AS Sebar Rudal Pembunuh Kapal ke 'Halaman Belakang' China
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengirim kapal tempur pesisir (LCS) yang dipersenjatai rudal pembunuh kapal ke wilayah Indo-Pasifik. Senjata yang disebar di "halaman belakang" China itu bisa menjadi ancaman bagi kapal-kapal perang Beijing.
Kapal tempur Amerika, USS Grabielle Giffords meninggalkan San Diego, California menuju perairan Indo-Pasifik sejak hari Selasa. LCS itu membawa Naval Strike Missile yang kerap dijuluki sebagai rudal pembunuh kapal.
USS Grabielle Giffords dapat melakukan perjalanan lebih dari 100 mil laut. Kapal itu mampu secara pasif mendeteksi musuh melalui pencitraan yang tersimpan dalam otak komputernya dan dapat membunuh target dengan tepat sehingga seorang operator dapat memerintahkannya untuk membidik titik tertentu pada kapal musuh. Kini, kapal tempur Amerika itu sedang menuju Indo-Pasifik atau "halaman belakang" China.
Giffords adalah LCS kedua yang digunakan tahun ini. LCS Montgomery juga dikirim dari San Diego pada Juni.
Juru bicara Armada Pasifik AS, Kapten John Gay mengonfirmasi penempatan Giffords, yang menurutnya telah dimulai sejak 3 September 2019. Selain dilengkapi rudal pembunuh kapal, LCS Giffords juga dipersenjatai dengan drone MQ-8C Fire Scout. Drone itu merupakan platform pengawasan dan penargetan di atas cakrawala, yang mencapai kemampuan operasional awal pada bulan Juni lalu.
Seorang pejabat Angkatan Laut AS berbicara dengan syarat anonim mengatakan LCS Montgomery, yang merupakan saudara LCS Giffords, saat ini beroperasi di Teluk Thailand.
Naval Strike Missile diproduksi oleh perusahaan pertahanan Norwegia; Kongsberg Defense Systems, dengan Raytheon AS pada awal 2014. Senjata baru ini memperluas jangkauan di mana ia bisa menyerang kapal musuh lebih dari 30 mil.
Sementara itu, Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-RF) dan Angkatan Laut (PLA-N) China telah melampaui militer AS dalam hal kemampuan rudal, terutama rudal anti-kapal. Rudal anti-kapal YJ-12 memiliki jangkauan 250 mil, dan YJ-18 dapat menjangkau dan menyentuh kapal musuh pada jarak 335 mil.
"Itu adalah celah yang sangat besar," kata Robert Haddick, seorang peneliti senior yang berkunjung di Mitchell Institute for Aerospace Studies dan penasihat Komando Operasi Khusus AS, seperti dikutip Sputniknews, Sabtu (7/9/2019).
Sekadar untuk perspektif, Laut China Selatan hanya 725 mil lebarnya di titik tersempitnya, antara Vietnam dan Filipina, dan Laut Cina Timur hanya selebar 485 mil, dari Shanghai ke Prefektur Kagoshima Jepang.
"Sangat bagus bahwa Angkatan Laut melakukan perbaikan ini, tetapi ini sangat bertahap," kata Bryan Clark, pensiunan perwira kapal selam dan analis dari Pusat Penilaian Strategis dan Anggaran, kepada Defense News.
"Sudah satu dekade sejak Angkatan Laut mengatakan; 'Hei, kita perlu memulai program pesawat tak berawak semacam itu, dan kita perlu menempatkan rudal anti-kapal yang lebih baik di kapal kita'," ujar Clark.
Kapal tempur Amerika, USS Grabielle Giffords meninggalkan San Diego, California menuju perairan Indo-Pasifik sejak hari Selasa. LCS itu membawa Naval Strike Missile yang kerap dijuluki sebagai rudal pembunuh kapal.
USS Grabielle Giffords dapat melakukan perjalanan lebih dari 100 mil laut. Kapal itu mampu secara pasif mendeteksi musuh melalui pencitraan yang tersimpan dalam otak komputernya dan dapat membunuh target dengan tepat sehingga seorang operator dapat memerintahkannya untuk membidik titik tertentu pada kapal musuh. Kini, kapal tempur Amerika itu sedang menuju Indo-Pasifik atau "halaman belakang" China.
Giffords adalah LCS kedua yang digunakan tahun ini. LCS Montgomery juga dikirim dari San Diego pada Juni.
Juru bicara Armada Pasifik AS, Kapten John Gay mengonfirmasi penempatan Giffords, yang menurutnya telah dimulai sejak 3 September 2019. Selain dilengkapi rudal pembunuh kapal, LCS Giffords juga dipersenjatai dengan drone MQ-8C Fire Scout. Drone itu merupakan platform pengawasan dan penargetan di atas cakrawala, yang mencapai kemampuan operasional awal pada bulan Juni lalu.
Seorang pejabat Angkatan Laut AS berbicara dengan syarat anonim mengatakan LCS Montgomery, yang merupakan saudara LCS Giffords, saat ini beroperasi di Teluk Thailand.
Naval Strike Missile diproduksi oleh perusahaan pertahanan Norwegia; Kongsberg Defense Systems, dengan Raytheon AS pada awal 2014. Senjata baru ini memperluas jangkauan di mana ia bisa menyerang kapal musuh lebih dari 30 mil.
Sementara itu, Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-RF) dan Angkatan Laut (PLA-N) China telah melampaui militer AS dalam hal kemampuan rudal, terutama rudal anti-kapal. Rudal anti-kapal YJ-12 memiliki jangkauan 250 mil, dan YJ-18 dapat menjangkau dan menyentuh kapal musuh pada jarak 335 mil.
"Itu adalah celah yang sangat besar," kata Robert Haddick, seorang peneliti senior yang berkunjung di Mitchell Institute for Aerospace Studies dan penasihat Komando Operasi Khusus AS, seperti dikutip Sputniknews, Sabtu (7/9/2019).
Sekadar untuk perspektif, Laut China Selatan hanya 725 mil lebarnya di titik tersempitnya, antara Vietnam dan Filipina, dan Laut Cina Timur hanya selebar 485 mil, dari Shanghai ke Prefektur Kagoshima Jepang.
"Sangat bagus bahwa Angkatan Laut melakukan perbaikan ini, tetapi ini sangat bertahap," kata Bryan Clark, pensiunan perwira kapal selam dan analis dari Pusat Penilaian Strategis dan Anggaran, kepada Defense News.
"Sudah satu dekade sejak Angkatan Laut mengatakan; 'Hei, kita perlu memulai program pesawat tak berawak semacam itu, dan kita perlu menempatkan rudal anti-kapal yang lebih baik di kapal kita'," ujar Clark.
(mas)