Arab Saudi Sebut 25 Drone dan Rudal yang Hantam Kilang Minyak Aramco
A
A
A
RIYADH - Juru bicara Kementerian Pertahanan Arab Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, mengatakan serangan terhadap dua kilang minyak Aramco pada Sabtu pekan lalu tidak diragukan lagi disponsori oleh Iran. Kementerian Pertahanan menyimpulkan serangan besar-besaran itu dilakukan dengan 25 pesawat nirawak atau drone dan rudal jelajah.
"Serangan itu diluncurkan dari utara dan disponsori oleh Iran. Kami sedang bekerja untuk mengetahui titik peluncuran yang tepat," kata al-Maliki dalam konferensi pers hari Rabu.
"Bukan berasal dari Yaman, meskipun upaya terbaik Iran untuk membuatnya tampak begitu," ujarnya. Dia menambahkan bahwa drone yang digunakan dalam serangan itu berada di luar jangkauan drone yang digunakan oleh kelompok pemberontak Houthi Yaman.
Kelompok Houthi telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan besar-besaran terhadap fasilitas minyak Aramco. Dua kilang minyak Aramco yang diserang berada di Abqaiq dan Khura.
"Serangan terhadap Abqaiq, serangan terhadap ekonomi global," ujarnya, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (19/9/2019). Menurutnya, 25 pesawat tak berawak dan rudal jelajah terbang dari utara ke selatan.
Al-Maliki melanjutkan, serangan di ladang minyak Abqaiq dan Khura merupakan perpanjangan dari serangan terhadap Afif dan Dawadmi yang terjadi pada 14 Mei 2019.
Apa yang dipaparkan al-Mailiki ini mirip dengan kesimpulan seorang pejabat senior administrasi Trump yang mengatakan sekitar selusin rudal jelajah dan lebih dari 20 drone digunakan dalam serangan terhadap kilang minyak Aramco.
Intelijen AS menunjukkan bahwa serangan itu berasal dari Iran dan temuan awal Koalisi Arab menunjukkan senjata itu dibuat oleh Iran.
Iran membantah tuduhan AS yang oleh Teheran disebut sebagai "kebohongan besar". Iran memperingatkan kepada AS bahwa Teheran akan membalas dengan keras jika negara para Mullah itu menjadi sasaran serangan dengan dalih merespons serangan terhadap kilang minyak Saudi.
"Serangan itu diluncurkan dari utara dan disponsori oleh Iran. Kami sedang bekerja untuk mengetahui titik peluncuran yang tepat," kata al-Maliki dalam konferensi pers hari Rabu.
"Bukan berasal dari Yaman, meskipun upaya terbaik Iran untuk membuatnya tampak begitu," ujarnya. Dia menambahkan bahwa drone yang digunakan dalam serangan itu berada di luar jangkauan drone yang digunakan oleh kelompok pemberontak Houthi Yaman.
Kelompok Houthi telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan besar-besaran terhadap fasilitas minyak Aramco. Dua kilang minyak Aramco yang diserang berada di Abqaiq dan Khura.
"Serangan terhadap Abqaiq, serangan terhadap ekonomi global," ujarnya, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (19/9/2019). Menurutnya, 25 pesawat tak berawak dan rudal jelajah terbang dari utara ke selatan.
Al-Maliki melanjutkan, serangan di ladang minyak Abqaiq dan Khura merupakan perpanjangan dari serangan terhadap Afif dan Dawadmi yang terjadi pada 14 Mei 2019.
Apa yang dipaparkan al-Mailiki ini mirip dengan kesimpulan seorang pejabat senior administrasi Trump yang mengatakan sekitar selusin rudal jelajah dan lebih dari 20 drone digunakan dalam serangan terhadap kilang minyak Aramco.
Intelijen AS menunjukkan bahwa serangan itu berasal dari Iran dan temuan awal Koalisi Arab menunjukkan senjata itu dibuat oleh Iran.
Iran membantah tuduhan AS yang oleh Teheran disebut sebagai "kebohongan besar". Iran memperingatkan kepada AS bahwa Teheran akan membalas dengan keras jika negara para Mullah itu menjadi sasaran serangan dengan dalih merespons serangan terhadap kilang minyak Saudi.
(mas)