AS: Penjualan 280 Rudal AMRAAM ke Arab Saudi untuk Halau Serangan Udara Houthi
loading...
A
A
A
WSHINGTON - Juru bicara Pentagon mengumumkan bahwa Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mendukung keputusan Departemen Luar Negeri AS untuk menjual senjata dan rudal ke Arab Saudi . Kesepakatan yang diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS termasuk penjualan 280 AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) ke Arab Saudi, senilai USD650 juta.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri AS dan keamanan nasional AS, dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting bagi kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah," sebut pernyataan Pentagon, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (5/11/2021).
Pentagon menambahkan, bahwa perusahaan Raytheon yang berbasis di Massachusetts akan menjadi kontraktor utama untuk penjualan AIM-120 AMRAAM dan peralatan pendukungnya. Penjualan itu terjadi beberapa bulan setelah Presiden Joe Biden mengatakan dia akan mengakhiri dukungan AS untuk "operasi ofensif" Arab Saudi di Yaman, termasuk "penjualan senjata yang relevan".
Biro urusan politik-militer Departemen Luar Negeri AS mencatat dalam serangkaian tweet pada Kamis, bahwa rudal itu “tidak digunakan untuk menyerang target darat”. “Kami telah melihat peningkatan serangan lintas batas terhadap Arab Saudi selama setahun terakhir,” tambahnya.
“Rudal AIM-120C Saudi, yang dikerahkan dari pesawat Saudi, telah berperan penting dalam mencegat serangan ini, yang juga menempatkan pasukan AS dalam bahaya dan lebih dari 70.000 warga AS di Kerajaan dalam bahaya,” lanjutnya.
Penjualan tersebut tidak memerlukan persetujuan kongres. Tetapi, anggota parlemen AS dapat memblokir kesepakatan dengan meloloskan RUU penolakan di Senat dan DPR AS. Penjualan rudal tersebut mengikuti persetujuan AS atas kesepakatan pemeliharaan helikopter senilai USD500 juta untuk kerajaan Arab Saudi pada bulan September.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, penjualan rudal udara-ke-udara sepenuhnya konsisten dengan janji Pemerintah AS untuk memimpin dengan diplomasi guna mengakhiri konflik di Yaman. Sambil juga memastikan Arab Saudi memiliki sarana untuk mempertahankan diri dari serangan udara Houthi yang didukung Iran.
Intervensi Saudi di Yaman dimulai pada 2015 ketika kerajaan dan koalisi sekutu regionalnya memulai kampanye pengeboman terhadap pemberontak Houthi di negara itu, yang telah mengambil alih ibu kota Sanaa dan sebagian besar negara itu.
Arab Saudi menganggap Houthi sebagai proksi Iran, tuduhan yang ditolak oleh pemberontak dan Teheran. Perang telah memicu krisis kemanusiaan besar-besaran dan PBB mengatakan tahun lalu bahwa sekitar 233.000 orang telah tewas akibat konflik tersebut.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri AS dan keamanan nasional AS, dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting bagi kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah," sebut pernyataan Pentagon, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (5/11/2021).
Pentagon menambahkan, bahwa perusahaan Raytheon yang berbasis di Massachusetts akan menjadi kontraktor utama untuk penjualan AIM-120 AMRAAM dan peralatan pendukungnya. Penjualan itu terjadi beberapa bulan setelah Presiden Joe Biden mengatakan dia akan mengakhiri dukungan AS untuk "operasi ofensif" Arab Saudi di Yaman, termasuk "penjualan senjata yang relevan".
Biro urusan politik-militer Departemen Luar Negeri AS mencatat dalam serangkaian tweet pada Kamis, bahwa rudal itu “tidak digunakan untuk menyerang target darat”. “Kami telah melihat peningkatan serangan lintas batas terhadap Arab Saudi selama setahun terakhir,” tambahnya.
“Rudal AIM-120C Saudi, yang dikerahkan dari pesawat Saudi, telah berperan penting dalam mencegat serangan ini, yang juga menempatkan pasukan AS dalam bahaya dan lebih dari 70.000 warga AS di Kerajaan dalam bahaya,” lanjutnya.
Penjualan tersebut tidak memerlukan persetujuan kongres. Tetapi, anggota parlemen AS dapat memblokir kesepakatan dengan meloloskan RUU penolakan di Senat dan DPR AS. Penjualan rudal tersebut mengikuti persetujuan AS atas kesepakatan pemeliharaan helikopter senilai USD500 juta untuk kerajaan Arab Saudi pada bulan September.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, penjualan rudal udara-ke-udara sepenuhnya konsisten dengan janji Pemerintah AS untuk memimpin dengan diplomasi guna mengakhiri konflik di Yaman. Sambil juga memastikan Arab Saudi memiliki sarana untuk mempertahankan diri dari serangan udara Houthi yang didukung Iran.
Intervensi Saudi di Yaman dimulai pada 2015 ketika kerajaan dan koalisi sekutu regionalnya memulai kampanye pengeboman terhadap pemberontak Houthi di negara itu, yang telah mengambil alih ibu kota Sanaa dan sebagian besar negara itu.
Arab Saudi menganggap Houthi sebagai proksi Iran, tuduhan yang ditolak oleh pemberontak dan Teheran. Perang telah memicu krisis kemanusiaan besar-besaran dan PBB mengatakan tahun lalu bahwa sekitar 233.000 orang telah tewas akibat konflik tersebut.
(esn)