Tentara Turki Mulai Berlatih Operasikan Sistem Rudal S-400 di Rusia
A
A
A
ANKARA - Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan bahwa tentaranya mulai berlatih mengoperasikan sistem pertahanan rudal S-400. Pelatihan berlangsung di kota Gatchina, Rusia.
Ankara telah membeli senjata pertahanan canggih Moskow itu dan pengirimannya sudah dimulai sejak Juli 2019.
"Pelatihan S-400 telah dimulai di Gatchina, Rusia dengan partisipasi personel Komando Angkatan Udara sebagai bagian dari proyek sistem pertahanan udara dan rudal jarak jauh," kata kementerian itu dikutip dari akun Twitter-nya, Kamis (5/9/2019).
Kepala Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, mengungkapkan bahwa sistem pertahanan rudal yang dibeli dari Rusia akan beroperasi pada April 2020, yang berarti bahwa seluruh pesanan sistem rudal itu telah dikirim dan pelatihan tentara Ankara telah rampung.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu sebelumnya menyatakan bahwa negaranya dapat memesan S-400 tambahan jika Amerika Serikat (AS) kembali menolak untuk menjual sistem rudal Patriot.
Washington memang pernah menawarkan penjualan sistem rudal Patriot kepada Ankara sebagai alternatif pengganti S-400 Rusia. Namun, para pejabat Washington telah menyatakan bahwa tawaran itu sudah kedaluwarsa ketika Ankara menerima kiriman senjata pertahanan Moskow yang selama ini ditentang Amerika dan NATO.
Gara-gara Ankara membeli sistem rudal Rusia, AS menghentikan pengiriman pesawat jet tempur siluman F-35 yang dibeli Turki. Tak hanya itu, Washington juga mengeluarkan Ankara dari program konsorsium bersama F-35.
Menyusul keputusan AS mengenai F-35, Ankara mengumumkan bahwa mereka dapat mencari pesawat tempur pengganti dari negara lain. Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini menyatakan minatnya untuk membeli jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57.
Ankara telah membeli senjata pertahanan canggih Moskow itu dan pengirimannya sudah dimulai sejak Juli 2019.
"Pelatihan S-400 telah dimulai di Gatchina, Rusia dengan partisipasi personel Komando Angkatan Udara sebagai bagian dari proyek sistem pertahanan udara dan rudal jarak jauh," kata kementerian itu dikutip dari akun Twitter-nya, Kamis (5/9/2019).
Kepala Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, mengungkapkan bahwa sistem pertahanan rudal yang dibeli dari Rusia akan beroperasi pada April 2020, yang berarti bahwa seluruh pesanan sistem rudal itu telah dikirim dan pelatihan tentara Ankara telah rampung.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu sebelumnya menyatakan bahwa negaranya dapat memesan S-400 tambahan jika Amerika Serikat (AS) kembali menolak untuk menjual sistem rudal Patriot.
Washington memang pernah menawarkan penjualan sistem rudal Patriot kepada Ankara sebagai alternatif pengganti S-400 Rusia. Namun, para pejabat Washington telah menyatakan bahwa tawaran itu sudah kedaluwarsa ketika Ankara menerima kiriman senjata pertahanan Moskow yang selama ini ditentang Amerika dan NATO.
Gara-gara Ankara membeli sistem rudal Rusia, AS menghentikan pengiriman pesawat jet tempur siluman F-35 yang dibeli Turki. Tak hanya itu, Washington juga mengeluarkan Ankara dari program konsorsium bersama F-35.
Menyusul keputusan AS mengenai F-35, Ankara mengumumkan bahwa mereka dapat mencari pesawat tempur pengganti dari negara lain. Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini menyatakan minatnya untuk membeli jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57.
(mas)