Menlu AS Tuduh Pemimpin Iran Haus Darah dan Inginkan Perang

Senin, 23 September 2019 - 11:29 WIB
Menlu AS Tuduh Pemimpin...
Menlu AS Tuduh Pemimpin Iran Haus Darah dan Inginkan Perang
A A A
NEW YORK - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Michael Richard Pompeo Minggu menuduh para pemimpin Iran haus darah dan bersemangat untuk perang. Bekas direktur CIA ini menyarankan Presiden Donald Trump untuk mengambil langkah-langkah tambahan guna membalas Teheran atas dugaan perannya dalam serangan terhadap kilang minyak Arab Saudi.

"Ini adalah serangan oleh Iran terhadap dunia," kata Pompeo dalam sebuah wawancara dengan program "Face the Nation" CBS hari Minggu yang dilansir USA Today, Senin (23/9/2019).

"Kami mencari resolusi diplomatik untuk ini, tidak seperti orang Iran," kata Pompeo. Dia dan para diplomat lainnya sedang berkumpul di New York untuk sidang Majelis Umum PBB. "...Tampaknya orang Iran haus darah dan mencari perang," imbuh dia.

Retorika panas Pompeo tidak selaras dengan sikap Trump dalam menyikapi serangan 14 September terhadap kilang minyak Saudi Aramco. Serangan dengan puluhan pesawat nirawak bersenjata dan rudal jelajah itu telah melumpuhkan separuh dari produksi minyak Arab Saudi.

Tidak seperti Pompeo, Trump sejauh ini menolak untuk secara langsung menuduh Iran berada di balik serangan itu. Trump juga tidak menyamakan insiden itu dengan tindakan perang.

Trump mengatakan dia tidak ingin perang dengan Iran, dan sejauh ini, dia telah memilih respons yang hati-hati dan terbatas. Pemerintah Trump telah mengumumkan sanksi baru terhadap bank sentral Iran pada hari Jumat dan juga menyetujui pengerahan pasukan tambahan AS ke Timur Tengah untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Arab Saudi. Menteri Pertahanan Mark Esper menekankan langkah itu "bersifat defensif."

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengecam pengerahan pasukan AS ke Timur Tengah dengan menyebutnya sebagai "postur".

"Saya pikir itu semua salah arah dalam menangani masalah ini," kata Zarif kepada CBS dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Minggu. "Saya rasa sikap seperti ini tidak membantu," ujarnya.

Zarif mengatakan Iran tidak berperan dalam serangan terhadap Arab Saudi. Houthi, kelompok pemberontak Yaman pro-Teheran yang berperang dengan Arab Saudi, telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Abaikan bantahan Iran, Pompeo dan para pejabat Barat lainnya mengatakan kelompok Houthi tidak memiliki jenis persenjataan canggih yang digunakan dalam serangan itu. Mereka juga mengatakan ada bukti yang menunjukkan serangan itu datang dari utara, bukan dari Yaman atau selatan Arab Saudi.

Pompeo enggan akan mengatakan jika AS dapat membuktikan dengan pasti bahwa serangan itu diluncurkan dari wilayah Iran. Ditekan pada pertanyaan itu, dia mengatakan senjata yang digunakan dalam serangan tersebut buatan Iran, tetapi dia menghindari jawaban langsung tentang lokasi peluncuran.

"Amerika Serikat akan menanggapi dengan cara yang mencerminkan tindakan perang oleh rezim revolusioner Iran ini," katanya.

Ketika Pompeo berbicara tentang respons atau pembalasan demi membela Saudi, Trump menolak untuk mengesampingkan pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di sela-sela sidang Majelis Umum PBB. Berbicara kepada wartawan Minggu pagi ketika dia meninggalkan Gedung Putih menuju Texas, Trump mengatakan dia tidak punya rencana untuk bertemu Rouhani tetapi menambahkan bahwa "tidak ada yang pernah terjadi di luar meja."

Zarif pada awal pekan lalu mengatakan bahwa Iran tidak ingin konflik militer dengan AS, tetapi negara itu akan mempertahankan diri jika diserang. Dia memperingatkan bahwa setiap serangan oleh AS atau Arab Saudi, akan menjadi perang habis-habisan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1766 seconds (0.1#10.140)