunya, tetapi ia tidak diakui sebagai presiden negara itu oleh banyak negara, termasuk Rusia, China, Kuba, Bolivia, dan Turki.
"Saya pribadi dapat memperingatkan publik internasional bahwa pemerintah AS saat ini dengan kebijakan ekstremis dan perang tidak konvensional yang dilancarkannya terhadap Venezuela sudah mempertimbangkan pilihan untuk melumpuhkan pemilihan parlemen," ucap Maduro, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (24/9).
Maduro menyebut hal ini karena AS tahu mereka tidak dapat memenangkan sosok yang mereka dukung bila bermain jujur. Hal ini, papar Maduro, sama seperti AS tidak dapat memenangkan pemilihan presiden pada Mei 2018.
"Jadi saya dapat meyakinkan Anda bahwa sekarang, pada bulan September, kami telah memperoleh data dari pemerintah (Donald) Trump yang ekstremis dengan cara perangnya yang tidak konvensional melawan Venezuela bermaksud untuk bertindak melawan pemilihan tahun depan untuk menyabotnya," sambungnya.
Pemilihan parlemen di Venezuela untuk memilih 167 wakil Majelis Nasional dijadwalkan berlangsung pada akhir 2020 setelah Parlemen memperpanjang masa jabatannya Mei ini. Parlemen seharusnya bekerja sampai Agustus 2019.
Negara ini juga memiliki parlemen oposisi yang dipimpin oleh presiden sementara Venezuela Juan Guaido.
Guaido didukung sebagai pemimpin Venezuela oleh AS dan sekutunya, tetapi ia tidak diakui sebagai presiden negara itu oleh banyak negara, termasuk Rusia, China, Kuba, Bolivia, dan Turki.
(esn)